Chapter 11: Frienship

1.4K 44 20
                                    

Harry’s POV

            Aku terdiam melihat seseorang manusia berdiri di hadapanku. Kedua bola matanya hanya memandangku penuh rasa kasihan. Apa yang kau lakukan di sini bodoh. Cepat pergi.

“Harry…” suara lembut itu perlahan mulai mendekatiku.

“Maaf…” aku berbalik tanpa memandang wajahnya. Tungkak kakiku kini berdiri tepat di tepi sungai dengan beberapa centimetre darinya mengambang di udara.

“Harry, kumohon aku –“

“Abaikan semua perkataan yang aku ucapkan kemarin. Anggap saja itu hanya mainan,” kuambil tasku yang berada tepat di depanku dan mulai berjalan menjauh. “Aku lelah. Aku ingin pulang,” kutinggalkan Yuka dengan perasaan yang tidak bisa aku ungkapkan. Tiba-tiba dua buah tangan melingkar di dadaku dan perasaan hangat menyerang punggungku. Semuanya membuat jantungku berdetak kencang dan membuatku muak dengan semua suara detak jantungku sendiri.

.

.

            Matahari mulai tenggelam dan sebuah bulatan putih besar terbang melayang di atasku. Jutaan cahaya berkelip-kelip kecil berada di sisinya untuk selalu menemaninya. Kemana pun dia pergi. Kemana pun dia berada. Mereka akan selalu ada di sisinya…

“Sepuluh tahun yang lalu, ketika pertama kalinya kita bertemu. Aku ingat semua perasaan yang kau buat padaku. Aku dapat merasakan sesuatu yang berbeda darimu. Aku suka padamu. Perasaan suka seorang anak berusia delapan tahun. Dan… tahun demi tahun pun berlalu. Perasaanku padamu semakin tumbuh membesar lebih dari sekedar menyukai. Tapi lebih ke arah mencintai. Seorang laki-laki mencintai seorang perempuan. Hahaha, hal yang wajar, kan?” ucapku hanya terus menatap langit-langit tanpa berani menatap majah Yuka.

“Kenapa?” suara Yuka mulai perlahan keluar dari mulutnya dan membuatku melihat ke arahnya.

“Kenapa kau baru memberitahuku semua ini sekarang?” teriaknya penuh emosi. Ekspresi wajahku yang semula datar mulai memberikan sebuah senyuman padanya. Seketika wajah Yuka terlihat bingung.

Aku mengambil sebuah kotak berwarna pink muda dan memegangnya tepat di depanku sehingga Yuka dapat melihatnya dengan jelas. “Kau ingat kotak ini?” Yuka mengangguk menjawab pertanyaanku sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

“Akan kuberitahu kau mengapa aku tidak pernah menyatakan perasanku padamu,” lanjutku.

FLASHBACK: ON

Harry’s POV

3 tahun yang lalu

            Aku Harry. Usiaku lima belas tahun dan aku duduk di kelas satu sekolah tingkat akhir. Pekerjaanku adalah sebagai seorang pelajar dan malaikat level B. Malaikat? Yap, aku malaikat penjemput roh orang mati yang sedang dipromosikan untuk naik ke level A. Kalian tidak akan bisa membayangkan bagaimana bahagianya diriku ini.

            Hari ini adalah minggu terakhir liburan musim panas. Dan aku mendengar sebuah kabar yang menurutku super duper sangat baik. Temanku Yuka akan kembali ke kota ini setelah dia menghabiskan satu tahun bersekolah di kota seberang. Aku tidak pernah bertemu dengannya dalam wujud manusia. Hanya dalam wujud malaikat ketika kami berdua berpasangan dalam mengerjakan tugas kami sebagai malaikat. Dan hal lain yang membuatku senang adalah dia akan masuk ke sekolah yang sama denganku.

            Aku… mencintainya. Kuhabiskan tujuh tahunku bersamanya tanpa bisa menyatakan perasaanku sendiri. Hari pertama masuk sekolah setelah dua bulan libur musim panas bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Dan untuk kali ini, aku telah menyiapkan sebuah rencana untuk menyatakan perasaanku.

Voice of The SkyWhere stories live. Discover now