Woozi (Seventen) X You

6.5K 121 0
                                    

Kau mengetuk pintu berwarna hitam di depanmu. Sebuah papan tergantung di sana--busy. Kau mendecak ketika tak ada sambutan dari dalam. Sekali lagi kau mengetuk pintu itu dan lagi-lagi tidak ada balasan. Kau memberanikan diri memutar handle pintu, tidak di kunci. Kau mencoba mengintip ke dalam, mencari tahu sedang apa orang di dalam. Kau sedikit mengerjapkan mata saat mendapati seseorang sedang sangat fokus menatap layar komputer di depannya. Sebuah earphone tersangkut pada telinganya. Kau mengendap masuk ke dalam. Mencoba untuk tidak menarik perhatian orang tersebut. Saat kau perlahan menutup pintu, kau tidak menyadari orang yang semula fokus dengan layar komputernya itu sudah ada di belakangmu. Saat kau memutar tubuhmu, sebuah kecupan mendarat di keningmu.

Kau terkejut, memukul pelan dadanya, "Ya! Woozi-ya!"

Woozi tertawa sambil memegangi perutnya karena tidak tahan melihat bagaimana ekspresi terkejutmu.

Kau langsung saja memeluk tubuh mungilnya. Walaupun dia termasuk salah satu pria terkecil yang pernah kau temui, namun kau sangat bersyukur karena tubuhmu lebih kecil darinya. Sehingga kau masih merasa sangat nyaman bila ada dalam pelukannya.

Kau merasakan tangannya mengelus punggungmu. Naik ke atas dan memainkan rambut tergeraimu. Kau melirik layar komputernya, "Kau sedang membuat lagu?"

Woozi mengangguk, terasa dalam pelukanmu, "Sebuah lagu yang berbeda dari biasanya."

Masih dengan posisi yang sama, kau bertanya, "Berbeda?"

"Ya, bukan seperti lagu Seventeen biasanya. Lagu kali ini kuciptakan.. Hmmmm.. Lebih nakal?"

Kau melepaskan pelukanmu. Menatap matanya, "Nakal?"

Woozi mengangguk lagi, "A little bit... Sexy and naughty."

Kau menaruh kedua telapak tanganmu di depan mulut, seolah tidak percaya dengan yang ia katakan. Ya, kau sudah lama berpacaran dengan Woozi dan tahu betul bagaimana kekasihmu itu sangat 'lurus' dalam menulis dan mengkomposisi sebuah lagu.

"Bagaimana kau mendapatkan idenya?"

Woozi tersenyum nakal. Ia kembali mendekatimu, menyejajarkan mulutnya dengan telingamu, "You."

Woozi mendorong sedikit tubuhmu hingga menyentuh pintu. Ia tak melepaskan tatapan matanya darimu. Kau melihat sebuah desiran hawa yang tak biasa dipancarkan oleh Woozi saat itu. Kau merasakan panas di sekitar tubuhmu saat Woozi mulai mendekati wajahnya dengan wajahmu. Hembusan nafasnya menyapu kulit wajahmu. Ia sedikit mendekat hingga bibirnya hampir menyentuh bibirmu, "Sekaranglah saatnya aku mencari ide dengan tubuhmu."

Seketika saja bibir Woozi sudah bertemu dengan bibirmu. Kau membelalakkan matamu saat bibirnya langsung bermain dengan lihai menguasai bibirmu. Tak butuh waktu lama untuk Woozi menjejalkan lidahnya menemukan keberadaan milikmu. Kau mendesah saat tangannya mulai menyentuh pundak dan lenganmu. Kau mengangkat lenganmu, memeluk lehernya. Kau ikut bermain liar dengannya. Woozi masih mendominasi ciuman kalian tepat sebelum akhirnya kau berani menggigit bibir atasnya dengan lembut.

Woozi mendesah saat ujung lututmu terangkat dan menyentuh bagian depan bawah tubuhnya. Kau tersenyum di tengah-tengah ciuman kalian. Tangan Woozi masih mencoba untuk menyentuh tiap jengkal tubuhmu yang masih lengkap dengan pakaian. Seolah ia sudah sangat paham bagaimana lekuk tubuhmu, ia mulai mengarahkan tangannya turun ke arah resleting celana jeansmu. Dengan cekatan ia dapat membukanya dan mendorong sedikit ke bawah hingga celana jeans yang sedikit longgar itu sudah terjatuh ke bawah.

Kau melepaskan ciuman kalian, Woozi tersenyum kembali memperhatikan bagaimana desiran nafsu yang semula penuh di dalam dirinya kini sudah ikut menguasai dirimu. Kau mencoba untuk menarik ke atas kaos hijaunya. Seolah paham, Woozi menggerakkan tubuhnya agar kaosnya lebih cepat terlepas.

Kau kini mencoba mengangkat kaosmu, menariknya ke atas hingga tertinggal bra hitammu. Woozi memperhatikan bagaimana lekuk tubuhmu yang sudah lama tidak ia lihat karena sangat sibuk dengan album baru yang akan dirilis. Kau melihat Woozi seolah terburu-buru menurunkan celana pendek dan boxernya. Kau menelan ludah saat memeperhatikan kejantanannya sudah berdiri sempurna. Sama dengan Woozi, kau begitu merindukannya.

Kau menurunkan tali bramu, Woozi mendekatkan tubuhnya dan membantumu membuka pengait bra. Sesaat setelah bramu telah terlepas dari tubuhmu, Woozi langsung menangkup payudaramu dengan tangannya. Ia menjepit putingmu dengan jemarinya, kau mendesah sekali lagi karena tangannya.

Woozi menempelkan badanya dengan tubuhmu. Kau merasakan bagaimana kulit telanjangmu menyentuh dadanya. Hangat tubuh kalian yang seolah menyatu memberikan sensasi kenikmatan tiada tara. Tangan Woozi yang bebas mencoba menurunkan celana dalammu. Menyadari hal itu, kau ikut membantunya. Tangannya langsung menyelip di antara vaginamu, memasukkan dua jarinya sekaligus ke dalam liang vaginamu. Ibu jarinya bermain di sekitar klitorismu, memberikan gerakan naik turun yang cepat dan hal ini membuatmu memejamkan mata seraya meneriakkan namanya.

Kau mendengar Woozi tertawa. Sekali lagi ia menambah gerakan memutas pada klitorismu di saat jemarinya masih keluar masuk vaginamu. Kau meremas pundaknya, mengangkat kaki kananmu untuk bertumpu pada pinggangnya.

"Teriakan namaku sekali lagi," ucap Woozi saat mencoba memasukkan jari ketiganya ke dalam vaginamu.

"Jihoon-aaahhh.." Kau mendesiskan nama aslinya.

Woozi menggeleng, ia menghentikan gerakan tangannya. Kau menunjukkan wajah bingungmu, "Aku lebih suka nama Woozi kau elu-elukan di saat seperti ini."

Kau mengangguk. Woozi kembali memainkan bagian bawah tubuhmu. Sontak kau langsung meneriakkan nama yang sesuai dengan keinginannya, "Woozi-yaaahhhh....hhmmm," nafasmu tertahan saat merasakan puncakmu berbarengan dengan desahanmu.

Woozi mengeluarkan tangannya. Ia menahan kakimu yang masih menggantung di pinggangnya. Woozi mengarahkan penisnya dengan tangannya yang lain, mengiringnya masuk menyusuri vaginamu. Sekali lagi kau menahan nafasmu merasakan kerasnya penis Woozi menghentak vagina basahmu.

Woozi ikut menahan nafasnya saat kau meremas pundaknya. Puncak orgasmemu tadi masih terasa di sekujur tubuhmu dan kini kau akan menerima puncakmu yang lain akibat hentakan berulang yang saat ini diberikan oleh Woozi.

Woozi menjilat tulang rahangmu. Kau memainkan jemarimu dengan rambutnya selain tanganmu yang lain tetap meremas pundaknya. Woozi terus mendorong pinggulnya agar penisnya memnuhi vaginamu. Kau mengatur nafasmu. Seirama dengan hentakannya, Woozi juga memberikan irama yang sama dengan payudaramu.

Setelah puas memainkan payudara dan putingmu, Woozi mengarahkan tangannya ke arah pipimu. Ia mengelus pipimu saat matanya menatap matamu untuk kesekian kalinya. Tak kuat melihat bibir penuhmu, ia kembali melahap bibirmu. Langsung bibirnya menjilati setiap lekuk bibirmu tanpa memberi ampun. Kau mencoba mengumpulkan oksigen di tengah kegiatan penuh hawa panas itu. Pinggulnya tak berhenti sedetikpun, masih mencoba mencari puncak gairahnya kali ini.

Kau mengigit lidahnya yang dengan nakal menggoda ujung bibirmu dan saat itu pula gerakan pinggul Woozi semakin cepat. Kau merasakan getaran pada bagain bawah tubuhmu. Kau seolah yakin akan mencapai orgasme keduamu. Benar saja, kau mendesiskan namanya lagi saat Woozi juga mendesahkan namamu. Hentakan terkerasnya menyeruakkan cairan sperma di dalam vaginamu. Kau merasakan tubuhmu menegang dan Woozi menghela nafas panjang setelah puas dengan hentakan terakhirnya.

Kau mengelus pipi Woozi dengan ibu jarimu. Tersenyum dan di balas dengan Woozi sambil memperlihatkan bagaimana lesung pipi khasnya tergambar di wajah.

"Kau tidak dalam masa suburmu kan?" Tiba-tiba raut wajah Woozi berubah khawatir.

Kau menggeleng.

Woozi tampak lega. Ya, kau paham betul mengapa itu ditanyakan olehnya.

Kau merangkulkan tanganmu pada lehernya, "Aku tidak sabar bagaimana lagu seksi dan nakalmu itu nanti."

"Kalau begitu, temani aku malam ini menyelesaikannya. Mana tahu aku membutuhkan ide tambahan."

-end-



vote + comment ^^

kalo mau request bisa yaaa~~~

KPOP Mature Stories 21+Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz