-16.1-

88K 7.5K 67
                                    

INFORMASI :

PART 15.3 SUDAH KU UPDATE DALAM MODE PRIVATE.

BAGI YANG BELUM BISA BACA, HARAP FOLLOW AKU TERLEBIH DULU, LALU LOGOUT DAN BUKA CERITA INI KEMBALI.

THANKYOU!

IG : (@)SENDLYANYOURMAILS & (@)CHRISTOPHERKURNIA


"It's not about me, it's about us. It's about our happiness, not mine, not yours, not his."

CELINE duduk dengan gelisah di dalam kamar. Sudah dua kali berturut-turut ia merias ulang wajahnya karena menganggap riasan wajahnya terlalu berlebihan. Ia tidak ingin terlihat seperti orang yang sangat-sangat menunggu dan mengharapkan lamaran Reinald.

Saat ini, Celine tengah merias ulang wajahnya dengan riasan tipis yang biasa ia gunakan saat mengajar. Ia pikir, ini adalah riasan yang terbaik—tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Untuk pakaian, ia hanya memakai terusan batik sederhana berwarna putih dengan motif biru navy. Ia juga membiarkan rambutnya tergerai begitu saja, dengan sedikit diberi gelombang di bagian ujung.

Celine menyalakan layar ponsel untuk melihat waktu, lalu memutuskan untuk keluar dari kamar. Bagaimanapun juga ia harus membantu anggota keluarganya menyiapkan makan malam.

Celine membantu Ani membawa semangkuk rendang sapi ke atas meja, lalu berjalan kembali ke dapur untuk membawa menu makanan selanjutnya, yaitu semangkuk besar kari ayam yang dimasaknya tadi siang. Kari ini baru saja dipanaskan kembali sehingga Celine membawanya dengan penuh kehati-hatian. Tidak lupa memeriksa nasi yang dimasaknya tadi sore. Ia berharap agar makanan kali ini cocok dan cukup banyak untuk semua orang.

Celine bahkan meminta Felix untuk mengendarai sepeda motornya menuju ujung gang untuk membeli empat butir kelapa yang langsung dikupas di tempat. Dan yang anehnya adalah Felix langsung menuruti permintaan Celine tanpa menolak sama sekali!

Celine memecahkan es batu dan menaruhnya ke dalam mangkuk kaca besar serta menuangkan tiga bungkus besar air kelapa. Setelah itu ia memasukkan mangkuk besar itu ke dalam kulkas, ia akan mengeluarkannya saat Reinald dan keluarganya tiba.

"Kak!" panggil Bagas sambil berjalan keluar dari kamarnya dengan kemeja batik merah terang, senada dengan terusan Ani, sedangkan Felix tetap keras kepala untuk mengenakan kemeja flanel serta celana jeans hitam yang robek di bagian lutut.

Celine berlari-lari kecil menuju kamar setelah mengelap tangan pada kain lap bersih yang terlipat rapi di atas meja makan. Ia meraih ponselnya yang terletak di atas kasur dengan tidak sabaran.

Celine mendapati nama Lovely Devil pada layar ponselnya. Celine tertawa kecil ketika mengingat kejadian tadi malam, di saat ia tengah berbunga-bunga karena semua tindakan Reinald, ia memutuskan untuk mengubah nama Reinald pada ponselnya dari Devil II menjadi Lovely Devil. Sedangkan nomor Reinald yang terlebih dulu ia punya, yang Celine simpan dengan nama Devil menjadi Lovely Devil II, karena Celine yakin... nomor yang baru dipakai oleh Reinald menjadi nomor utama yang dipakai Reinlad seperti yang pria itu katakan kepadanya—nomor yang pria itu gunakan untuk menghubungi anggota keluarganya.

Mengingat tindakan konyolnya itu, membuat pipi Celine kembali bersemu merah. Jantungnya juga kembali berdegup kencang, bibirnya terus tertarik ke atas membentuk senyuman. Celine menarik napas, lalu berdeham, agar nada bicaranya tidak terlalu tinggi karena bahagia, "halo?"

"Sebentar lagi kami sampai di depan rumahmu. Kami bisa parkir di depan rumahmu, kan?"

[OPEN ORDER DI INSTAGRAM @COCONUT BOOKS TGL 28 JUNI 2020 - 15 JULI 2020]

[SUDAH TERBIT] MY LOVELY DEVILSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang