O19. Kacau! ੭ु

467 76 24
                                    

Sojung duduk karena diminta Seokjin. Jisoo juga ikut didudukkan di samping gadis itu oleh Seokjin.

Sebenarnya, Sojung sudah kehilangan rasa semangatnya dan mendapat banyak asupan energi negatif karena atmosfer suasana hatinya.

Ya ampun, dia benar-benar muak!

"Sudah kubilang kan, kalau kita lebih baik kembali saja daripada melanjutkan perjalanan?"-Sojung menatap Jisoo dan Seokjin dengan jengkel-"Sekarang percuma saja, kita tidak bersenang-senang di sini!"

"Aku minta maaf, Sojung." Jisoo melirih, menyesal karena dia lagi-lagi gagal membuat sahabatnya bahagia.

"Jangan minta maaf! Kau tidak salah," tukas Sojung.

Kemudian dia melanjutkan kalimatnya lagi, "Di sini yang salah itu Seokjin! Dari awal, aku sudah tidak mengizinkan dia untuk ikut dan bergabung bersama kita! ... sekarang lihat, semuanya jadi kacau!"

Mendengar ucapan Sojung barusan membuat Jisoo merasa tak enak hati. Sahabatnya ini memang selalu menyakitkan hati kalau berbicara. Jisoo lantas meraih tangan Sojung dan melirih seolah meminta Sojung dengan segera meralat ucapannya, "Sojung jangan begitu."

"Kenapa? Memang benar kok kalau dia itu adalah titik dari kekacauan rencana liburan kita berdua!" balas Sojung tak mau kalah.

Jisoo lagi-lagi berusaha menenangkan Sojung, supaya Sojung berhenti berbicara dan Seokjin tidak sakit hati lagi mendengarnya.

Tapi Seokjin tiba-tiba berdehem, dan dengan kelewat baik serta kemurahan hatinya Seokjin tersenyum, sedikit terpaksa kemudian meminta maaf, "Aku benar-benar minta maaf padamu, Sojung. Tujuan awalku sebenarnya justru ingin membuatmu menikmati liburan kali ini dengan membantu segala kendala yang mungkin terjadi dalam perjalanan, alih-alih membuatmu jengkel seperti sekarang."

Sojung menatap Seokjin dengan tatapan membelalak bingung, dia masih sulit mencerna kata demi kata yang tadi laki-laki itu ucapkan. Sementara Seokjin sendiri sudah beralih pada Jisoo, "Apa kakimu masih sakit?"

"Tidak, ini sudah lebih baik," jawab Jisoo. Dia memanggil Seokjin lagi, "Saya minta maaf, ya? Jangan dipikirkan dan jangan pernah dianggap serius soal tadi."

Seokjin mengangguk. "Kalau begitu saya duluan, ya?"-Seokjin meletakkan kunci mobilnya di atas meja-"Ini kunci mobil saya, nanti pakai saja mobil saya kalau mau pulang. Saya duluan, ya?"

"Tapi Seokjin, kamu mau pulang naik apa?" tanya Jisoo.

"Taksi kan bisa," jawab Seokjin. Seokjin melirik lagi wajah Sojung yang masih ditekuk dengan jengkelnya.

Dia rasa Sojung benar-benar menanti kepergiannya dari tempat ini. Jadi ya untuk terakhir kali dia menghela napasnya, kemudian tersenyum, pamit sekali lagi dan melangkahkan kakinya untuk pergi.

Sepeninggalan laki-laki itu, Jisoo melirik Sojung dengan tatapan mencoba mengerti. Tapi sebagai sahabat yang baik, dia harus mengingatkan sahabatnya supaya tak bersikap begitu lain kali.

"Seokjin itu pria yang baik, dia beda seperti Kevin. Jadi kumohon, jangan perlakukan dia seperti itu lagi, ya?"

Jisoo sedikit terkejut saat Sojung menatapnya lumayan tajam. Jisoo takut kalau Sojung akan salah paham, jadi dia menyambung kalimatnya dengan cepat, "Aku berucap seperti tadi bukan karena Seokjin itu adalah laki-laki idamanku, aku hanya mau mengingatkan supaya kau menghindari tindakanmu yang tadi pada laki-laki manapun, bukan hanya Seokjin."

Sojung tak memberikan tanggapan apa-apa lagi, jadi Jisoo menarik dan menggenggam tangannya untuk menarik perhatian gadis itu. "Perempuan yang terlalu sensitif, tidak akan disukai laki-laki."

Seoul Escape; SowjinDove le storie prendono vita. Scoprilo ora