Part 24

2.1K 297 3
                                    

"Bimo ada di bawah," kata Mama.

Loveyna mengerang. "Katakan aku sedang tidur."

Tak lama, Mama masuk lagi. "Bimo menitipkannya untukmu," katanya sambil mengangsurkan sebuah kotak.

Loveyna terima kotak itu. Lumayan berat isinya. Loveyna guncang-guncangkan sedikit. "Jangan bilang dia memasukkan binatang atau sampah."

"Buka saja." Mama melongok penasaran.

Loveyna membuka selotip pembungusnya. Napas Loveyna tertahan.

"Betulan sampah." Mama mengeluarkan potongan-potongan kertas. Ada kaus bekas, poster, mug, dan berbagai pernak-pernik lain. "Ini fotomu?"

Loveyna kenal foto itu. Itu foto yang ditempelkan Bimo di langit-langit kamar. Itu foto yang selalu dipandanginya sebelum tidur. Itu foto mereka berangkulan. Foto yang sengaja dipotong Bimo karena dia bosan dengan mukanya dan dia ingin melihat senyum Loveyna.

Ini sama sekali tidak bagus. Ada yang tidak beres.

Harusnya setiap kali Loveyna marah, dia buru-buru minta maaf. Harusnya ketika Loveyna tidak menelepon, dia menghubungi Loveyna. Harusnya ketika Loveyna tidak bertemu dia, Bimo berusaha mencari segala cara untuk melihat Loveyna.

"Sayang? Ada apa? Mengapa kamu menangis?" Mama buru-buru memeluk Loveyna.

Loveyna terisak. Apa artinya ini?

*

Loveyna menghela napas. Loveyna singkirkan kotak pemberian Bimo. Melihatnya membuat Loveyna sedih setengah mati. Apa ini jawaban Bimo Bimo memotong semuanya. Dia ingin menghapus Loveyna dari semua aspek hidupnya. Bimo ingin Loveyna menghilang seperti Loveyna tidak pernah ada di dalam hidupnya.

Itu yang kamu mau, kan?

Suara sinis berbisik di kepala Loveyna.

"Bukan ini yang aku mau," kata Loveyna pelan. Loveyna tahu Bimo terpojok. Loveyna tahu Loveyna memaksanya memilih. Hanya dia tidak menyangka Bimo akan memilih cara ini. Loveyna pikir Bimo akan minta maaf, lalu bersedia kembali ke awal.

Sahabat selamanya.

Mama yang sedari tadi bertahan di kamar Loveyna , mengerutkan kening. "Kamu bilang apa?"

"Ma, apa pendapat Mama tentang Bimo " tanya Loveyna.

"Perjelas pertanyaanmu. Mama tidak mengerti."

Loveyna hanya diam. Rasanya sulit sekali mengatakan Bimo menyukai Loveyna. Bimo ingin Loveyna jadi pacarnya. Bimo mencium bibir Loveyna. Bimo, yang kelakuannya seperti anak perempuan, berani melakukan itu semua.

Mama tertawa kecil. "Mama tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi di antara kalian."

"Sudahlah," kata Loveyna sambil mengibaskan tangan. "Lupakan saja."

"Tapi Mama bisa mengira-ngira apa yang terjadi," kata Mama. "Dan melihat ini semua, Mama yakin dugaan Mama benar."

Loveyna memandang Mama.

Mama menggeser badannya. Dia duduk di sebelah Loveyna lalu memberikan wejangan yang hampir sama seperti omongan Jimi. "Orang tidak bisa memilih siapa yang disukainya, Love. Makanya perasaan itu disebut jatuh cinta. Datangnya tidak bisa diduga."

Ah, bohong.

Loveyna cemberut. Loveyna bisa mengenali tanda-tanda jatuh cinta. Kedengarannya klise, tapi memang seperti itu. Jantung berdebar-debar tidak karuan. Badan rasanya panas dingin. Tidak bisa berhenti memikirkan orang yang disukai.

Lo Dan Mo Dan Segala KemungkinanWhere stories live. Discover now