KOP-10

145K 11.1K 705
                                    

Calgary, Kanada.

"Gadis itu.. muncul lagi, Kaylan."

Pria yang duduk di kursi roda itu hanya diam menatap langit biru dengan awan-awan berjalan. Kaylan Zgyleonel, pria 21 tahun berwajah manis dan berdarah Inggris. Dia memilih hidup terpisah dari keluarga dan menjalin kehidupan yang sederhana meski orangtuanya pembisnis sukses di Toronto.

"Kau tidak mendengarkan aku ya?" kata gadis yang bertekuk lutut di hadapannya.

Kaylan menoleh dan tersenyum. Melihat wajah sedih gadis itu, Kaylan pun membelai pipinya dengan sayang. Dengan gerakan tangan, pria itu bicara dengan bahasa isyarat.

"Aku.. mencintaimu, Allcia.." ucap gadis manis itu mengikuti gerakan tangan Kaylan.

Senyum Kaylan langsung menggembang. Allcia memegang tangan Kaylan yang masih menyentuh pipinya. Dengan sayang, Allcia mengelus-ngelus tangan Kaylan dengan pipinya.

"Tanpa mengatakannya, aku tahu. Cintamu itu selalu aku rasakan," kata Allcia.

Apa yang membuatmu yakin kalau aku masih mencintaimu? Sedangkan aku tidak pernah lagi berbuat hal spesial untukmu, Kaylan mengatakannya dengan bahasa isyarat.

Allcia tersenyum, "Tatapanmu itu sudah cukup bagiku. Aku bisa lihat ada cinta di matamu. Selama ini, aku tidak pernah merasa ada yang kurang darimu, Kaylan. Kau masih berbuat spesial untukku, sampai detik ini. Senyumanmu.. belaianmu dan dekapanmu, itu cukup buatku bahagia."

Allcia menatap kedua kaki Kaylan dan kembali menatap wajah tampan Kaylan. Gadis itu tersenyum padanya, tapi ia tahu kalau Allcia merasa getir dengan kondisinya. Allcia mencoba menyembunyikan kesedihannya, demi dirinya.

"Meski kakimu lumpuh, kau masih bisa beri pangkuan untukku. Masih bisa jadi bantalanku, aku selalu nyenyak tiap aku tidur dipangkuanmu. Meski kau tak bisa berjalan, kau masih punya kedua kakiku. Aku siap menopangmu.. membawamu kemanapun," ucap Allcia dengan mata berkaca-kaca.

Allcia mengecup tangan Kaylan, "Kau tak bisa bicara, tapi gerakan tanganmu ini cukup buatku mengerti. Aku tidak pernah merasa kesepian, kita bisa saling bicara dan bercanda. Kau segalanya untukku, Kaylan. Segalanya."

Kaylan melebarkan kedua tangannya. Mengerti dengan itu, Allcia pun memeluknya. Hari dimana Allcia bertemu dengan gadis pirang itu menyeruak dipikirannya, ia semakin memeluknya.

"Aku takut kau terluka lagi. Aku tidak mau kehilanganmu," gumam Allcia dan menangis.

Ingatan Kaylan terlempar pada kejadian di masa lalu. Kejadian yang membuat kakinya lumpuh dan mulutnya bisu. Allcia mengurai pelukan, ia melingkarkan tangannya di tengkuk Kaylan.

"Kaylan, kau benar. Memang lebih baik tidak ada orang yang tahu hubungan kita. Tapi.. sampai kapan?" Pertanyaan Allcia membuat Kaylan lantas menatap ke arah lain. Ia terlihat bingung.

Allcia menggenggam tangan Kaylan, "Biarkan dunia tahu hubungan kita, Kaylan. Jangan hiraukan bila ada yang tidak menyukai hubungan kita. Jangan pedulikan kekuranganmu! Mereka harus lihat, orang selemah apapun pantas dicintai! Hidup kita adalah hak kita, hanya Tuhan yang lebih tahu tentang kita."

Kaylan menatap Allcia.

"Biarkan aku melakukannya, okay? Kau setuju kan?" Allcia memberi tatapan penuh harap.

Bagaimana jika kejadian waktu itu kembali terjadi? Tanya Kaylan dengan bahasa isyarat.

Allcia menggeleng dan tersenyum lebar, "Aku bisa menyuruh orang-orang Daddy menjagamu! Sebelum itu, aku harus beritahu tentang hubungan kita padanya dan Mommy."

King Of PsychopathOù les histoires vivent. Découvrez maintenant