2. *Detakan Jantung*

21.1K 1.1K 12
                                    

Hari kedua, setelah kedatang Pangeran Wei Jin ke istana Jing

***

Masih di istana Jing, tepatnya disebuah paviliun mewah yang ditumbuhi berbagai jenis bunga nan indah. Seorang gadis yang tidak lain adalah Putri Xue Yue tengah menangis sesegukkan sambil sesekali memaki pelan yang membuat para dayang serta pengawal yang ada disekitaran paviliun hanya bisa terdiam gelisah berharap tidak ada yang mendengar putri mereka tengah memarahi seseorang,

"Ibunda menyebalkan!", Pekiknya untuk kesekian kalinya hari itu. Membuat semua orang akhirnya paham kepada siapa putri Xue Yue sedang marah dan kesal,

Bahkan dua orang pria yang tengah berjalan di sana terhenti hanya demi menatap kearah paviliun, untuk melihat siapa yang sejak dari tadi terus mengeluh, mendesah dan memekik marah disana.

'Sepertinya Putri Xue Yue tengah kesal..'

Pangeran Wei Jin berbisik pada Pangeran Jing Ke yang berada disebelahnya dan hanya mengelengkan kepalanya pasrah melihat kelakuan adiknya di siang yang cerah pada hari itu,

'Tā a? Dimarahi Ibunda dan menangis seharian sejak dari tadi pagi..'

*Tā a? = Dia?

Kali ini Pangeran Jing Ke yang membalas berbisik, pasrah dengan kelakuan sanga adik yang terkesan cenggeng dan manja seperti biasanya.

'Oh? Kenapa? Apa dia berbuat sesuatu yang salah?'

Pangeran Jing Ke menoleh heran dengan kening yang mengernyit kearah Pangeran Wei Jin,

'Wèi jìn wángzǐ, kenapa kau terlihat begitu penasaran dengan adikku? Jangan-jangan..", Pria itu menaik turunkan alisnya mengoda Pangeran Wei Jin yang terlihat berdehem dan memalingkan wajahnya yang memerah karna malu.

*Wèi jìn wángzǐ = Pangeran Wei Jin

'Ti-- Tidak, Pangeran Jing. Aku hanya sebatas penasaran saja..", Balasnya mencoba menghilangkan godaan Pangeran Jing Ke padanya.

Tapi tidak, Pangeran Jing Ke justru semakin mengodanya dengan mendorongnya kearah paviliun dimana Putri Xue Yue masih terisak namun segera mengusap pergi air matanya sesaat setelah melihat sosok kakaknya serta Pangeran Wei Jin di ambang paviliun dengan segera juga berdiri dan menyambut mereka.

'Sudahlah, Xue'er. Berhentilah menangis..", Pangeran Jing Ke berceloteh mencoba menghentikan adik perempuannya yang menangis sejak dari pagi karna dimarahi oleh sang Ibunya, yaitu Permaisuri Jing.

"Lihat ada Pangeran Wei Jin,  Tidak malu dilihatnya??", lanjutnya memutar bola matanya kearah Pangeran Wei Jin yang tertawa kecil dengan salah satu tangannya dilipat kebelakang punggungnya.

Putri Xue Yue mendengus dan beralih pandang pada Pangeran Wei Jin yang juga memandanginya, gadis itu tersipu ketika Pangeran Wei Jin melemparkan senyuman hangat padanya sementara Pangeran Jing Ke sang kakak dari Putri Xue Yue hanya bisa memutar bola mata malas dan memilih untuk memalingkan wajahnya kearah lain dari pada harus menatap kemesraan dua calon 'sejoli' didepannya.

"Hormat hamba, Pangeran. Tapi Yang Mulia Raja Jing memanggil anda..", Seorang dayang datang dari arah luar paviliun dan memberitahukan pesan pada Pangeran Jing Ke yang dipanggil oleh sang ayahanda untuk menghadapnya saat itu juga dan langsung dijawabnya dengan anggukan yang dipahami oleh sang dayang yang segera mengundurkan diri dari sana.

Kali ini, Pangeran Jing Ke kembali menoleh kearah dua orang didekatnya itu. "Maaf, Sepertinya aku harus pergi sebentar. Jika tidak ayahanda akan menceramahiku 'lelet', dan Xue'er seperti kemarin tolong temani Pangeran Wei Jin ya..", tukasnya memberi penjelasan dengan mimik wajah gelisah dan gemetaran mengingat raja Jing terkenal tegas dan displin apalagi terhadap Pangeran Jing Ke yang merupakan kandidat Raja Jing berikutnya.

[COMPLETE] Being Emperor MistressWhere stories live. Discover now