Part 24 - The Second Time

12.4K 690 21
                                    

Rheva's POV

Aku sedang berada di hutan pack milik Rafael. Ya, aku bosan jadi aku pergi ke hutan untuk mencari kesenangan, seperti berburu. Sebenarnya aku tidak pergi, melainkan kabur. Tentu saja sangat sulit untuk kabur karena, ya kau tau lah. Banyak warrior di sini.

Rosa bilang warrior yang menjaga menjadi lebih banyak dari pada pertama kali aku ke sini. Mungkin karena dulu Rosa pernah diculik. Aku tidak tau. Aku terus berjalan hingga aku melihat sebuah rusa. Hmm bagus sekali. Dengan cepat aku mengeluarkan cakarku dan menerkamnya.

Aku sudah puas berburu. Tiba-tiba aku merasa ada yang aneh. Aku melihat seorang warrior pingsan. Ada apa ini? aku mencoba membangunkannya. Nihil, ia tetap tidak sadar. Aku membawanya keluar hutan, namun hal lain mengejutkanku. Bukan hanya satu warrior, tapi banyak.

'Ada apa ini?' tanya Ruby

'Entahlah. Aku merasakan sesuatu yang tidak bagus'

Benar saja, setelah Rosa mengatakan itu, aku langsung di serang oleh seseorang. Aku dengan gesit menghindari serangan itu. Aku meletakkan tubuh warrior yang ku bawa ke tanah.

'Kau' ucap Rosa marah

'Siapa dia?' tanyaku

'Dia penyihir hitam itu'

Seketika aku langsung waspada. Aku memasang kuda-kudaku.

"Hahaha, lama tak jumpa, wahai pemilik kekuatan sage." Aku tak mempedulikan perkataannya.

'Sudah kuduga ia tau tentang kekuatanku. Rheva, aku akan membantumu.' Ucap Rosa.

'Aku juga, kau fokuslah pada pertarungan' lanjut Ruby.

Dengan cepat kuku tanganku memanjang, namun tidak berganti shift dengan Ruby. Aku merapalkan mantra dan menggoreskan cakarku ke udara. Cakaran angin muncul dan menyerang penyihir itu. Dengan cepat ia menghindar.

Aku berkali-kali menyerangnya dan ia cuma menghindar. Cih, apa yang dia lakukan? Sepertinya dia hanya mengulur waktu sampai tenagaku habis.

'Itu mantra penghindar. Hanya sedikit orang yang bisa melakukan mantra itu, namun konsekuensinya ia tak bisa menyerang.'

Hmm, jadi begitu asalkan dia tak menyerang itu tak masalah

'Ruby, beritahu Rafael soal ini' aku meminta Ruby untuk memanggil Rafael.

'Rheva awas' Teriak Rosa.

Seketika muncul anak panah melesat ke arahku. Terlambat, anak panah itu melukaiku. Meski aku sempat menghindar, tapi anak panah itu berhasil menggoreskan pipiku. Ada apa ini? Bukankah seharusnya ia tak bisa menyerang?

Aku mencoba untuk menyerangnya lagi. Tapi tidak terjadi apa-apa. Kuku ku pun mulai kembali seperti semua. Ada apa ini? Seketika, tubuhku juga mulai terjatuh. Aku tak bisa menggerakkan tubuhku. Sial. Ku lihat pria itu mendekat.

"Aku tau kau memiliki kekuatan yang hebat, dear. Jadi akan mudah jika aku memberimu racun pelumpuh kepadamu. Dan itu akan melumpuhkan seluruh badanmu termasuk mindlinkmu."

Aku marah dengan pria ini. dasar pengecut. Bertarunglah denganku secara adil. Dengan cepat pria ini mengangkat tubuhku dan membawaku pergi. Rafael, kenapa kau lama sekali. Tolong aku.

***

Rafael's POV

Aku sedang mengerjakan berkas-berkas Alpha yang sangat banyak ini. Huh, kertas-kertas ini tak ada habisnya. Tiba-tiba, pipi sebelah kiriku terasa sakit. Seperti tergores sesuatu. Aku spontan memegangnya.

'Rafael, cepat kemari. Hutan bagian timur, Akh' Ruby, itu mindlink dari Ruby.

Dengan cepat aku meninggalkan ruang Alpha. Apa yang terjadi. Dan kenapa Rheva bisa keluar. Di mana para warrior. Sesampainya aku di sana aku dibuat terkejut. Banyak warrior tak sadarkan diri di sini. Tanah di sekitar sini juga sedikit rusak. Bekas pertarungan.

"Rheva. Dimana kau?" teriakku.

Aku mengedarkan penglihatanku. Menajamkan penciumanku. Sial. Bahkan aroma mateku hanya ada di sini saja. Pasti ini ulah penyihir itu. Awas saja kau. Cristal. Dia pasti bisa menemukan Rheva.

Dengan cepat aku memindlink Bruce untuk mengurus warrior yang pingsan. Aku segera berlalu mencari Cristal. Aku mencarinya dimana-mana, ternyata ia sedang bersama Sheila di taman.

"Cristal. Rheva menghilang lagi" ucapku tanpa basa-basi

"Apa?" Sheila dan Cristal terkejut.

"Ini pasti ulah penyihir itu." Ucap Sheila yang kuangguki setuju.

"Cristal, carilah Rheva dengan kekuatanmu seperti dulu." Sontak Cristal menggeleng keras.

"Tidak bisa. Setelah kekuatannya bangkit, aura wizard nya tersebar kemana-mana. Aku tak bisa menemukan lokasinya dengan cara yang sama."

Sial. Disaat seperti ini justru Cristal tak bisa membantu.

"Perintahkan para warrior untuk bersiap-siap, Shel. Kita akan memeriksa mansion tua itu lagi."

Jika penyihir itu yang melakukannya lagi, pasti ia akan membawanya ke tempat itu lagi. Namun perkiraanku ternyata salah. Aku justru melangkah semakin jauh dengan mateku.

Tbc.

***

Hola, I'm back again...

Author : Kau berulah lagi?
Black Wizard : Kau lagi? Pergilah.. Aku mau pergi menemui seseorang.
Author : Kemana kau akan pergi?
Black Wizard : Enyahlah!!
Author : Kau beraninya-
Author : WAAAAA...
(Author ditendang dan sekali lagi Ia hilang di ujung langit)

...

Part 25
Aku mendarat dengan mulus di balkon lantai dua. Aku bersyukur disini tidak memiliki warrior yang banyak seperi Reflect Moon Pack, meski ada beberapa di bawah. Aku yakin mereka tak melihatku.

Black Wizard : Aku terlalu berlebihan lagi untuk kali ini..
Black Wizard : Cih, jangan lupa vote dan komen ya.. kalau tidak keselamatan gadis ini dipertaruhkan

Wizard Wolf [Complete]Where stories live. Discover now