Jungkook (BTS) X You

8.4K 118 11
                                    

Kau berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Dengan sekantong buah-buahan yang baru saja kau beli dari supermarket yang ada di depan rumah sakit. Suamimu, Jungkook, sudah sekitar 2 hari di rawat di sana karena kelelahan dan jatuh sakit. Jungkook mengatakan bahwa dirinya ingin memakan buah apel. Itu sebabnya kau meninggalkannya di ruang rawat dan memutuskan untuk membelikannya.

Kau membuka pintu ruang rawat, mendapati Jungkook sedang menatap keluar jendela. Ia langsung menghadapkan kepalanya ke arahmu dan tersenyum. Ia mengangkat tangannya untuk menyuruhmu cepat menghampirinya.

"Nuna... Cepaaaattt..." Ucap Jungkook.

Kau menggeram sedikit karena berkali-kali kau bilang untuk tidak memanggilmu nuna, tapi memang bila sedang manja ia akan memanggilmu dengan sebutan itu. Kau dan dirinya berbeda dua tahun, namun kau tidak begitu suka bila menganggapnya lebih muda darimu atau ia memanggilmu nuna. Jungkook sesungguhnya memang lebih dewasa darimu perilakunya.

Jungkook tersenyum, "Ah, maaf. Sayang maksudku."

Kau memberikan senyuman dan segera mengarah ke sisi kanan Jungkook. Kau menaruh kantong plastik itu di atas meja sudut dan mengeluarkan satu apel, mengupasnya setelah mencucinya di wastafel. Kau memotong apel-apel tersebut dan menyuapi Jungkook dengan garpu. Wajahnya terlihat sangat senang. Kau tertawa melihatnya.

Jungkook meraih tanganmu, mengelusnya, "Aku merindukan tubuhmu."

Kau mencubit lengannya. Bagaimana bisa ia mengatakan itu? Untung ruangan yang digunakan oleh suamimu merupakan ruangan VIP khusus yang hanya di huni oleh 1 pasien.

"Aku ingin segera pulang," Jungkook memautkan bibirnya.

"Kau harus pulih dulu, sayang."

Jungkook mengangguk. Ia mengangkat tangannya, memintamu untuk mendekat. Kau menuruti apa maunya. Kemudian ia memegang wajahmu, mengarahkan bibirmu menyentuh bibirnya. Kau kali ini tidak menolak, mengingat tidak akan ada yang melihatnya karena ruangn itu tidak dilengkapi oleh CCTV. Lagi-lagi itu adalah salah satu hal yang membedakan ruangan VIP khusus dengan ruangan VIP lainnya.

Jungkook menyapukan lidahnya di atas bibirmu. Kau menggeram dan menjauhkan wajahmu, "Bagaimana kalau tiba-tiba dokter atau suster datang?"

Jungkook menggeleng, "Saat kau pergi membeli apel tadi, mereka sudah datang memeriksaku. Tidak usah khawatir. Aku sangat merindukan bibirmu, sayang. Kau tega melihatku tersiksa di atas ranjang ini tanpa menyentuhmu?"

Kau tersenyum, kembali menyatukan bibir kalian. Kau bisa mencium bau apel yang masih menempel pada bibirnya. Rasa manis apel juga masih terasa saat kau menyatukan lidahmu dengan lidahnya.

Jungkook kembali menyatukan telapak tangannya dengan masing-masing sisi pipimu. Kau menaikkan ciumanmu, hidungnya, matanya dan kembali turun pada bibirnya. Jungkook mendesah saat kau menjilat ujung mulutnya.

Kau tersenyum saat menurunkan ciumanmu pada tulang rahangnya. Menurunkan kembali ciumanmu pada lekuk leher kanannya, mengeluarkan lidahmu guna memberikan sensasi yang pasti diinginkan pada leher Jungkook. Benar saja, Jungkook mendesahkan namamu berkali-kali dan sedikit menggeram saat kau memberikan hisapan pada satu sisi lehernya.

"Sayangghhh.." Kau seolah haus juga akan tubuhnya, menaikkan ciumanmu kembali pada bibirnya yang baru saja mendesah.

Kau memisahkan wajah kalian, menatap matanya, "Biarkan aku memuaskanmu, yeobo."

Jungkook tak sanggup menolak. Kau berdiri dari tempatmu, menuju kain penutup kaca untuk menutupnya yang ada pada pintu setelah mengunci pintu. Kau kembali berjalan menuju Jungkook. Menurunkan celana piyamanya. Jungkook tidak mengenakan celana dalam karena memang salah satu prosedur rumah sakit, entah apa maksudnya. Toh, kau bahagia karena tidak membuang waktumu untuk membukanya. Kau melihat penis suamimu sudah sedikit berdiri. Kau tersenyum saat menyentuhkan telapak tanganmu pada ujung penisnya. Jungkook menggigit bibir bawahnya, sangat rindu dengan sentuhanmu.

"Lakukan, sayang," pinta Jungkook.

Segera saja kau menyatukan telapakmu pada kulit penisnya. Kau meremasnya, membuat gerakan naik turun untuk merangsangnya. Sekitar beberapa kali pijatan, kau bisa merasakan penisnya sudah mengeras. Jungkook meremas lenganmu yang masih sibuk merangsang penisnya. Ia menghembuskan nafas panjang karena lelah menahannya saat merasakan sensasi nikmat yang kau berikan.

"Akuhh tidak ingin hanya seperti ini sayangghh. Aku ingin merasakanmu..." Kali ini Jungkook memnintamu untuk melakukan lebih.

Kau seperti siap memasukkan penisnya ke dalam mulutmu, namun Jungkook menghadang, "Bukan sayang, I want you. Not your mouth."

Kau tertawa namun seakan bingung bagaimana bisa itu terjadi karena memang awalnya kau hanya ingin memuaskan suamimu, "Tapi sayang, bagaimana kalau-"

"Naiklah," potong Jungkook.

Kau mengangguk. Lalu mengangkat rokmu ke atas, menurunkan celana dalammu. Mata Jungkook tak lepas menatap bagaimana basahnya vaginamu terlihat. Sebelum kau berusaha untuk naik ke atas ranjang dengan bantuan kursi, Jungkook memintamu untuk naik di antara kepalanya. Ya, ia seolah ingin memberikan kenikmatan padamu juga.

Kau tak mengabaikannya. Menempatkan kedua kakimu diatas kepalanya, mengarahkan vaginamu pada mulutnya. Kau memejamkan matamu saat lidah Jungkook mulai menggoda klitorismu. Kau menutup mulutmu dengan tangan saat ia meremas bokong telanjangmu. Ia seolah ingin menjilat habis seluruh cairan yang membasahi vaginamu, terlihat sangat lapar akan dirimu.

Kau merasakan tubuhmu bergetar dengan apa yang dilakukan oleh Jungkook. Sebelum kau mencapai puncakmu, kau mengangkat tubuhmu. Wajah Jungkook terlihat kecewa. Kau tertawa dan perlahan turun menyusuri sisi ranjang. Memposisikan vaginamu agar dapat dimasuki penisnya.

Kau menahan nafasmu saat merasakan ujung penis Jungkook masuk langsung menyusuri liang vaginamu. Jungkook meremas pahamu dan ikut menahan nafas. Setelah seluruh panjang penis Jungkook masuk di sana, kau berhenti untuk mengatur nafas. Jungkook seolah tidak sabar, ia menggoyangkan pinggulnya, kau mendesah.

Kau tertawa melihat ketidaksabaran suamimu. Karena memang kau juga sangat merindukannya, kau ikut menggoyangkan pinggulmu. Memberikan gerakan memutar, kau merasakan penisnya seakan memenuhimu. Kau menggigit bibir bawahmu saat menaik turunkan tubuhmu. Kau tersengal saat merasakan vaginamu berkedut.

Masih terasa layanan yang berikan oleh Jungkook dengan lidahnya tadi, membuatmu akan mencapai puncak gairahmu. Namun, kau mengatur nafas, ingin mencapai klimaks bersama. Kau merasa hal ini jauh lebih memuaskan.

Karena itu, kau dengan cepat menaik turunkan tubuhmu. Terdengar bunyi decitan kaki kasur yang beradu dengan lantai. Kau melihat wajah Jungkook memerah. Ia menahan nafas, menggigit kemvali bibir bawahnya. Kau hafal betul bagaimana bila Jungkook akan mencapai klimaksnya, itu sebabnya kau ikut menahan nafasmu.

Kau merasakan tubuhmu bergetar. Seperti ada hembusan dingin pada tengkukmu, dibarengi dengan hangatnya cairan sperma Jungkook yang memenugi vaginamu. Ia tersengal saat berkali-kali menyemprotkan cairannya ke dalammu. Kau juga tersengal saat menahan nafas demi kenikmatan lebih puncak gairahmu tadi.

Kau menopang tanganmu di sisi kepala Jungkook. Menurunkan wajahmu, mengecup lembut bibir merahnya. Jungkook tersenyum bahagia.

Ia mengelus pipimu, "Aku sudah sehat, kan? Aku akan meminta dokter untuk memulangkanku besok pagi."

-end-


vote + commetn ^^

buat yg ngerequest, sabar yaaaa~~

KPOP Mature Stories 21+Where stories live. Discover now