Complicated Wedding |*8 Malam yang Menyedihkan

1.5K 53 19
                                    

At RiseUp Cafe & Resto

Di sebuah meja tepat di pojok dari restoran elite ini terlihat dua anak manusia sedang asik menyantap hidangan didepannya. Tak seperti layaknya si perempuan, laki-laki itu hanya diam sejak kedatangan mereka. Dia menanggapi celotehan gadis didepannya dengan anggukan malas, bahkan terkadang dia hanya diam menyantap makanan yang sepertinya lebih nikmat dibanding gadis didepannya.

“ Yo kamu kok diem aja sih dari tadi? Apa makanannya kurang enak atau kamu mau pesan yang lain? Aku panggilin waitersnya yaa ?”

Cowok yang ditanya itu hanya menggeleng dengan malas.

“lo masih mau makan gak sih Va, cepetan deh makannya jangan diaduk-aduk terus, gue harus balik kekantor masih banyak pekerjaan yang harus gue selesaiin.”

“ tapikan Rio sayang, kamu udah janji sama aku mau nemenin makan malam. Jadi kamu gak boleh balik lagi kekantor.”

Dengan manjanya Vallen mendekat pada Rio dan menggelayut manja dilengan atletis cowok itu.

Rio menggertakkan giginya dan bangkit dari kursinya menimbulkan suara decitan keras yang membuat perhatian para pengunjung lainnya tertuju padanya.

“lo mau pulang atau masih disini? Kalau lo masih mau disini silakan pulang naik taksi.”

Tanpa kata-kata lagi Rio meninggalkan beberapa  lembar uang diatas meja, berlalu dan menjauh dari hadapan Vallen menuju pintu keluar yang tak jauh dari mejanya.

“Riooooo!! Tunggu Vallen, ish dasar cowok gak peka banget sih.” Dengan langkah yang lumayan cepat meski masih dibilang itu ‘pelan’ karna heels yang dipakainya terlalu tinggi setinggi menara Eifel itu-abaikan- Vallen mengikuti Rio yang sudah masuk terlebih dulu kedalam mobil.

Detik berikutnya setelah Vallen menutup pintu mobil Rio, Bugatti Veyron yang menyita banyak perhatian itu melaju meninggalkan restoran.

***

Ditengan kecemasan yang melanda tiba-tiba suara deru motor terdengar memasuki halaman rumah. Selang beberapa menit Ray muncul membuat hati Iel sedikit lega. Tapi... Ify??

“Ray.. Ify mana?” tanya Iel yang tak melihat Ify bersama Ray.

“ohh.. tadi gue turunin dia dijalan.” Jawab Ray datar.

“maksud lo?” tanya Iel lagi dengan tenang meski dalam hatinya tersimpan kekawatiran terhadap gadisnya yang belum pulang.

“karna dia cerewet jadi gue turunin dijalan.” Jawab Ray santai.

Iel hanya mnggelengkan kepalanya. Bingung dengan apa yang sekarang ada dipikiran sahabatnya itu. Dengan muka merah padam menahan amarah Iel medekati Ray.

“lo tega banget sih Ray. Hati nurani lo ada dimana? Ify itu cewek Ray.. tega-teganya lo ninggalin dia ditengah jalan malam-malam begini.” Kata Iel dengan menahan amarah.

“kenapa sih lo selalu bela cewek tengil dan sok kayak dia? Ohh jangan-jangan lo suka yaa sama cewek gak tau diri itu?” tanya Ray tak kalah sengit.

“kalau lo nilai Ify cewek tengil dan sok yang gak tau diri itu salah Ray, dimata gue dia itu cewek paling kuat buat ngehadapin masalah yang menimpanya. Bahkan gue jamin cewek lo gak lebih kuat dari Ify.” Jawab Iel dan pergi berlalu mencari Ify.

Sedangkan Ray???
dia terpaku didepan  pintu, bahkan belum sempat dia menginjakan kaki ke dalam rumahnya Ray sudah lebih dulu menyesal.

Ya.. untuk perbuatan yang telah dilakukannya di terlambat untuk menyesal. Ify-nya entah berada dimana...

-Di sudut kota lainnya-

Suara gemericik air hujan menambah dinginnya malam. Disaat yang lain sudah mulai bersembunyi dibalik selimut dan mulai mengarungi alam mimpi, gadis itu masih di jalan. Berjalan dengan lesu, dengan membawa tas plastik yang mungkin berisi belanjaan. Mata yang sayu dan sembab itu sangat menyedihkan, wajahnya  dibasahi oleh air hujan memang, tapi air itu lebih banyak mengalir dari pelupuk matanya.
Ify masih terus berjalan, berjalan mengikuti gerak kakinya yang tanpa arah. Dengan balutan seragam sekolahnya yang tipis membuat dingin seakan memeluknya, apalagi dengan rok sekolahnya yang hanya selutut itu membuat kakinya yang putih pucat terus terkena air.

Tes!!!.. air mata itu kembali menetes dari pelupuk matanya. Sakit.. sungguh sangat menyakitkan bagi dirinya.. tak pernah sedikitpun terbesit dibenaknya jika laki-laki yang menempati tahta tertinggi dihatinya itu kembali menggores luka terlalu dalam dihatinya.

“Ray.. gue sungguh kecewa sama lo..gue benci sama lo Ray. Hanya karna gue bilang kalo tangan gue capek lo tega nurunin dijalan yang gue sendiri gak tau ini dimana.” Gumam Ify.

Yap.. Ray menurunkan Ify ditengah jalan, selain karena Ify yang menurutnya sangat cerewet dan menyebalkan itu juga karena dia ingin mengerjai Ify untuk yang kesekian kalinya. Ray..Ray.. tak pernahkah terpikir olehnya kalau Ify  sudah terlalu berat menyimpan masalah? Ah..ya Ray tak tau jika Ify banyak masalah, dan tentunya dia tak pernah mau tau apalagi mencari tau.

Sedangkan Ify?? Kemana dia akan pergi? Entahlah.. hanya berharap akan datang orang untuk memberinya petunjuk jalan pulang atau bahkan akan mengantarkannya sampai rumah. Tapi rasanya tak mungkin karena jalan ini terlalu sepi untuk malam hari, sepertinya Ray sengaja menurunkannya di termpat yang sepi ini.

“huffftt” Ify menghembuskan nafasnya berat. Bingung akan kemana dia melangkah. Dapatkah dia pulang kerumah Ray? Entahlah..

Ditengah kebingungngannya tiba-tiba ada sorot lampu mobil yang berjalan dari arah depannya membuat Ify menutup kedua matanya tapi tiba-tiba klakson mobil itu berbunyi panjangg.....

*TBC

hai..hai gimana?? ga dapet feelnya ya.. duhh maap yee, maklum masih amatiran :D
oh ya makasih buat temen-temen readers yang udah nyempetin baca dan kasih Vomentnya saya matur tengkiyu buat kalian.. untuk part depan belum tau mau post kapan karna emang belum diketik hehe..

okee gue butuh 15 vote dan 6 comment buat part ini ya guys.. mohon kerja samanya.. :*

Complicated weddingWhere stories live. Discover now