16. Nafsu yang bangkit

13.3K 783 18
                                    

Kaisar Han tidak percaya, jika selama satu tahun ini dirinya menyia-nyiakan seseorang yang tengah dipeluknya ini. Hidungnya sibuk menciumi aroma harum dari tubuh Permaisuri Han itu, sementara kedua tangannya sibuk memainkan buah dadanya.

Desahan, erangan dan gumaman Putri Wei Lin membuat nafsu Kaisar Han bangkit. Mendorong dirinya untuk melakukan lebih, perlahan salah satu tangannya menjalar turun dari buah dadanya perlahan turun di pusar, memainkannya dengan jari-jari besarnya,

"Ng..", Erang Gadis itu ketika tangan Kaisar Han mulai menuruni tubuhnya lagi dari pusar dan berhenti di depan daerah terlarangnya.

Sial, Kaisar Han benar-benar dihantui berbagai rasa yang aneh. Rasanya dia sudah ingin langsung menuju ke intinya, yakni memasukki tubuh Putri Wei Lin. Tapi melihat bagaimana reaksi gadis itu, membuatnya semakin ingin mengerjai gadis cantik yang telah menikah dengan dirinya selama hampir setahun lamanya.

"Yang Mulia...", Lirih Permaisuri Han mencengkram kedua sisi bak kayu dengan kuat.

Oh, Ya Dewa!, Kaisar Han meracau dalam hati. Suara gadis itu bahkan terasa mengoda telinganya, merangsang jari-jarinya untuk melakukan lebih dan lebih. "Bisikkan namaku, Wei Lin..", Lirih Kaisar Han balik setengah berbisik ditelinga Permaisuri Han yang memerah karna suhu disekitar yang meningkat serta pasokan oksigen yang menipis.

"Ya-- Yang Mulia..", Desah Permaisuri Han ketika salah satu jari Kaisar Han memasuki area terlarangnya, memainkannya pelan.

Pria itu mengigit daun telinga  Permaisuri Han yang munggil dengan ringan, "Bukan itu, Wei Lin..", Desirnya kini seraya menjilati bagian belakang daun telinga milik Putri Wei Lin.

"Namaku.., Panggil namaku..", Bisiknya lagi membuat gadis itu semakin merona malu dan menundukkan wajahnya hingga bisa menciumi aroma tubuh Kaisar Han yang memikat.

Wei Lin bergidik, tangannya spontan mencengkram kedua lengan kekar Kaisar Han yang memeluki pinggang ramping mikiknya. "Sa-- saya tidak bisa, Yang Mulia..", Lirih Wei Lin membalas dengan lemah dan terdengar tidak berdaya. Tapi, Kaisar Han terlihat tidak menyerah dan justru mempererat tangannya pada pinggang ramping Wei Lin,

"Kau bisa..tapi tidak berani, bukan begitu? Sayang..", Goda Kaisar Han. Bibirnya mencumbu, menciumi permukaan leher Wei Lin dengan pelan. Senyuman puas tersirat di bibirnya ketika mendengar desahan kecil dari Wei Lin, "Aku ingin mendengar lebih, Wei Lin. Keluarkan suaramu..",

Kaisar Han kini meraih dan mengendong tubuh basah Wei Lin, keluar dari bak kayu mandinya. Berjalan dengan pandangan lurus kearah ranjang, dengan sedikit kasar melemparkan tubuh munggil itu ke atasnya. "Aku sudah tidak tahan..", Gumam Kaisar Han. Melepaskan sepenuhnya seluruh sisa kain di tubuhnya, melemparkannya sembarangan dan beranjak naik ke atas ranjang, menindih tubuh Wei Lin yang munggil.

"Puaskan aku, Wei Lin..",

***

"Kak Wei Jin..",

Putri Xue Yue tidak bisa tidur, sebenarnya bukanlah tidak bisa. Melainkan terpaksa, ketakutan melandanya. Takut akan kecerobohan jika dia tertidur dan diserang oleh Kaisar Han secara diam-diam,

"Aku takut..", Gumamnya sambil mempererat cengkraman selimut yang menutupi seluruh tubuh munggilnya. "Kak Wei Jin..Kak Jing Ke..", Lanjutnya nyaris meneteskan air mata dari sepasabg matanya yang indah.

Beberapa kali kepalanya terantuk-antuk, kedua matanya sesekali menutup, memejam kemudian kembali terbuka ketika mendengar suara.

Klak..

Terdengar suara pintu yang dibuka dengan pelan, terlihat sosok bayangan pria yang berdiri tegap di depan pintu kamar yang kini terbuka sedikit. "Kau belum tidur..?", Tanya bayangan pria itu pada Putri Xue Yue. Gadis itu mengedip-ngedipkan matanya, mengusapinya dengan jari tangan sebelum akhirnya sadar dengan siapa dia berbicara.

"Ma-- Mana bisa saya tidur begitu saja, Yang Mulia. Saya..saya takut--", Seru Putri Xue Yue membalas pria yang ternyata adalah Kaisar Han, dengan pakaiannya yang terlihat berantakan. Tidak terikat, menampakkan dada bidangnya yang kokoh. Rambutnya yang hitam, terurai dan disinari oleh cahaya bulan.

"Oh?", Pria itu berekspresi terkejut. "Apa kau takut aku akan menyerangmu?", Tanyanya pada Putri Xue Yue yang dengan polosnya mengangguk-anggukkan kepalanya. Pria itu tertawa, melihat kepolosan dari Putri Xue Yue. Kedua kakinya melangkah memasuki kamar, berbalik dan menutup pintu kembali.

Putri Xue Yue sedikit memundurkan posisi duduknya, semakin memojok ke bagian belakang ranjang ketika Kaisar Han berjalan mendekatinya. Mendudukkan tubuhnya ke atas tepian ranjang, menepuknya dengan telapak tangan besarnya beberapa kali.

"Mm..memang ranjang ini yang paling nyaman, aku tidak bisa tidur di ranjang orang lain..", Ujarnya seraya tersenyum pada Putri Xue Yue yang menatapnya dengan tatapan was-was. "Berhenti memasang raut wajah yang seolah mengambarkan aku sebagai orang mesum, Xue Yue..",

Kau memang mesum! Seru Putri Xue Yue dalam hatinya masih tidak menuruti keinginan Kaisar Han itu, yang sewaktu-waktu mungkin akan berbahaya bagi dirinya. "Ka-- Kalau begitu kembali dan tidurlah, Yang Mulia..",

Kaisar Han, Pria itu menatap lurus pada Putri Xue Yue, memberi gadis itu sebuah senyuman. "Baik, Tapi temani aku tidur. Aku tidak akan macam-macam, Xue Yue. Aku sudah terlalu lelah untuk menyentuhmu juga, sekarang yang kubutuhkan hanya ranjang ini dan kamu berbaring di sampingku. Mengerti?",

Tidak, Aku tidak mau mengerti. Lirih Putri Xue Yue dalam hati memohon-mohon agar pria itu berubah pikiran atau mendapatkan pekerjaan malam, tapi tidak. Justru Pria itu tanpa menunggu jawaban darinya, langsung menarik diri Putri Xue Yue kedalam pelukannya. Meski masih dalam balutan selimut tetap saja, ini berbahaya pikir gadis itu.

"Berbaring!", Pintah Kaisar Han pada Putri Xue Yue yang menelan ludah karna takut ketika melihat tatapan tajam dan mengintimidasi milik pria di depannya. Tanpa sadar, gadis itu melaksanakan apa yang di pintahkan oleh Kaisar Han. Berbaring di atas ranjang, sambil memegangi selimut yang membalut seluruh tubuhnya,

Kaisar Han lagi-lagi tersenyum, "Ah, Ini bagus. Aku mendapatkan selir, dan meniduri permaisuriku dalam semalam. Bukan ini bagus, Xue Yue..?", Gumamnya membaringkan tubuh besarnya ke samping Putri Xue Yue. Memposisikan tubuhnya miring menghadap kearah gadis itu,

"Aku benar-benar tidak akan menyerangmu, Xue Yue. Tidurlah..", Bisik Kaisar Han melihat kedua bola mata Putri Xue Yue, gadis yang di paksanya berbaring di sampingnya itu melotot besar padanya. "Jikapun iya, aku akan melakukannya besok atau mungkin besok pagi. Jadi paling tidak kau punya tenaga besok..",

Wajah cantik Putri Xue Yue merah padam, kesal dan malu bercampur menjadi satu ketika mendengar perkataan Kaisar Han. "Marah? Kau bisa memukulku kalau kau mau...", Goda Kaisar Han namun Putri Xue Yue tidak akan termakan jebakan dari pria itu. Dia jelas tau, jika dia menuruti permintaan Kaisar Han maka secara otomatis selimut yang di peganginya akan terlepas.

"Kenapa? Tidak berani? Baik, aku akan melipat tanganku kebelakang. Sekarang kau bisa memukulku..",

Sial, Xue Yue. Jangan terpancing perkataannya, dia sengaja. Ya..dia sengaja melakukan itu..

Tbc.

[COMPLETE] Being Emperor MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang