6. Putra Mahkota Pt. 2

11.6K 955 13
                                    

Kaisar Han menatap heran seraya mengernyitkan keningnya kearah Putra Mahkota yang barusan mendobrak meja kecil yang ada didepan tempat duduknya,

"Ada apa denganmu, Han'er??", Tanya Kaisar Han pada Putra Mahkota semata-mata mencoba untuk menghentikan rasa penasarannya sendiri. Putra Mahkota terlihat sangat kesal. Kedua telinganya memerah. Tangannya dikepalkan seolah bersiap untuk meninju apapun yang ada di hadapannya,

"Ayahanda, Han'er ingin bicara. Han'er tidak setuju dengan pernikahan Putri Xue Yue dengannya!", Pekiknya seraya menunjukkan jari telunjuknya dengan tegas kearah Pangeran Wei Jin yang hanya diam menatapnya.

"Sama sekali tidak setuju..", Pekik Putra Mahkota lagi membuat semua orang tersentak terkejut.

"Oh??", Kaisar Han bergumam.

"Kenapa begitu, Han'er?", tanya Kaisar pada putranya yang memutar bola mata malas dari arah Pangeran Wei Jin dan menatap kearah sang ayah.

Putra Mahkota beranjak berdiri. Berjalan menuruni anak tangga yang menjadi pemisah antara kursi utama dengan kursi para tamu. Langkahnya terhenti ketika berada di depan tempat duduk Putri Xue Yue. Mata semua orang mengekori langkah Putra Mahkota dan berakhir ditempat yang sama dengan berhentinya langkah Sang putra mahkota.

"Karna--", Putra Mahkota berujar. Tangannya meraih tangan Putri Xue Yue, mengenggamnya erat meski gadis itu berusaha melepaskan tangannya dari genggaman sang putra mahkota. "Aku ingin menikahinya, menikah putri Xue Yue..", lanjut Putra Mahkota mengangkat tangannya yang mengenggam tangan Putri Xue Yue yang ikut terangkat.

Semua orang lagi-lagi tersentak kaget. Kaisar Han menatap tajam dan serius kearah Putra Mahkota. Permaisuri Han membelalakkan mata tidak percaya. Selebihnya sama dengan reaksi Permaisuri Han, terkejut tidak menyangka dengan ucapan Putra Mahkota.

"Omong kosong!", Kaisar Han memekik.

Putra Mahkota terlihat tidak bergetar atau bergeming. Tatapannya seserius milik sang ayah. Tajam seperti pisau, Lurus seperti batang pohon.

"Apa kau sadar apa yang baru saja kau katakan??? Sebagai Putra Mahkota bagaimana kau bisa berkata seperti itu, Han Liu Heng?!", Kaisar Han mempertanyakan kepastian dari sang putra. Masih mempertahankan tatapan tajam dan ekspresi serius diwajahnya. Tangannya terlihat mencengkram kuat pada bagian lututnya menandakan jika Kaisar Han tengah menahan emosi.

Semua orang tau. Menjadi Putra Mahkota, maka akan menjadi panutan. Menjadi Putra Mahkota maka dia akan dituntut untuk bersikap bijaksana dan berwibawa, menjadi Putra Mahkota haruslah bersikap adil dan penuh welas asih pada kesejahteraan rakyat karna seperti pada kalimat awal, menjadi Putra Mahkota adalah panutan.

Tapi, Han Liu Heng tetaplah Han Liu Heng. Tidak peduli meski dia harus melanggar semua aturan alam tentang menjadi seorang Putra Mahkota, "Aku menyukai Putri Xue Yue, ayahanda. Apa kau salah? Apa salah menikahi orang yang kusukai?", Pria muda yang baru menginjak umur 19 tahun itu meringis. Tangannya mempererat genggamannya pada tangan Putri Xue Yue yang juga meringis karna sakit.

Kaisar Han memejamkan mata. Helaan napasnya yang kasar terdengar jelas memenuhi heningnya setiap sudut aula istana Wei,

"Menikahi orang yang dicintai tidak salah, Han'er. Tapi apa kau tidak berpikir, apa Putri Xue Yue menyukaimu? Mencintaimu? Bukankah kau sendiri yang bilang menikahi orang yang dicintai tidak mungkin adalah salah?", Tukas Kaisar Han dengan nada yang rendah dan masih menjaga kewibawaannya.

Putra Mahkota terdiam sejenak. "Tapi ayah--"

Kaisar Han mengisyaratkan agar putranya itu diam terlebih dahulu. "Menikah, haruslah sama-sama saling suka, sama-sama saling mencintai. Di dalam pernikahan jika ada cinta maka ada kehangatan, jika ada kehangatan maka ada keharmonisan, jika ada keharmonisan maka barulah bisa disebut sebagai pernikahan..", jelas Kaisar Han dengan padat.

[COMPLETE] Being Emperor MistressWhere stories live. Discover now