Complicated wedding |*3

1.5K 33 0
                                    

Ify keluar dari kamar mandi, dia baru saja selesai membersihkan badannya yang sangat lelah setelah membersihkan kamar barunya dan kamar tamu di bantu sama bi Inem.

Ify keluar ke balkon kamarnya membawa gitar kesayangannya. Disaat-saat seperti ini dia lebih suka menyanyi sambil main gitar dibandingkan dengan jalan-jalan. Ify terdiam disana beberapa saaat.

“Ray, sebegitu bencinya lo sama gue, andai lo tau kalau gue gak pernah nglakuin hal serendah itu, gue masih punya harga diri, dan andai lo tau rasa gue masih sama seperti yang dulu gak pernah berkurang, hati gue sepenuhnya masih punya lo.” Tanpa disadarinya air mata mengalir dipipi ify membentuk sebuah aliran kecil di pipinya. Semakin deras dan makin deras.

Ify duduk di kursi yang ada dibalkon. Lalu dipetiknya satu persatu senar gitarnya hingga membentuk sebuah nada, dan alunan lagu itu mengalir dari bibirnya.

Kau membuat ku berantakan

Kau membuat ku tak karuan

Kau membuat ku tak berdaya

Kau menolakku acuhkan diriku

Ify terdiam, di nikmatinya lagu itu, terasa hatinya tersayat-sayat mengingat perkataan Ray padanya.

Bagaimana caranya untuk

Meruntuhkan kerasnya hatimu

Ku sadari ku tak sempurna

Ku tak sperti yang kau inginkan

Air matanya kembali mengalir lembut dipipinya, tak sanggup lagi ify menahan sakit di dalam hatinya.

Kau hancurkan aku dengan sikapmu

Tak sadarkah kau telah menyakitiku

Lelah hati ini meyakinkanmu

Cinta ini membunuhku.

Ify semakin sesunggukan, ingin rasanya dia berteriak sekuat tenaganya untuk menghilangkan perih hatinya.

Tanpa disadari ray terpaku melihat ify yang sedang menangis sesunggukan. Sedikit perasaan bersalah ada dihatinya namun ray segera mengelaknya dia berpikir jika gadis itu berhak mendapat perlakuan kasar darinya.

Kau hancurkan aku dengan sikapmu

Tak sadarkah kau telah menyakitiku

Lelah hati ini meyakinkanmu

Cinta ini membunuhku.

ify menaruh gitarnya dan berjalan pelan ke pinggir balkon. Dipegangnya kepalanyaa dengan kuat, tangisnya pun semakin tak terkontrol.

“ya Tuhan, kenapa cobaan ini begitu berat, andai gue boleh memilih gue bakal milih gue aja yang terbaring di rumah sakit. Disana gue bakal tidur nyenyak kan Tuhan, gue gak akan ngalamin kejadian-kejadian seperti tadi. Tuhan gue mohon, hapus perasaan ini, gue benci sama perasaan ini, semuanya hanya bisa membuat gue terluka.” Eluh ify diiringi dengan tangisnya.

Ray kaget dengan kata-kata yang didengarkannya. Rumah sakit? Cobaan berat? Perasaan itu? Untuknya kah? Ah entah apa yang dimaksud dengan ify, keegoisan ray kembali muncul untuk tak memikirkan gadis menyebalkan itu.

“ngapain sih lo nangis gak jelas, bokap nyuruh lo kerja disini bukan buat nangis dan enak-enakkan kayak gini.”

ify menoleh ke pemilik suara itu, di hapus air matanya dengan kedua tangannya.

“maaf, gue belum tau pekerjaan apa yang harus gue lakuin.” Jawab ify dengan wajah menunduk perasaan takut sedikit menyelimuti hatinya.

“ahh dasar kampungan, kerjaan rumah aja kagak tau, ikut gue.” Kata-kata ketus itu keluar lagi dari mulut ray.

Complicated weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang