Awal dari rasa itu

101K 9.2K 999
                                    

Maaf lama update cerita ini. Writer block dan kurang piknik nih.

Vote sebelum membaca! Wajib komen!

Happy reading!!!!

***

Ganindra Putra Andalas

Hai. Ini Gani.

Deg!

Gani? Gani yang itu?

Gladis mengejap membaca isi pesan itu. Lama Gladis menatap layar, sampai akhirnya jarinya tergerak menyentuh foto profil akun tersebut, memastikan jika benar ini Gani yang dikenalnya. Seorang Gani ngechat gue? Gladis menggeleng tak yakin, masih belum bisa percaya. Sampai akhirnya foto profil itu muncul.

Dadanya berdebar.

Di sana, terpampang sosok cowok berkacamata. Diambil close up hanya sampai bagian dada. Gladis bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresi Gani di foto itu. Terlihat kaku sekali dengan senyum kecil yang biasa menyirat di wajahnya ketika mereka berpapasan di loker sekolah. Senyuman yang terpancar bukan dari bibir, melainkan dari mata minimalis milik Gani. Efek terlalu sering menggunakan kaca mata.

 Efek terlalu sering menggunakan kaca mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gladis tersenyum. Buru-buru mengetik pesan balasan.

Gladisya Aluna Riady

Iya. Kenapa, Gan?

Balas Gladis langsung ke inti. Harusnya, ada basa-basi, tapi Gladis kesulitan menemukan balasan yang pas untuk pesan awkward yang Gani kirimkan tadi. Setelah satu tahun, baru sekarang cowok itu menghubunginya lagi.

Setengah jam berlalu dan tulisan read di sebelah pesan yang tadi Gladis kirim belum juga muncul. Sejak tadi, Gladis hanya berdiam diri. Statis menatap room chat dengan gesture siaga, sampai rela menahan pipis takut-takut Gani membalas chatnya ketika ia sedang ke kamar mandi.

"Apa udah tidur?" Gumam Gladis. Matanya reflek melirik jam pada ponsel. "Masih jam delapan. Nggak mungkin udah tidur."

Gladis membalikkan posisi tidurnya hingga telentang. Matanya menatap langit-langit kamar yang polos tanpa hiasan, hanya ada lampu yang memancarkan cahaya berwarna putih di sana.

Gladis tersenyum. Tiba-tiba teringat pertemuan pertama mereka. Sebuah tragedi kecil yang mengawalinya.

***

Gani memandangi sosok tinggi yang muncul dari balik pintu kelasnya. Sneakers hitam bergaris pink yang cukup menarik perhatian itu melangkah ragu memasuki kelas dengan gesture kikuk. Tatapan matanya mengedarkan mencari ke sekeliling, sampai akhirnya menemukan manik mata Gani yang sedang menatapnya. Cewek itu mengulum bibir. Terlihat gugup.

"Hm... Gue... boleh nggak...duduk di sini?" Tanyanya ketika tiba di depan Gani. Suara itu terdengar merdu, jauh lebih baik dari apa yang Gani bayangkan.

BeautyWhere stories live. Discover now