Curiga

38.4K 3.5K 232
                                    

Haiii. Maaf ya minggu lalu aku nggak bisa update karena ada kerjaan di malang. 

Anggaplah part ini oleh-oleh.

Kalian  sadar nggak sih kalau sebenarnya cerita ini bukan tentang cinta-cintaan? Jawab yaa!

Btw dapat salam dari sheryl, katanya kangen kalian heheh.

Jangan lupa Vote dan komen yang banyak  ya 😘💞💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dan komen yang banyak  ya 😘💞💞

Happy reading 😘😘😘

***

Pagi Sheryl datang kepagian dan tak sengaja berpapasan dengan Maura di lobi sekolah yang masih sangat sepi. Gadis dengan bandana putih yang menghias rambut panjang hitamnya dengan sangat manis itu menghampiri Sheryl. Ia berjalan di sisi Sheryl dalam diam. Bibir Maura terus mengerucut. Tak ada senyum yang biasa Maura tampilkan. Ekspresi masam di wajahnya itu membuat Sheryl bisa memprediksi bahwa mood Maura sedang dalam kondisi tidak baik saat ini.

"Hai, Ra," sapa Sheryl hati-hati.

Maura menoleh. Bukannya balas menyapa, Maura malah mencubit bahu Sheryl gemas. Sheryl meringis.

"Aduhh.. kenapa sih?"

"Kemaren malam ke mana lo, hah? Bebi ngamuk asal lo tau. Semalam selama di mal gue berasa kayak di neraka tau nggak!" ucap Maura tajam sambil melemparkan pelototan sebal ke arah Sheryl. "Lo gimana sih! Kan kita kemaren dah janjian mau shopping bareng buat beli sepatu sama kaos kaki samaan buat hari ini!"

"Maaf deh. Gue kemaren kejebak macet abis dari toko buku nemenin Gani."

Maura mendengus tak percaya. "Astaga! Cuma gara-gara nemenin Gani? Ngapain sih lo ngurusin anak pembantu lo itu? Nggak penting tau nggak! Lo tuh harus jauhin dia. Kita tuh nggak level temenan sama orang miskin. Yang ada derajat kita malah turun."

Sheryl terdiam, bagian terdalam di hatinya terasa nyeri. Perih, seperti ada sesuatu yang menusuk dadanya tiba-tiba. Hinaan Maura sukses menyentil dirinya. Kalau saja Maura tahu yang sebenarnya, apa cewek itu masih mau berteman dengan Sheryl? Sheryl harusnya tahu jawaban itu dari perkataan Maura barusan. Ia tak bisa membayangkan apa jadinya jika kebohongannya selama ini terbongkar. Nggak! Itu nggak boleh terjadi! batin Sheryl panik.

"Ya maaf. Janji deh gue nggak akan begitu lagi," kata Sheryl seraya tersenyum kikuk. "Jangan sebel gitu dong, Ra. Ih kan gue dah minta maaf," bujuknya sambil merangkul Maura.

Dan sepertinya berhasil. Maura akhirnya luluh dan mau mengangguk juga.

"Yaudah... yaudah. Gini aja, sebagai ganti rugi karena lo kemaren udah buat gue sama Bebi kesal, lo mau kan ngerjain tugas bahasa kita?"

Mau tak mau, dengan berat hati, akhirnya Sheryl mengiyakan. Nggak ada pilihan lain. Kalau nggak dituruti, Maura pasti mendiamkannya seharian, belum lagi Bebi.

BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang