Jimin (BTS) X You

9.9K 115 0
                                    

Long~



Waktu seminggu terasa sangat lama aku rasakan. Selama itu aku tidak melihat wajahnya. Setelah kami resmi menikah, ia harus berangkat ke Amsterdam karena proses shooting drama yang ia perankan belum selesai. Kini aku sedang berada di London untuk proses pemilihan peninjauan tempat sebuah iklan produk yang akan perusahaanku luncurkan. Ya, memang seperti sebuah kebetulan. Kami akan berada di benua yang sama. Tapi berbeda negara. Itu saja sudah cukup membuatku bahagia.

Aku menikah dengan Park Jimin aktor tampan dan terkenal asal Korea Selatan dan aku seorang supervisor pada divisi Advertising di sebuah perusahaan elektronik terbesar di Korea Selatan. Kami bertemu karena ada sebuah proyek yang diluncurkan oleh perusahaanku. Aku berada pada bagian penanggung jawab advertising dan Jimin menjadi salah satu artis pendukung dalam iklan yang akan kami luncurkan. Singkatnya, karena kerjasama singkat tersebut kami saling jatuh cinta dan menjalin hubungan. Kami memutuskan untuk menikah setelah dua tahun berpacaran. Ia sangat baik dan perhatian. Sisi favoritku darinya adalah keromantisan yang tak pernah luput ia berikan padaku. Ya, aku tidak bisa memungkiri bagian itu. Namun, hal lain yang juga membuatku tidak bisa berpaling darinya adalah sifat menghargainya. Ia akan menghargai apapun yang aku lakukan asal itu baik adanya. Ia akan selalu mendukungku. Ia akan selalu mendengarkanku. Ya, selalu, walau akan ada sedikit pertentangan nantinya, namun ia akan membiarkanku mengungkapkan pendapat terlebih dahulu. Such a gentleman.

Aku dan timku sudah tiga hari di London. Kami sudah memilih beberapa tempat yang baik untuk pengambilan iklan. Malam ini kami berencana untuk berkumpul di ruang rapat yang disediakan oleh hotel kami menginap, membicarakan langkah selanjutnya saat sudah sampai di Korea keesokan hari. Aku menatap cermin besar yang ada pada kamar hotelku. Blouse berwana baby pink dan sebuah rok span hitam sudah melekat dengan baik pada tubuhku. Kusisir sebentar rambut teruraiku dan mengambil botol parfum yang ada di meja rias. Wangi ini, wangi yang selalu disebutkan oleh suamiku sebagai wangi yang sangat ia idamkan. Vanila. Wanginya yang lembut dikatakannya dapat membuatnya tenang sekaligus bergairah. Aku saja heran, bagaimana bisa hanya dengan wangi selembut ini dia bergairah. Aku semakin heran dengan kata-kata bergairah itu, ia memang tidak melakukan apa-apa padaku setelah mengatakannya. Ya, kurasa kalian tahu apa maksudku. Mungkin ia hanya ingin menggodaku. Karena dapat dipastikan, setelah ia mengatakannya, wajahku langsung memanas.

Kuambil ponsel yang juga berada di meja rias tersebut karena ada sebuah pesan masuk. Ternyata pesan dari salah satu anggota timku. Mereka sudah berada di ruang rapat. Aku memasukkan ponselku ke dalam tas tangan dan segera menuju rak sepatu. Segera saja aku membuka pintu kamar dan.. Voila! Aku mendapati sebuah buket bunga Lily putih besar berada tepat di depan wajahku. Besarnya ukuran buket tersebut membuatku bingung karena tidak dapat melihat siapa yang ada dibaliknya.

"Excuse me. This bouquet for me? From who?"

Perlahan buket bunga tersebut turun, dan aku mendapati sosok yang sangat kurindukan berada di depanku. Jimin. Dengan senyuman khas yang ia miliki ia berdiri di sana. Apakah ini mimpi?

"Oppa?" aku bingung harus berbuat apa. Aku hanya terdiam dan mengerjapkan mataku berkali-kali. Benarkah ia suamiku? Park Jimin?

"Kau hanya akan diam seperti itu, sayang?" Sekilas sebuah kekecewaan tersirat pada raut wajahnya. Aku hanya diam? Ya! Aku tidak tau harus berbuat apa?! Pasti ini sebuah mimpi. Bukankah ia ada di Amsterdam? Tadi pagi aku masih melakukan video call dengannya dan ia masih di sana.

Ia mendekat padaku dan mengecup bibirku pelan, "Pasti kau mengira ini mimpi, kan? Apakah kecupanku kurang terasa?"

Tidak menjawab pertanyaannya, aku langsung saja menghambur pada tubuhnya. Kupeluk tubuhnya dengan erat, seakan tidak ingin melepaskannya walau hanya sedetik. Ia membalas pelukanku walau sempat kesusahan dengan buket bunga yang ia bawa. Ia mengelus rambutku dan mengecup ujung kepalaku. Kuhirup dengan dalam wangi tubuhnya. Wangi ini, wangi strawberry yang menjadi favoritku. Aku merindukannya.

KPOP Mature Stories 21+Where stories live. Discover now