Perairan Timur Kalimantan, 05.00 WITA
KRI Des Alwi baru saja menyelesaikan masa patroli rutin mereka di perbatasan Malaysia dan bersiap kembali ke Samarinda untuk melakukan pemeliharaan suku cadang kapal serta mengambil jatah cuti bagi para awaknya ketika tiba-tiba cuaca berubah buruk. Sang komandan kapal sempat bingung dengan perubahan mendadak ini karena BMKG dan Markas AL sama sekali tidak memberinya peringatan. Ia pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk siaga dan mengikat barang-barang yang ada di geladak dan haluan kuat-kuat supaya tidak bergeser dan membahayakan awak serta kapal saat badai berlangsung.
Komandan kapal Des Alwi pikir masalahnya kali ini hanya pada badai yang datang mendadak, tapi ternyata dia punya masalah lain. Radar di ruang kemudi kapal menunjukkan adanya objek asing yang mendekat. Objek itu seukuran kapal, namun jelas-jelas bukan kapal Indonesia atau kapal asing yang punya izin masuk karena nama kapal dan nomor identitasnya tak tampil di radar KRI Des Alwi.
Sang komandan kapal pun segera berinisiatif melakukan kontak dengan kapal asing tersebut, melalui radio, ia mengirimkan pesan kepada jurumudi atau ahli komunikasi di kapal tersebut, "Di sini KRI Korvet Des Alwi dari Armada Timur, mohon identifikasi nomor lambung dan nama kapal anda serta keperluan anda di wilayah ini!" kemudian ia mengulangi pesannya dalam Bahasa Inggris, "Hello! This is Indonesian Navy Vessel Corvet Type Des Alwi, please mention your ship ID and name and your objectives!"
Tak ada jawaban dari kapal itu, maka komandan kapal pun mengulangi kembali pesannya dalam dwibahasa dan masih saja tak ada jawaban.
"Dekati kapal itu!" Sang komandan memberi perintah dan jurumudi pun segera memutar kemudinya ke arah kapal asing yang dimaksud.
Kapal patroli tipe korvet itu mendekati kapal asing itu sambil mengirimkan sinyal lampu dengan menyalakan dan mematikan lampu sorot secara berulang-ulang guna mendapatkan jawaban balik dari kapal tersebut namun sekali lagi komunikasi mereka diabaikan.
Ketika jarak mereka makin mendekat, para awak kapal KRI Des Alwi nyaris tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka menyaksikan sebuah kapal yang tidak lazim ada di era modern saat ini. Sebuah kapal layar bertipe man-of-war dengan tiga tiang layar dan bahan badan yang nyaris semuanya dari kayu, hanya ada beberapa plat logam tambahan di sisi kiri dan kanannya yang dapat mereka identifikasi sebagai unsur logam dari kapal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lokapala Season 1 : Usana | #Wattys2018
Science Fiction"Kala Dwarapala tumbang, Lokapala akan maju!" Pasca musnah dan dibubarkannya tim C Dwarapala, sekelompok anak remaja lain yang tergabung dalam program Lokapala ditempatkan di Tanjung Pasir untuk melindungi kota itu. Oka yang telah tak lagi bertugas...