O11. Salah Paham ੭ु

458 81 60
                                    

Sojung duduk sembari menunggu Yuna datang menjemput. Dia juga menyibukkan diri sambil bermain dengan ponselnya.

Meski sebenarnya akan lebih tepat disebut bahwa Sojung sedang sibuk membalas beberapa pesan masuk yang dikirimkan oleh Seokjin.

"Kurang ajar," ucap Sojung setengah tertawa ketika membaca pesan yang baru saja dikirim oleh Seokjin.

Seokjin Kim
Ya tidak apa-apa, aku paham.
Namanya juga ibu-ibu, wajar kalau suka marah-marah.

You
Tapi aku bukan ibu-ibu!

Seokjin Kim
Tapi nanti pasti akan menjadi ibu-ibu 'kan?

Sojung langsung bersiap mengetik balasan pesan lagi untuk Seokjin.

You
Nanti, 'kan? Bukan sekarang!

Seokjin Kim
Kalau begitu kalimatmu yang salah.
Harusnya kau bilang kalau kau itu
belum ibu-ibu, alih-alih bukan ibu-ibu.

You
It's okay, aku terima kalau aku kalah.
Aku kelak akan menjadi ibu, tapi jangan
lupa kalau kau juga akan jadi
seorang ayah!

Saat Seokjin mengirim emoji tertawa di balasan pesan berikutnya, saat itu juga Sojung jadi ikut tertawa tidak jelas.

Seokjin Kim
Apa kita masih akan saling kenal
saat sudah menjadi orang tua, ya?

You
Kalau masih saling memberi
kabar, dan menyapa satu sama
lain aku rasa bisa.

Seokjin Kim
Kurasa juga begitu.

You
Tapi yang jadi masalah, mungkin
kita harus mengurangi keakraban
satu sama lain.
Karena di masa depan, pasti ada hati
yang harus kita jaga perasaannya.

Seokjin Kim
Ya ... aku menjaga hati istriku,
dan kau menjaga hati suamimu.

Sojung membalas pesan Seokjin dengan emoji tertawa, sebelum lanjut mengetik balasan pesan berikutnya.

You
Kira-kira, siapa di antara kita berdua
yang lebih dulu menjadi orang tua?
Kau, atau aku?

Seokjin
Aku pikir aku. Umurku dan
kau 'kan lebih matang aku.
Jadi kupikir yang akan menikah dan
punya anak pertama kali itu
adalah aku.

You
Jadi sekarang kau sudah punya
calon istri? Kapan rencananya
akan menikah?

Sojung mengernyitkan dahinya ketika tahu bahwa Seokjin hanya membaca pesannya tanpa terlihat punya niat untuk membalas pesan terakhir yang dia kirimkan.

Tapi ekspresinya sontak berubah karena notifikasi panggilan masuk dari Seokjin. Dia buru-buru mengangkatnya, dan menaruh ponselnya di telinga.

"Kau bertanya padaku mengenai calon istri, dan jawabanku atas pertanyaanmu adalah belum. Aku belum bisa menemukan gadis yang tepat―yang bisa kujadikan tempat terakhir untuk berlabuh."

Seoul Escape; SowjinWhere stories live. Discover now