Chapter 5: Hollow

1.7K 33 3
                                    

Yuka’s POV

            Aku tidak tahu apa yang harus lakukan sekarang. Semuanya sunyi. Hanya deburan ombak yang bergesekan dengan pasir-pasir pantai terus menimbulkan bunyi yang indah. Ini sudah sekitar lima menit semenjak hal yang membingungkan itu terjadi. Tidak ada komunikasi di antar kami berdua.

“Ma-maafkan aku. Bu-bukan maksudku melakukan sesuatu yang tidak baik padamu,” suara Niall memecah keheningan di antar kami berdua. Wajahnya yang putih itu terlihat memerah ditundukannya. Say something, Yuka. Ini kesempatanmu. Jangan gugup. Tarik nafasmu dalam-dalam.

“I-iya. Itu bukan salahmu,” jawabku berusaha untuk tidak panik, bergetar dan hal-hal lainnya.

“Sebenarnya aku – uhuk,” BRUAK. Tiba-tiba Niall terjatuh pingsan di depanku.

“NIALL!” seruku semakin panik ketika aku melihat wajahnya yang semakin terlihat pucat.

“Niall, bangun! Kumohon!” pintaku berusaha membangunkannya. Aku melihat sekelilingku tapi aku tidak menemukan sesosok manusia pun di sini.

“Yuka!” teriak sebuah suara dari atas langit.

Aku mengangkat kepalaku ke atas dan kudapati Gerald tengah terbang cepat ke arahku, “Gerald!”

“Ada apa dengannya?!” serunya terlihat begitu panik. Jauh lebih panik dariku.

“E-entahlah. Tiba-tiba Niall terjatuh dan…”

“Yuka?” tanya Gerald bingung ketika melihatku. Tanpa sadar aku menitikan air mataku dari kedua bola mataku.

“Jangan menangis sekarang! Kepakkan sayapku dan ikut aku!” Gerald menggendong tubuh Niall yang begitu lemas dan membawanya terbang. Aku mengikutinya dari belakang dan berusaha mengejar kepakan sayapnya yang mengepak sangat cepat.

“Kau mau membawanya ke mana?”

“Hah? Apa yang kau tanyakan? Tentu saja ke rumah sakit, bodoh!” bentaknya padaku.

“Kau yang bodoh! Kau mau membawanya langsung tanpa memberi tahu orang tuanya?!”

“Kau mau membiarkannya seperti ini terus, hah?!”

“TENANGKAN DIRIMU, GERALD! Ada apa ini?! Kau terlihat begitu panik! Kau berkata padaku jangan terbawa suasana dan lihat! Sekarang kau malah terbawa suasana! Tenangkan dirimu!” balasku membentaknya. Dia hanya terdiam.

“Maafkan aku. Kurasa memang lebih baik kita membawanya ke rumah sakit langsung,” lanjutku. Dengan cepat, kami membawa tubuh lemah Niall ke rumah sakit terdekat. Karena aku tidak ingin terjadi sesuatau padanya….

.

.

Aku memandangi tubuh Niall yang terbaring tak berdaya di atas ranjang putih rumah sakit. Sinar mentari pagi masuk melalui jendela kamar. Yah, hari ini aku tidak pergi ke sekolah karena aku ingin berada di sini. Di samping Niall. Kenapa? Kenapa harus aku yang selalu berurusan dengannya? Seharusnya tiga tahun lalu aku tidak memutuskan untuk masuk sekolah ini. Dengan begitu aku tidak akan mengenal Niall. Aku tidak akan menyukainya. Dan aku tidak akan merasa seperti ini!

“Yuka,” teriak sebuah suara yang tiba-tiba membuka pintu kamar. Aku menoleh ke belakangku dan kulihat Harry masuk dengan baju seragamnya. Tiba-tiba wajahnya terlihat kaget ketika aku melihat ke arahnya.

“Yu-yuka… wajahmu..” ucapnya mendekatiku. Yah, kurasa wajahku benar-benar terlihat sangat jelek karena aku menghabiskan malamku dengan tangisan-tangisan tak bersuara.

“Kau baik-baik saja?” tanya Harry terdengar khawatir lalu duduk di sebelahku. Aku hanya mengangguk dan menundukkan kepalaku.

“Niall baik-baik saja. Dia tidak selemah itu. Kau tidak perlu se-khawatir itu. Dia–“

Voice of The SkyWhere stories live. Discover now