O30. D-day ੭ु

564 73 28
                                    

Beberapa hari yang lalu, saat Jisoo tiba di Bandara Heathrow, dia disambut oleh tiga sahabatnya yang sudah menanti di pintu keluar.

Mereka langsung menyerbu Jisoo dengan pelukan hangat. Mereka juga menertawai kekonyolan mereka yang hampir saja membuat Jisoo kehabisan oksigen karena tidak diberi ruang sama sekali untuk bernapas.

Well, kebahagiaan pertemuan pertama setelah sekian lama tidak bertemu benar-benar dirasakan oleh mereka. Bahkan Delia Courtney juga bahagia, walaupun sebenarnya ada rasa sedikit kecewa saat mengingat laki-laki yang dicintainya serta peristiwa kandasnya hubungan mereka.

Kalau boleh jujur, sebenarnya Delia berharap bahwa Jisoo akan memberikannya kejutan, dengan membawa Seokjin untuk ikut pergi ke London dan menemui dirinya.

Tapi ya ... sudahlah. Toh hubungan mereka sudah berakhir, dengan cara baik-baik saja. Keputusan untuk kembali ke kehidupan masing-masing mungkin adalah pilihan yang tepat.

Sekarang Delia tengah menikmati waktunya bersama teman-temannya di gedung pernikahan Twyla. Sembari bantu-bantu menata bunga warna-warni, Delia mendengarkan beberapa cerita lucu dari Nayeon.

"Permisi, maaf mengganggu."

Suara berat dengan ciri khas yang selalu Delia kenal, menyela keasyikannya bersama teman-temannya yang lain. Dia sempat merasa jantungnya berhenti berdetak untuk beberapa saat, namun tidak lagi saat laki-laki itu bergerak dan mengeluarkan suara lagi.

"Ini ada sedikit cemilan dan soda yang bisa kalian nikmati. Kalau dirasa masih kurang, kalian bisa ambil di belakang," ujar lelaki itu. "Omong-omong, terimakasih sudah membantu."

"Ya, sama-sama, Kevin," balas Jisoo seramah mungkin.

"Kalau begitu, aku permisi dulu," final Kevin.

"Silakan."

Delia memandang punggung Kevin yang perlahan semakin menjauh. Dia benar-benar masih belum menyangka, kalau Kevin akan menjadi suaminya Twyla, alih-alih dirinya sendiri; Delia.

Tapi ya biar bagaimanapun, Twyla adalah kembarannya. Dia tidak boleh menyimpan rasa sakit hati begitu lama. Dia harus bisa ikhlas, dan pergi meninggalkan masa lalu.

メメメ

Malam ini, Twyla dan Kevin akan mengucap janji suci, dan itu sudah mereka lakukan beberapa menit yang lalu. Sekarang yang Delia lihat adalah pemandangan yang mengharukan sekaligus menyakitkan.

Kevin perlahan membuka tudung pengantin Twyla, kemudian meniadakan jarak antar wajah mereka dan mencuri ciuman manisnya.

Tidak bisa dipungkiri, masih ada sedikit rasa sesak yang Delia rasakan. Tapi jujur ini bukan karena rasa cintanya pada Kevin, melainkan karena dia tidak bisa sebahagia Twyla malam ini.

Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, Delia mengalami dua kali patah hati. Takdir dan semesta, benar-benar berlaku tidak adil padanya. Salah apa dia? Dosa apa yang dulu dia lakukan hingga nasibnya jadi semenyedihkan ini? Ya ampun, ini benar-benar menyakitkan.

Delia akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari kerumunan, tanpa pamit pada siapapun. Dia pergi ke area belakang gedung, ke area luar ruangan, tepi kolam renang.

Air kolam yang bergerak begitu tenang, membuat Delia ikut merasa tenang. Tidak apa-apa Delia, takdir akhir tidak pernah ada yang tahu bagaimana kisahnya. Kau akan bahagia, kau harus yakin kalau kau akan bahagia.

"Hei, Delia!" Chungha datang kemudian memegang kedua pundak Delia. "Pesta pernikahan akan dimulai. Ada lagu spesial yang akan dinyanyikan sebentar lagi. Kau tidak mau pergi ke dekat panggung?"

"Tidak, aku di sini saja. Aku masih bisa lihat dari sini, kan?"

"Tapi kurasa akan lebih baik kalau kau melihat dan mendengar dari jarak dekat," ujar Chungha.

"Hei Chungha, aku dan panggung hanya berjarak beberapa meter. Aku berdiri di sini, dan panggung ada di ujung ruang sana. Tidak begitu jauh."

"Kalau begitu terserah!"

Chungha kembali pergi meninggalkan Delia. Ekspresi wajah Chungha yang tampak begitu kesal karena Delia keras kepala, tidak begitu Delia pedulikan.

Delia masih ingin menenangkan diri, walau di ujung kolam bagian sebelah sana banyak orang-orang yang bersiap untuk bersenang-senang bersama lagu yang akan dinyanyikan oleh pengisi acara.

Dia menarik napas, mengusap-usap lengannya dengan tangan dengan lembut guna memberi kenyamanan yang lebih.

Siluet pria tampan berdarah Korea Selatan tiba-tiba muncul di kepalanya saat mendengar suara yang baru saja terdengar dari atas panggung.

"Sun goes down, and we are here together. Fireflies, glow like a thousand charms. Stay with me, and you can dream forever. Right here in my arms, tonight."

Delia spontan menoleh karena merasa yakin bahwa suara yang baru saja didengarnya adalah suara Seokjin. Matanya berkaca-kaca saat mendapati Seokjin di sana, dengan senyuman dan sambil menatapnya dengan tatapan manis.

"Hi, Delia. I love you!"

Apa? Bagaimana? Kenapa bisa Seokjin ada di sini? Di depan matanya, dan mengatakan kalau dia mencintai Delia di hadapan banyak orang.

Tidak mungkin ... ini tidak mungkin hanya halusinasi Delia, 'kan? Ini benar-benar terasa begitu nyata. Delia benar-benar tidak menyangka, air matanya turun karena terlalu bahagia.

Seokjin lantas turun dari panggung. Dia berlari kecil menghampiri Delia, begitupun Delia, perempuan itu juga ikut berlari menghampiri mantan kekasih yang dirindukannya.

Tanpa memberi jeda, mereka langsung berpelukan. Membuat orang-orang yang hadir di sana sontak memberikan tepuk tangan. Tapi hal itu sama sekali tidak dipedulikan Delia. Yang Delia tahu hanyalah Seokjin, Seokjin yang berada dalam pelukannya malam ini.

"Oppa, I miss you!"

Pelukan mereka merenggang, dan sekarang mereka saling menatap mata satu sama lain. "Aku juga merindukanmu," balas Seokjin.

Seokjin mengambil sesuatu di dalam saku celananya, setelah itu dia mendadak berlutut dan membuat Delia terkejut atas apa yang dilakukannya.

"Delia Courtney, will you marry me?"

Delia semakin terharu, kepalanya menggeleng lagi. Selain karena tak percaya, Delia juga tidak bisa menerima lamaran Seokjin. Alasannya tentu karena Jisoo, dan saat itu juga Jisoo memberitahu pada Delia bahwa, "Seokjin milikmu! Terima dia menjadi suamimu dan kalian akan hidup bahagia bersama."

Delia yang tadinya menatap Jisoo―yang sedang berbicara―kemudian mengalihkan atensinya lagi pada laki-laki yang masih setia berlutut di hadapannya.

"Yes ... yes, I will!" Seokjin ikut menitikkan air mata. Detik berikutnya dia memasang cincin di jari manis Delia, dan kembali memeluk calon istrinya dengan perasaan bahagia.

Semua tamu undangan Kevin dan Twyla ikut bersorak, bahkan pasangan pengantin itu juga ikut larut dalam kisah-kasih Delia dan Seokjin. Tak hanya Kevin dan Twyla, tapi orang tua Delia juga ikut bahagia. Jisoo, Chungha, Nayeon, semuanya ikut merasakan emosi bahagia yang Delia dan Seokjin ciptakan malam ini.

Ini adalah malam yang paling berkesan bagi semua orang, terutama Seokjin dan Delia. Malam ini adalah malam pertemuan pertama mereka setelah beberapa hari berpisah, dan malam ini juga menjadi malam dimana Seokjin meminta Delia untuk menjadi istrinya di depan banyak orang.

Benar-benar malam yang penuh emosi ....

メメメ

Catatan:
Jeng-jeng, finally. Sampai ketemu di bagian epilog! Dadah guis!💜

Seoul Escape; SowjinWhere stories live. Discover now