Chapter 41.

18.7K 1.6K 106
                                    

Hari ini adalah hari dimana semua murid London International School--atau bahkan semua murid sekolah--bisa bernafas lega. Kenapa? Karena hari ini adalah hari terakhir ujian akhir yang kami tempuh selama dua minggu ini.

Akhirnya..setelah dua minggu kuhabiskan untuk belajar,dan membantu Nash plus Grace belajar,akhirnya aku bisa bersantai juga.

Dua minggu ini benar-benar sibuk untukku,dan kurasa untuk Luke juga. Aku sibuk dengan ujian,dan Luke semakin sibuk dengan band nya. Kesibukan kami ini membuat aku dan Luke semakin jarang berkomunikasi,dan hal ini tentu saja membuatku semakin rindu padanya.

Dua minggu ini aku tidak bisa tetap terjaga sampai tengah malam seperti biasanya. Aku tidak bisa bertelepon dengan Luke karena perbedaan waktu yang gila-gilaan. Saat di sini siang,di tempat Luke berada sedang tengah malam. Disana siang,disini malam.

Hal ini membuatku mulai gila. Perbedaan waktu dan jarak ini mulai membuatku gila.

"Darcy,hentikan." aku mendongak menatap Chrissy bingung. hentikan apa? Apa yang harus kuhentikan? Apa dia bisa membaca pikiranku dan kemudian dia tidak suka aku berpikir tentang jarak dan waktu yang memisahkan aku dan kekasih ku?

"Hentikan apa?" Tanyaku akhirnya. Chrissy mendengus.

"Hentikan apapun yang sedang kau pikirkan karena kau saat ini terlihat menakutkan dengan kening yang berkerut seperti itu." ucapan Chrissy membuatku semakin merengut.

"Go away." gumamku. Ia merengut kan alis cantiknya.

"Kau kenapa? Kok terlihat lesuh begitu?" Tanyanya. Grace yang duduk di samping Chrissy dan sedang asyik memainkan ponsel nya pun langsung menghentikan aktivitasnya dan memutuskan untuk bergabung kedalam percakapan kami tadi.

"Mungkin Darcy disini hanya memikirkan hasil ujiannya. come on,D. kau itu jenius,paling tidak kau akan mendapat nilai 85,itu pun nilaimu yang paling rendah." ucap Grace,berusaha menghibur tapi aku hanya memutar mata.

"Seriously,Grace. aku tidak pernah memikirkan masalah nilai. Prinsipku saat ujian adalah: datang untuk mengerjakan,dan ketika pulang maka kita lupakan. aku tidak pernah memikirkan hasil,yang penting aku usaha." ucapku,kali ini gantian Grace dan juga Chrissy yang memutar mata.

"Lalu? Kenapa lesuh begitu?" Tanya Chrissy. aku menarik napas dalam dan merebahkan kepala ku di atas meja cafe yang aku datangi bersama kedua sahabat perempuan ku.

"I miss Luke." gumamku. "So fucking much." tambahku lagi.

"Awww.." Aku mendengar suara Chrissy yang dibuat dengan nada-nada menyebalkan,membuatku mau tak mau memutar mataku.

"Duh,D. aku yakin Luke juga merindukanmu." ucap Grace. "Kalian masih sering berkomunikasi kan?" Tanya Chrissy padaku. aku mengangguk.

"Ya...tapi tidak sesering dulu. Maksudku.....kami berdua sama-sama sibuk,jadi... hell! Aku sangat merindukannya." aku menggerang pelan. sumpah aku benar-benar merindukan Luke...

"Lihat sisi baik nya,D. ujian selesai,sebentar lagi kita akan liburan. kau bisa berkomunikasi dengannya sampai larut malam." ucap Chrissy,seolah tau masalahku.

Atau dia memang tau.
Dia kan juga pacaran dengan Michael.

"Aku tau. tapi walaupun aku tidak sibuk,bukan berarti Luke tidak sibuk." ucapku. kedua temanku kali ini terdiam. "Jujur,aku punya perasaan yang mengatakan bahwa Luke dan band nya akan semakin besar dan berkembang nantinya. jika saat ini aku tidak bisa mengatasi rasa rinduku,bagaimana bisa aku bertahan saat nanti 5SOS sudah sebesar The 1975?" Ucapku,akhirnya mengeluarkan semua uneg-uneg ku pada kedua sahabatku.

Little Fairy: How To Be a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang