19 - Jatuh, Bangkit Kembali

1.5K 72 16
                                    

Srett

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Srett ... brukkk!!

Tania meraih tubuh Gatra dengan cepat dan membawa ambruk ke belakang. Sensasi perih dan panas langsung terasa di siku tangan Tania yang merengkuh penuh tubuh Gatra. Sedangkan Gatra, pemuda itu terlempar cukup keras dan langsung tak sadarkan diri.

Beberapa tim medis yang disana berhambur menghampiri Gatra dan Tania. Niana membantu Tania bangkit sedangkan yang lain panik masing-masing.

Dokter Pram memerintah beberapa perawat yang ikut serta untuk membawa Gatra ke ruangannya kembali. Pemeriksaan butuh dilakukan untuk memastikan kondisi Gatra baik-baik saja.

"Kamu nggak papa?" khawatir Niana. Napas leganya terudara kala Tania dengan gerakan cepat menarik Gatra menjauh dari bibir pagar pembatas atap gedung.

Tania menggeleng, senyumnya mengembang. Tangan sebelahnya bergerak membersihkan tangannya. Untung tidak sampai tergores. Hanya saja perih memang terasa di sikunya tapi tidak ada luka.

Setelah itu, keduanya mengekor semua orang yang sibuk membawa Gatra kembali ke ruangannya.

Setelah ditangani, kondisi Gatra membaik. Masker oksigen menutup sebagian wajahnya kembali. Hanya obat bius.

--------------------

Ketika malam menyambut, kedua netra itu menyingkap kembali. Wajahnya begitu lusuh dibalik masker oksigen. Niana yang sedari tadi menungguinya kontan saja mengembangkan senyum. Tangan yang bertautan sedari tadi tambah ia eratkan ketika pergerakan dari Gatra mulai kentara.

"Alhamdulilah ... Gatra ..."

Pemuda itu kembali gelisah di atas pembaringannya. Tangan yang Niana genggam tampak memberontak kecil. Tangan sebelahnya bergerak hendak menyingkirkan benda yang mengganggu wajahnya.

"Eits ... jangan..." halang Niana. Tangan lemah itu ia cekal sampai terhenti di udara membuat pemuda itu menatap ke arahnya. Sendu. Masih sama.

Sorot itu sendu. Tak ada raut bahagia yang Niana rindukan. Senyumannya seolah terenggut hilang bersama dukanya.

Gatra kehilangan dirinya seutuhnya. Pemuda itu terus menyalahkan dirinya sendiri. David selalu menjadi alasannya. Entah harus dengan cara apa mereka mengembalikan kondisi Gatra.

"Lepas,"

"Jangan, Tra. Kamu masih butuh itu, nanti sesak."

"Aku mau mati aja, Kak."

"Gatra, jangann ..."

Pemuda itu terus berontak. Tangan Niana yang memang masih sedikit kuat dibanding tangan Gatra memang masih mampu menahan pergerakan brutal itu namun dalam satu hentakan tubuh Niana sukses terdorong ke belakang.

Gatra yang sudah lepas dari kungkungan Niana, langsung saja bangkit dari pembaringannya. Menyingkap selimut, dan melepas kasar masker oksigen yang menghalangi wajahnya.

Same (End)Where stories live. Discover now