Chapter 39.

19.2K 1.5K 70
                                    

Sebulan kemudian....

"Hello Sucker!" seruku ketika melihat wajah Luke yang muncul di layar ponselku. Luke yang ada di belahan lain dunia itu tertawa ketika mendengar ucapanku.

Aku tersenyum dan mengamati kekasihku itu. Ia tampak lelah dan mengantuk. Wajar saja,di tempat nya sekarang sudah tengah malam dan ia baru saja tampil.

Saat ini,ia bahkan berbaring di ranjangnya. aku tau dia lelah,namun ia tetap menghubungi ku melalui video call ini.

Ya..sudah sebulan aku dan Luke terpisah,tapi kami masih tetap berkomunikasi dengan lancar. Luke rajin memberiku pesan,menelepon ku,dan juga video call denganku. walaupun aku tidak bisa menemuinya secara langsung,setidaknya rasa rinduku berkurang karena alat komunikasi yang semakin canggih ini.

"Hello swallower!" ucap Luke sambil tertawa,menanggapi ledekanku tadi.

Aku memutar mata dan kemdian tersenyum.

"So? bagaimana penampilan kalian tadi?" tanyaku. Aku berjalan kearah ranjang dan kemudian berbaring disana. membuat aku merasa bahwa aku dan Luke sedang berhadapan secara langsung.

"We killed it,like always." ucapnya bangga,aku memutar mata mendengar jawaban sombong nya namun tak kuasa menahan senyuman ku yang menunjukkan betapa bangga nya aku pada bocah itu.

"Damn. aku merindukan ekspresi wajah Ashton saat ia menggebuk drum." Ucapku dengan nada yang kubuat-buat.

"Wah...senangnya ketika menyadari bahwa kekasihku sangat merindukan aku..." ucapnya sambil memajukan bibirnya,membuatku tertawa.

He's so cute omfg.

"Siapa kekasihmu?" tanyaku,mengganggu nya dan menggodanya.

"Oh kau tau lah. gadis galak yang hobby memukul orang itu." ucapnya,aku memutar mata.

"Salahmu sendiri bisa suka dengan gadis galak seperti dia." Ucapku mengejek,ia tertawa.

"Well... kurasa benar kata orang,cinta itu buta." ucapnya sambil tersenyum lebar,aku ikut tersenyum dan sesekali menggelengkan kepala melihat Luke yang tersenyum cheeky itu.

"Bagaimana kabarmu,babe?" tanyanya lagi.

Jujur,walaupun kami sudah dua bulan lebih pacaran,tapi aku masih selalu merasa berbunga-bunga ketika Luke memanggilku dengan sebutan sayang seperti itu.

"Aku baik-baik saja,Luke. seperti yang kau lihat. aku sehat dan kuat seperti biasa." ucapku sambil menunjukkan ia otot-otot ku seakan aku memiliki badan yang besar seperti tukang pukul.

"Dan kau tetap gembul seperti biasa." ejekan Luke membuatku melotot.

"Apa kau menyebutku gendut?" ucapku sambil menaikkan alis,memasang wajah garang.

"Of course not." elak Luke dan elakan nya itu bersamaan dengan suara seseorang yang berkata "of course he did."

Aku langsung mengenali suara tinggi itu.

"MICHAEL! GET YOU ASS TO THE CAM NOW!" panggilku dengan nada tak kalah melengking nya,membuat Luke meringis dan memutar mata.

"Jangan,D. dia tidak pakai celana." gumam Luke padaku,membuat ku menepuk dahi ku sendiri.

"God Michael... leave my boyfriend alone. dia tidak tertarik denganmu ataupun asetmu." ucapanku membuat Luke tertawa dan aku bisa mendengar samar-samar suara tawa Michael.

"Yeah yeah whatever,D. Tapi kau harus tau,setiap malam Luke disini selalu menggoda ku dan ingin tidur bersama ku." ucap Michael lagi,namun aku masih tidak bisa melihatnya di kamera.

Little Fairy: How To Be a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang