Part 1

11K 942 29
                                    

Bimo alien.

Bimo alien karena bilang pada guru olah raganya kalau dia benci dipanggang di lapangan tanpa tujuan. Gurunya menatap Bimo aneh ketika Bimo juga mengatakan kalau dia tidak suka olahraga jenis apa pun, terutama sepak bola. Padahal sepak bola adalah olahraga wajib semua manusia berjenis kelamin laki-laki.

Bimo alien karena dia tahu nama perancang kelas dunia mulai dari sepatu-baju-tas-aksesori sampai ke baju dalam. Semua merek itu bisa diucapkan Bimo dengan fasih dan natural. Seorang laki-laki sewajarnya tidak tahu perbedaan antara Cashmere dan Merino.

Bimo tidak suka kekerasan di film Saving Private Ryan. Dia tidak suka musik keras dengan irama aneh dan menghentak-entak penuh umpatan. Bimo tidak suka bertukang. Bimo tidak suka mengotak-atik peralatan elektronik.

Bimo alien karena dia tergila-gila serial TV Korea. Tidak ada yang mengerti betapa briliannya serial Korea. Ceritanya membuat Bimo terhanyut. Dia menangis terisak-isak saat tokoh utama perempuan serial Korea meninggal karena leukemia. Bimo membayangkan dirinya sebagai tokoh utama, memeluk pemeran utama perempuan sementara matahari turun perlahan. Segalanya berwarna jingga keemasan. Angin bertiup mempermainkan rambut mereka. Bimo membayangkan dia menunduk, menatap wajah tokoh yang sudah tidak bernyawa. Perlahan muka Bimo mendekat dan...

Tentu saja hanya khayalan.

Bimo sadar diri kesempatannya bermesraan ala serial Korea hampir mustahil. Tidak ada yang menganggap Bimo sebagai laki-laki. Mana ada perempuan mau pacaran dengan laki-laki yang lebih feminin.

Aneh.

Bimo orang aneh, alien yang tidak punya tempat di masyarakat. Bimo sadar dengan keadaannya. Tanpa perlu diberitahu, seisi semesta selalu mengingatkannya.

Anak-anak bisa sangat kejam ketika melihat perbedaan. Bimo lupa bagaimana rasanya punya teman. Dulu ketika balita dan masih menganggap ayunan adalah wahana paling menyeramkan, Bimo masih bisa tertawa-tawa bersama teman sekelasnya.

Ketika tumbuh dan mulai memiliki hobi, sekelilingnya sadar kalau kesukaan Bimo berbeda dengan mereka. Semakin lama perbedaan itu semakin mencolok. Satu persatu temannya memisahkan diri, bergabung dengan kelompok mayoritas. Tidak ada yang ingin berdekatan dengan si aneh. Jangan sampai tertular. Jangan sampai kena label yang sama dengan si pecundang.

Sebagai ibu normal yang ingin anaknya punya pergaulan yang luas, tingkah menyendiri Bimo mengkhawatirkan. Dengan berbagai macam cara, ibunya mencoba membuat Bimo menjadi... lebih mirip teman-teman sebayanya.

"Bim," kata Mama suatu hari ketika melihat Bimo tidur-tiduran di sofa. "Tadi Mama lihat kayaknya ada pertandingan basket antar RT di lapangan komplek."

Bimo pura-pura tidak dengar. Dia berharap ibunya mengomel sebentar lalu kembali mengobrol tentang gosip bintang sinetron seperti biasanya.

"Jangan mengurung diri di rumah terus." Beliau duduk di dekat Bimo. Kali ini ibunya tidak melepaskan Bimo begitu saja.

Bimo mengerang. Dia tahu ibunya khawatir. Beliau cuma berusaha sebisanya, usaha yang jelas membuat Bimo jengkel bukan kepalang. "Ma, kayaknya Mama butuh kesibukan. Minta ijin ke Papa buat cari kerja."

Penghasilan ayah Bimo lebih dari cukup untuk membiayai istri dan anaknya. Ibunya memilih mengurus rumah dan mengawasi tingkah laku Bimo.

Ibunya hanya bisa menoyor kepala anak semata wayangnya lalu kembali mengomentari kelakuan antik Bimo. "Kamu jangan antipati dulu dengan mereka. Kenalan dulu."

"Malas, Ma." Gumam Bimo. Dia tidak menjelaskan kalau Bimo sudah mencoba. Suatu kali, Bimo duduk menonton anak-anak komplek bermain basket. Dia berinisiatif mengajak salah seorang bicara.

Bisik-bisik terdengar. Satu orang kelihatan ingin mendekati Bimo tapi ditahan. "Jangan. Dia aneh."

Bimo akhirnya memilih pulang. Dia berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya. Suara bisikan itu berulang-ulang terdengar di telinganya. Butuh waktu lama sebelum akhirnya Bimo sampai pada satu kesimpulan.

Yeah.

Bimo memejamkan mata.

Aku memang aneh, putusnya dalam hati. Siapa yang butuh mereka? Aku begini pun sudah bisa hidup dengan nyaman.

Lo Dan Mo Dan Segala KemungkinanWhere stories live. Discover now