L (Infinite) X You

5.4K 92 0
                                    


"Myungsoo-ya! Bangun!" Kau menepuk-nepuk pipi tunanganmu yang sedang tertidur dengan memeluk guling. Setelah makan siang tadi, ia mengatakan ingin sedikit 'mengistrirahatkan' punggungnya karena lelah dengan segudang file yang harus di selesaikan pengerjaannya kemarin malam. Ya, memang tunanganmu itu sengaja membawa pekerjaannya pulang ke rumah karena ia tidak begitu suka sedirian di ruangan kantor yang besar hingga malam.

Alhasil ia harus rela memangkas waktu tidurnya dan merelakan punggungnya sedikit kram. Kau tidak tahu kapan pastinya Myungsoo tertidur di sebelahmu, yang pasti sampai tadi sebelum membangunkannya untuk mandi dan makan siang ia belum membuka matanya. Dirasa ia sudah pada posisi enak, segar sudah mandi dan perut sudah kenyang, ia mengecup pipimu dan berbisik, "Sayang, aku tidur siang dulu ya. Sebentar saja. Aku merasa punggungku akan patah bila tidak di baringkan." Kau mengangguk.

Kau kembali melihat jam dinding putih di kamar tidur kalian, hampir jam 5 sore, "Myungsoo-ya, kalau hanya tidur saja kerjaanmu, bagaimana bisa badanmu sehat? Kau seharusnya berolahraga agar tubuhmu kuat. Tidak mudah kram."

Myungsoo hanya mendeham membalas ucapanmu.

"Ayo bangun. Gunakan treadmil yang sudah kita beli beberapa bulan yang lalu itu agar kau bisa menghilangkan rasa kantukmu."

Lagi-lagi Myungsoo hanya berdeham.

Kau mendekati Myungsoo, "Ya!"

Myungsoo terlonjak, ia terduduk dan menggaruk kepalanya, "Aku masih sangat mengantuk, sayang."

"Kau mau bangun jam berapa kalau seperti ini?"

Myungsoo diam. Dia tahu dirinya salah.

"Ayo bangun, cuci mukamu. Aku tunggu di dekat treadmil. Akan kubuatkan jus agar kau segar."

Kau berjalan keluar kamar, mendengar kaki Myungsoo berjalan menuju kamar mandi. Sepertinya ia langsung menurutimu. Setelah di dapur, kau langsung mengeluarkan pisang dan stoberi, mencucinya dan memblendernya dengan susu segar. Ini memang sengaja kau siapkan agarsetidaknya Myungsoo punya tenaga untuk memulai olahraganya.

Matamu mengikuti arah jalan Myungsoo yang baru saja keluar dari kamar. Masih dengan celana pendeknya tadi dan kaos putih besarnya. Kau menggelengkan kepala, mendekatinya, "Kau tidak mengganti bajumu?"

Myungsoo menggeleng.

Kau memperhatikan tubuhnya dari atas ke bawah. Myungsoo mengikuti arah pandangmu, "Kenapa?"

"Kenapa? Kau tidak lihat bagaimana tubuhmu sangat lemah seperti ini? Myungsoo-ya, kau harus berolahraga. Aku tahu kau tidak gendut, tapi aku juga tahu kau tidak sehat," kau mencubit pelan pipinya.

"Aku lelah sayang, dan kau menyuruhku olahraga? Aku bisa pingsan," sanggah Myungsoo.

Kau menggeleng, "Kau akan jauh lebih bertenaga. Ototmu juga akan lebih terbentuk. Seperti Hoya oppa."

Myungsoo langsung mengarahkan kepalaanya kepadamu yang semula menatap aquarium ikan kalian, "Hoya hyung?"

Kau mengangguk, "Badan Hoya oppa sangat bagus. Tinggi dan aku yakin pasti sangat berotot. Onni kekasih Hoya oppa bilang itu karena dirinya rajin olahraga. Tidak sepertimu."

Myungsoo maju ke arahmu. Ia sedikit berlari dan memojokkanmu di sebuah sudut tembok, dekat treadmil, "Kau membandingkanku dengan Hoya hyung sekarang?"

Kau tersenyum, mungkin ini cara agar dirinya mau berolahraga, "Bukan membandingkan. Lebih tepatnya memberikan pertimbangan."

"Aku akan berolahraga, tapi bersamamu," Myungsoo tersenyum licik. Ia membuka satu persatu kancing kemeja katunmu dengan satu tangan mengelus pipimu. Kau mengerutkan dahi, bingung apa yang hendak dilakukannya.

"Sex is another way to workout," ucapnya.

Demi apapun itu, kau merasakan lututmu melemas. Kemana keberanianmu selama memarahinya tadi?

Myungsoo mendekatkan bibirnya pada tengkuk lehermu. Tangannya sudah menjalar menyusuri kulit dadamu dan turun hingga mencapai pusar. Kau bergidik geli saat merasakan sapuan lidahnya menyusuri pundakmu.

Kau memeluk punggungnya, merasakan kulit dadamu bertemu denga tubuhnya yang masih ditutupi pakaian kau menjauhkan tubuhmu. Mengangkat kaosnya, langsung mencium bibirnya sambil kembali menempelkan kulitmu dengan kulit dadanya. Kau sedikit melompat untuk melingkarkan kaki pada pinggangnya. Ia menahan bokongmu dengan lengannya. Di tengah ciuman kalian, Myungsoo mendesis, "Ini namanya olahraga lengan," kau tertawa mendengar ucapan Myungsoo.

Kau menggesekkan dadamu yang masih terbungkus bra pada dada telanjangnya. Menggelitik tengkuk lehernya dengan ujung jarimu, Myungsoo mendesah.

Ia menurunkan tubuhmu, sedikit berlutut untuk membuka kancing celana pendekmu, menurunkannya bersamaan dengan celana dalammu. Kau melihat betapa terburu-burunya Myungsoo. Ia lalu dengan asal menarik ke atas bramu dan langsung menurunkan celana pendek serta boxer ketatnya. Kalian sudah tidak berbusana sama sekali, "Tadi kau terlihat sangat lemas, sayang?"

"Aku ingin segera membuktikan padamu bahwa aku jauh lebih kuat dari Hoya hyung," senyumannya terkesan ingin membalas dendam. Dirimu balik tersenyum, memberikan sinyal untuk Myungsoo segera membuktikan.

Myungsoo mendekatkan penisnya yang setengah berdiri di depan vaginamu. Kau mengerutkan dahimu.

"Percaya padauku," ucapnya.

Kau merasakan penisnya perlahan memasuki vaginamu. Ia langsung mengangkat tubuhmu lagi, namun kini penisnya sudah ada di dalammu, seolah pas dan akan sesak bila seratus persen terangsang.

Myungsoo menciumi pipimu, menjilati tulang rahangmu dan menghisap salah satu titik pada lekuk leher kirimu. Kau mendesah, mencengkram pundaknya. Tak kau sangka, Myungsoo mulai menggerakkan pinggulnya. Ia mendesis saat merasakan vaginamu menghisap penisnya. Kau melihat nafasnya memburu saat ia sudah mulai mempercepat gerakan. Kau membantunya melap keringat yang turun melewati lehernya.

Benar saja, penisnya sungguh sesak di dalam vaginamu. Kau menjilat bibir bawahmu, melihat bagaimana bisa Myungsoo dengan kuat menggendongmu dan menggerakkan bagian bawah tubuhnya. Kau melihat alur uratnya timbul di sekitart pelipis dan lehernya. Wajahnya memerah. Ini membuatmu merasakan puncakmu hampir tiba. Kau sangat terangsang menerima kenyataan tunanganmu sungguh kuat. Entah mengapa ini terjadi walau sedikit konyol kau rasa. Selama ini kalian memang pernah melakukan ini, tapi tidak pernah dengan posisi yang memperlihatkan bagaimana otot lengannya mampu menggendongmu, otot pahanya mampu menahan berat tubuhmu bahkan melakukan gerakan-gerakan yang sudah pasti menguras tenaga.

Kau memainkan puting kananmu sendiri, tanganmu yang lain masih memengang pundak Myungsoo. Kau mendongakkan kepalamu saat merasakan besar dan panjangnya penis Myungsoo seakan mencapai ujung vaginamu. Kau tersengal berkali-kali, mencapai puncakmu terlebih dahulu dengan menerikakkan nama Myungsoo. Myungsoo masih dengan 'olahraga'nya. Ia masih memajumundurkan pinggulnya, hingga akhirnya ia meneriakkan namamu juga. Kakinya seolah seperti kehabisan tenaga karena klimaks. Ia sedikit menyenderkan tubuhnya pada tembok namun tak mengubah posisi kalian. Kau memeluk lehernya, menciumi pundaknya.

Myungsoo berjalan menuju meja makan. Kau memisahkan pelukan kalian, melihat dirinya sudah memegang jus, "Enak sayang, seperti biasanya."

-end-


Vote + Comment ^^

KPOP Mature Stories 21+Where stories live. Discover now