Kai (EXO) X You

7.9K 110 4
                                    


Aku sudah ada pada satu ruangan yang penuh dengan orang. Bunyi dentuman musik dari speaker memekakkan telinga. Beberapa orang laki-laki dan perempuan terlihat menari sesuai irama. Yang lain duduk berpasangan. Aku bisa melihat beberapa diantaranya berciuman, aku bisa bertaruh mereka baru bertemu hari ini, malam ini. Beberapa laki-laki memegang mic, bernanyi sesuai dengan teks yang ada pada layar televisi besar pada dinding yang menghadap sofa panjang di seberangnya.

Aku berjalan pelan setelah akhirnya menunduk merasakan hari terburukku. Ya, aku mengikuti seseorang yang akan menjual satu hal yang menjadi kebanggan setiap wanita. Wanita bertubuh subur itu menepuk tangannya, menarik tanganku hingga bisa kupastikan beberapa orang yang sedang tidak fokus dengan hal yang mereka kerjakan menghadap ke arah kami. Satu orang mematikan musik dan bisa kupastikan kembali semua sudah menujukan pandangannya ke arahku.

"Kai-ssi, seperti yang sudah kujanjikan kepadamu. Hadiah untuk penghargaanmu kemarin malam," suara berat perempuan bertubuh subur membuat tubuhku gemetar. Aku tahu, akulah hadiah yang dimaksud. Tapi, Kai?

Aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Seorang pria berwajah familiar tersenyum. Melipatkan kedua tangannya di depan dada. Senyumannya, aku hafal sekali dengan senyuman yang selalu kulihat di televisi itu.

Kai mendekat ke arah kami. Beberapa orang bertepuk tangan, aku tidak tahu apa maksudnya. Seorang pria bertubuh tinggi yang paling dekat denganku merangkul lengannya di pundakku, "What a beautiful present."

Aku mengkerut, terpaan suaranya menyentuh kulit pipiku. Aku tidak suka orang ini.

"Don't tuch my girl. She is mine, tonight," Kai mengambil lengan laki-laki itu dan menarik tanganku, aku terlonjak saat merasakan tangannya menyentuh pergelangan tanganku, seperti mimpi, mimpi indah namun buruk bila kuingat kembali mengapa aku ada di sini saat ini.

Kai mengarahkan pandangannya ke arah si wanita subur, "Ada kamar untukku?"

Wanita subur menyunggingkan senyuman yang terlihat sangat licik, "Kamar favoritmu. Tidak kukunci."

-

Satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang demi pengobatan appa. Sudah lima bulan appa koma dan tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Aku ditawari oleh wanita subur tadi sebuah pekerjaan. Harga yang ditawarkan untuk upah semalam sungguh membuatku hilang akal. Aku menyetujuinya. Toh tidak masalah hanya melakukannya, setan berbicara padaku.

Sesungguhnya aku bekerja di sebuah restoran, sebagai pramusaji. Namun, apalah arti gajiku bila hutang sudah ada dimana-mana. Aku memutuskan untuk diam-diam menerima ajakan si wanita subur. Tidak akan ada yang melarangku, hanya appa keluargaku. Tidak akan ada yang kupermalukan.

Aku melihat Kai mendekatiku. Perlahan ia mendekat sambil membuka jaket kulitnya, membuangnya ke sembarang tempat. Aku merasakan rambut halus pada tengkuk leherku berdiri. Ia mengangkat kaos putihnya, sebuah tubuh dengan otot yang sering kulihat di layar kaca tergambar jelas di depan mata, nyata. Aku mencengkram tanganku pada sprei yang menyelimuti kasur yang saat ini kududuki.

Kai, seorang aktor terkenal. Sangat terkenal dan berprestasi. Namun, aku tidak tahu ia akan bertindak seperti ini. Ya, menghabiskan malam dengan para wanita pemuas nafsu. Aku salah satu yang akan merasakan nafsunya itu malam ini. Seketika ada guratan penyesalan terlintas pada hatiku. Orang di depanku inilah yang rela membayar tubuhku lebih dari nilai pelunasan hutang serta tunggakan pengobatan untuk appa. Luar biasa.

Aku menggeramkan gigiku saat merasakan tangannya mengangkat daguku. Mataku tepat menatap matanya. Tak sempat aku mengedipkan mata, ia sudah menyatukan bibir kami. Aku bisa mencium bau alkohol menyeruak masuk ke dalam kerongkongan. Tak hanya mencium, ia mengigit pelan setiap lekuk mulutku. Lidahnya menjilati bibir bawahku. Aku merasakn jijik yang luar biasa. Tak sedikitpun aku bergeming. Sama sekali tidak ada keikhlasan aku berada dalam neraka ini.

KPOP Mature Stories 21+Where stories live. Discover now