jangan bilang siapa-siapa

44.7K 4.9K 514
                                    

Hy, aku minta tolong ya, kalian cek lagi bab sebelum-sebelumnya. Kok votenya malah banyakan bab kemaren dibanding bab yang awal2. Klo kelewat jangan lupa divote ya. Biar seimbang :))

***"Jangan bilang siapa-siapa ya kalau kita pacaran

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

***
"Jangan bilang siapa-siapa ya kalau kita pacaran."

"Kenapa?"

Belum sempat Gani menyelesaikan pertanyaannya, Gladis sudah keburu keluar dari dalam mobil dan ditarik Siska masuk ke dalam rumahnya.

"Siska sialan!"

Gani menghela napas seraya bangkit dari ranjangnya.

Jam delapan, ia masih tidak bisa tidur mengingat perkataan yang Gladis lontarkan padanya sebelum cewek itu keluar dari mobil. Padahal biasanya, jam setengah tujuh pun Gani sudah nguap-nguap menahan kantuk.

Cowok itu memilih melangkahkan kaki ke perpustakaan kecil yang ia bangun sendiri di sebelah kamarnya, lalu berbaring di sana sambil mencoba membaca salah satu komik yang diambilnya dari rak kayu besar yang mengelilingi tembok ruangan, berharap rasa kantuknya datang.

Tak lama, suara bukaan pintu terdengar. Kepala Vino muncul sampai dada dan sisanya tenggelam di balik pintu.

"Lo mau ikut nggak? Sekali-kali ikut lah."

"Ke mana?"

"Vinclub. Ada Tiesto loh."

"Tiesto siapa pula gue nggak kenal," kata Gani sinis.

"Ya makanya ayo ikut, ntar gue kenalin deh." Pintu perpustakaan lalu terbuka penuh. Vino menyandarkan satu tangannya pada kusen, sedang satu tangan lainnya berkacak. Cowok itu geleng-geleng melihat adiknya yang sedang diajak ngobrol tapi malah tak mengindahkannya, malah asik dengan komik bajak laut berbadan elastis itu. "Lo nggak bosen apa tiap malem ketemu Luffy sama antek-anteknya mulu? Kali-kali keluar kenapa, Gan. Ketemu orang lain, bersosialisasi."

"Gak." Gani berbalik, memunggungi Vino, mengisyaratkan bahwa ia sudah malas berbicara dengan cowok itu.

"Oke, oke...." Vino mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, sebelum menutup pintu, cowok itu berkata, "lo nggak capek diremehin Siska terus-terusan?"

***

Sheryl membuka perlahan perpustakaan kecil yang ada di dalam rumah keluarga Andalas, mengintip sedikit dan menemukan Gani sedang tertidur pulas di atas lantai berlapis karpet merah tebal. Di sekitar Gani banyak sekali buku berhamburan, dari buku pelajaran, ensiklopedia, sampai komik One Piece yang masih tergenggam pada satu tangannya, yang sepertinya baru ia baca beberapa waktu lalu.

Sheryl menggeser pintu coklat di hadapannya semakin lebar, lalu masuk dan duduk di sebelah Gani.

"Gani, bangun," ucapnya pelan sambil satu tangannya mengguncang lengan Gani. 

 Gumaman mengantuk terdengar. Tangan Gani bergerak menyingkirkan jemari yang mengganggu tidurnya.

"Apaan lagi sih, Vin?! Gue udah bilang kan kalau gue nggak mau. Nggak usah maksa deh!" ucapnya dengan suara serak.  Tubuhnya lalu berbalik—merubah posisi tidur menjadi menyamping dan memunggungi Sheryl.

Satu alis Sheryl terangkat. "Ini gue, Sheryl, bukan Bang Vino."

"Ah? iya, kenapa?" tanya Gani setengah sadar

"Hmm... Anu... Gue... boleh nggak minjem uang lagi? Janji deh ini yang terakhir. Gue butuh banget, Gan."

Kedua mata Gani langsung terbuka sempurna. Cowok itu perlahan-lahan bangkit dan terduduk di hadapan Sheryl. Keningnya berkerut menemukan Sheryl dengan make up tebal dan dress super mini berwarna pink menyakitkan mata.

"Buat apa lagi emangnya?" tanya Gani seraya mengucek dan mengerjapkan matanya, cowok itu terlihat mengantuk sekali, membuat Sheryl merasa bersalah karena telah membangunkannya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Buat apa lagi emangnya?" tanya Gani seraya mengucek dan mengerjapkan matanya, cowok itu terlihat mengantuk sekali, membuat Sheryl merasa bersalah karena telah membangunkannya.

"Lo mau ke mana?" Tanya Gani lagi.

Sheryl membenarkan letak kaca matanya gugup. Takut kalau Gani memarahinya karena gadis itu sudah banyak merepotkan Gani akhir-akhir ini. Namun di hadapannya, Gani masih menatapnya datar, tak bisa ditebak apa yang sedang cowok itu pikirkan tentangnya.

"Gue diajak Maura sama Bebi ke--" Sheryl terdiam.

Gani menautkan alis mendengar ucapan Sheryl yang terputus. "Ke mana?

"Ke... Vinclub, Gan."

"Gak!" jawab Gani mutlak tanpa berpikir. Ada nada tak suka yang jelas terpancar dari ucapannya. Cowok itu lalu bangkit dan menatap Sheryl tajam. "Sher, gue nggak suka ya lo main-main ke tempat kayak begitu."

"Kenapa?" tanya Sheryl dengan bodohnya, padahal dia sangat tahu alasan Gani dengan tegas melarangnya menginjakkan kaki di tempat itu.

"Diskotik bukan tempat lo, Sher. Bukan buat orang-orang kayak lo!"

"Sekali aja gue janji," ucap Sheryl setengah memohon. "Kalau gue nggak dateng lagi Maura sama Bebi pasti marah dan musuhin gue, Gan. Gue nggak bakalan punya temen lagi di sekolah. Selama ini kan yang mau temenan sama gue cuma mereka berdua doang."

Sheryl terlihat putus asa. Wajahnya panik. Ia duduk di hadapan Gani dengan ekspresi memohon. Melihat hal itu, Gani akhirnya pasrah, walau setengah hatinya tak mengikhlaskan cewek itu menginjakan kaki ke tempat busuk yang sering Vino kunjungi itu. Gani mengambil dompetnya dari dalam saku celana pendeknya, sebelum menyerahkan lima lembar uang seratus ribu rupiah, cowok itu berkata,

"Lo boleh ke sana. Tapi gue ikut."

****

Gimana??????????

Apa yg akan terjadi?????

Apa kalian suka???

Haters Sheryl mana jempolnya????

Coba dong kasih pesan lagi buat mereka ya:

Gani

Sheryl

Gladis

Vino

Jangan lupa komen dan vote

Semoga suka ya :))

Jangan lupa follow instagram

Putrilagilagi
Ganindra.putra
Gladisya.alunar

BeautyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz