Chapter 1: Voice of the Wings

3K 61 9
                                    

Aku menangis. Mereka tidak. Surga adalah sebuah perusahaan dan malaikat adalah karyawannya. Dimana setiap mili sayap yang dikepakkan adalah pertanda di mana akan roh yang kembali ke langit. Dan setiap bulu sayap yang terjatuh menandakan bahwa roh tersebut telah berhasil kembali ke langit. Aku Yuka. Malaikat penjemput roh yang bertugas menjemput roh orang mati dan mengantarnya kembali ke langit. Menjemput roh adalah tugas berat, tapi….

“Aku akan berusaha..”

“Tapi mengapa usahamu itu hanya terus memberikanmu level C?” ejek seorang malaikat berambut keriting coklat yang terus mengepak-ngepakkan sayapnya menjaga keseimbangannya di udara.

“Diam kau, Harry! Aku tahu kau berada di level A!” teriakku kesal. Malaikat itu memiliki level-levelnya masing-masing. Mulai dari yang terendah yaitu level C (awas jika kalian tertawa), lalu menengah yaitu level B, level A di posisi kedua dari pertama, dan level S level para petinggi dengan kemampuan yang sangat menakjubkan. Harry adalah partnerku. Setiap malaikat diberikan partnernya masing-masing untuk menjalankan tugasnya menjemput para roh. Dan si keriting Harry Styles ini adalah partnerku semenjak aku menjadi malaikat.

“Bodoh, mau sampai kapan kau akan terus menangis setiap menjemput lalu mengantar roh para manusia itu. Toh kau tinggal melakukan dua hal mudah itu, kan,”

“Aku itu sedih, keriting mie ramen! Kau saja yang selalu terlihat tidak niat ketika sedang menjalan tugasmu, huh. Mengapa pula peringkatmu bisa berada di level A, sih?!” balasku semakin kesal. Sudah selama sepuluh tahun aku menjadi malaikat dan berarti pula sudah sepuluh tahun aku berpasangan dengannya. Sikapnya terkadang egois, mengesalkan, menjengkelkan, mudah marah, dan terkadang ingin rasanya aku menyolok kedua bola mata hijaunya. Tapi banyak pula sisi baiknya. Sangat banyak.

“Soalnya kau bodoh, sih,” aku hanya diam menanggapi omongannya. Kusipitkan mataku dan menatapnya sinis.

“Apa? Tampangmu mirip nenek sihir,” jawabnya memanyunkan bibirnya dan menjulurkan lidah merahnya, “oh iya ngomong-ngomong ini adalah hari terakhirku menjadi partnermu,” lanjutnya yang tiba-tiba membuatku benar-benar kaget.

“HAH?! Lalu aku akan dengan siapa?!”

“Siapa pun itu bukan masalah, kan. Yang kutahu dia itu berasal dari level S,”

“Gila! Untuk apa aku harus menjadi parnert seorang level S?!”

“Biasalah saja, Yuka. Toh kau kan tidak akan terlalu repot dalam membereskan para roh itu jika bersamanya. Kalau tidak salah itu dia seorang pengawas. Habis kamu payah, sih, akhirnya level S harus ikut campur,” payah?! Aku nggak butuh pengawas! Aku ngga sebodoh itu!

“Hei, besok Niall sudah masuk, loh. Mau kusampaikan salammu untuknya atau lebih baik kusampaikan perasaanmu padanya?”

“Harry kau sungguh bodoh! Hentikan menyiksaku! Aaaaaaa!” teriakku histeris. Harry adalah satu-satunya laki-laki yang tahu bahwa aku menyukai Niall. Oh iya, Niall itu manusia teman satu sekolah kami. Dan Harry adalah teman dekatnya.

“Haaahh, padahal kau bisa mulai pendekatan dengannya,”

“Kebodohanmu mulai kambuh lagi, Harry. Itu kelewat bodoh namanya,”

“Yasudahlah kalau begitu. Aku pulang duluan, ya. Sampai ketemu besok di sekolah,” lanjutnya lalu terbang menjauh. Entahlah siapa yang akan menjadi partnerku selanjutnya. Harry yang sepopuler itu di kalangan para malaikat saja tidak tahu siapa level S yang akan menjadi partnerku. Mengapa juga, sih, level S harus menjadi partnerku. Apakah aku sebodoh itu di mata para malaikat selevel atas?! Aku ingin naik level aaaaaaaaa!

.

.

            Mailaikat hidup membaur layaknya manusia. Bersekolah, berkeluarga, berkerja, dan melakukan segala sesuatu seperti manusia. Manusia tidak akan bisa membedakan mana manusia mana malaikat. Mereka hanya akan bisa melihat para malaikat dengan kedua sayap putihnya jika seorang malaikat mencium bibir seorang manusia. Dan ketika itu wujud dari sayap para malaikat akan terlihat.

Voice of The SkyWhere stories live. Discover now