Married 19

166K 6.3K 122
                                    

"Ohh... jadi gitu. Kaget juga ini anak bisa tahan nafsunya ke lo Zoll. Biasanya kan dia main terjang aja." Kata Dio yang dihadiahi jitakan oleh Jonathan.

"Apa banget terjang terjang. Lo pikir gue ombak hah?" Dengus Jonathan.

"Tapi itu sweet banget deh..." Kata Fanya dengan ekspresi dilebih lebihkan.

"Kamu mau juga sayang?" Tanya Mikhael dengan senyuman menggoda. Wajah Fanya sukses memerah.

"Lo apa apain adik gue, lo besok udah masuk liang kubur." Kata Cleo dengan nada mengancam.

"Iya iya... ampun deh kalo punya calon kakak ipar kayak gini." Kata Mikhael pasrah. Semuanya terkekeh.

"Eh, tapi gue liat Vie sama antek anteknya itu gak masuk deh hari ini..." Kata Fanya. Ya... Fanya sekelas dengan Vie dan gengnya.

"Bagus deh, lo ati ati deh Fan. Daripada nanti kena semprot." Kata Zolla dengan refleks mengusap bibir dan lehernya mengingat hal kemarin. Tetapi hal itu dihentikan oleh Jonathan. "Stop, okay." Jonathan mengecup bibir dan leher Zolla singkat. Wajah Zolla memerah. Yang lain hanya menatap dengan wajah menggoda ke arah mereka.

"A-apaan sih?" Kata Zolla risih. Jonathan hanya terkekeh dan merangkul Zolla. Hal itu membuat wajah Zolla makin memerah.

"Jadi, disini tinggal kita bertiga aja ya yang jomblo." Kata Steven pada Cleo dan Dio.

"Kalian tuh gak laku." Tandas Fanya. Dia langsung mendapat jitakan dari saudara kandungnya.

"Kak Zolla?" Panggil seseorang yang lewat di meja kantin mereka. Zolla menoleh.

"Dea... Deo..." Kata Zolla sumringah. Dia memeluk kedua anak itu. Jonathan hanya menatap hal itu dengan datar. "Ekhm..." Dehemnya menyadarkan Zolla.

"Maaf..." Kata Zolla pelan. "Ini Amadea Franda Leonard, panggil aja Dea.." Kata Zolla memperkenalkan anak perempuan berambut coklat berponi sepunggung itu. Dea melambaikan tangannya pada yang lain. "Aku Dea, anak kelas 11A." Kata Dea. Cleo menatap perempuan itu dalam. Wajah Dea langsung memerah dan yang lain menatap mereka berdua dengan tatapan menggoda.

"Ini Deovan Fredo Leonard. Panggil aja dia Deo." Kata Zolla sambil merangkul pundak Deo yang tingginya sama dengannya. Jonathan langsung menatapnya tajam. Tetapi Zolla tidak mempedulikannya.

"Hai, gue Deo, anak kelas 10B. Kita ini saudara sepupu Kak Sherra." Kata Deo sambil memandang Jonathan penuh makna. Jonathan hanya mengalihkan pandangan begitu ditertawakan oleh temannya yang lain.

"Hai Dea, gue Cleo..." Kata Dea sambil menatap Dea. "A-aku Dea..." Kata Dea pelan. "Mmm... pake aku kamu ya... mau langsung pacaran?" Tanya Cleo menggoda. Yang lain tertawa.

"Kak... ganteng tuh... atletis... mmm... diliat liat sih pinter dari mukanya. Sesuai ciri ciri cowok idaman lo banget." Perkataan Deo membuat wajah Dea semakin merah.

"Gausah jailin gue kenapa." Kata Dea. "Dasar adik durhaka." Lanjutnya sambil menimpuk kepala Deo. Deo tertawa.

"Kalian sekolah disini? Kok aku gak tau?" Tanya Zolla pada mereka. Mereka mengangguk. "Papa udah balik disini ngurus kantor utama lagi. Bukan di Denmark ngurus kantor cabang." Kata Dea.

"Leonard's group ya? Berarti satu perusahaan sama keluarga Zolla?" Tanya Jonathan disahuti anggukan dari mereka. "Papa itu kepala direksi utama Leonard's group, kalo papa Kak Sherra memang pimpinan di Leonard's group." Kata Deo. Jonathan hanya mengangguk angguk. "Yaudah kak, kita kesana dulu ya... Bye semuanya..." Kata Dea sambil menarik Deo.

"Zoll... gue boleh minta nomernya Dea gak?" Tanya Cleo. Zolla mengangguk. "Nanti gue kasih." Kata Zolla sambil tersenyum. "Tapi kalo lo macem macem sama dia, gue golok leher lo itu." Senyuman Zolla hilang berganti dengan seringaian. Cleo bergidik ngeri.

★★★★★★★★

"Eh... mama papa sama mami papi minggu ini jadi makan malem kan?" Tanya Zolla pada Jonathan. Sekarang mereka ada di kamar. Zolla membaca buku disamping Jonathan yang berkutat dengan laptopnya.

"Jadi, tadi mama udah telepon aku." Kata Jonathan tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Zolla.

"Jon... kamu pernah pikirin gak.. kita yang awalnya gak saling kenal, bisa dijodohin kayak gini?" Jonathan tidak menjawab pertanyaan Zolla. Dia tetap sibuk dengan laptopnya itu. Zolla yang merasa kesal hanya bisa meletakkan novelnya di nakas dan menuju ke balkon. Dia mengerti kalau Jonathan tidak bisa diganggu sekarang.

Tiba tiba perutnya terasa hangat. Dia mencium aroma musk di dekatnya. Wajahnya memanas saat mengetahui bahwa Jonathan memeluknya dari belakang sambil mencium lehernya.

"Jon... mmhm... geli ta... mhh tau..." Zolla menahan desahan dan tertawa secara bersamaan.

"Maaf... Aku gak bermaksud ga peduliin kamu." Kata Jonathan sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Zolla.

"Aku ngerti kalo kamu butuh waktu buat kerja kok." Kata Zolla sambil mengelus tangan Jonathan yang ada di perutnya.

"Thank you... dan soal pertanyaan kamu tadi. Aku emang mulanya mau dijodohin sama kamu soalnya aku bisa bebas. Lama lama... aku ngerasa kamu sesuatu yang harus aku lindungi. Dari situ aku mulai ada rasa suka. Dan sekarang, kita adalah suami istri seutuhnya. Bukan lagi status kayak dulu." Zolla tersenyum mendengar jawaban Jonathan. Dia senang Jonathan mau meluangkan waktunya untuk dirinya. Dia juga senang diperlakukan manis seperti ini. Zolla berbalik dan mengecup pipi Jonathan sekilas.

"Ayo mandi... udah sore... mama papa sama mami papi bentar lagi dateng." Kata Zolla. Jonathan tersenyum menggoda. "Mau mandi bareng nih?" Godanya. Zolla memukul lengan Jonathan. "Dasar mesum..." Seru Zolla sambil masuk ke kamar mandi. Jonathan terkekeh.

★★★★★★★★

"Hai ma, mi.... i miss you so badly." Kata Zolla sambil memeluk Mama Chyntia dan Mami Della.

"Gak kangen sama kakak nih?" Kata seseorang di belakang mamanya. Zolla langsung menghambur ke pelukan kakak tersayangnya. "Kak... kok gak pernah main kesini sih..." Dengus Zolla.

Kak Hans tertawa dan membalas pelukan adiknya. "Kakak takut kamu lagi ehm ehm... trus kakak ganggu." Kata Kak Hans sambil menekankan kata ehm ehm.

"Apaan sih kak..." Zolla memukul lengan kakaknya, mukanya juga memerah. "Hayoo... jangan jangan bener ya??? Kok mukanya merah gitu?" Goda Kak Hans lagi. "Kakak!!! Aku masih suci tau!!!" Seru Zolla. "Iya iya...
bercanda kok." Kata Kak Hans di tengah kekehannya.

"Ayo masuk dulu... jangan ngobrol di depan terus dong." Kata Jonathan. "Ayo kita makan dulu." Kata Jonathan mengajak yang lain untuk masuk dan makan.

"Maaf ya gak bisa banyak menu... soalnya tadi Jonathan pelu--" Zolla menutup mulutnya dengan wajah memerah. Jonathan memang terus menerus menjahilinya saat dia memasak tadi. Kadang memeluk, menggelitiki, mencium pipi Zolla, memainkan rambutnya, dan sejenis itu, sehingga Zolla tidak bisa konsentrasi memasak.

"Emang aku ngapain tadi, Zoll?" Pancing Jonathan. Wajah Zolla sudah sangat memerah. Dia mencubit pinggang Jonathan keras.

"Auu... sakit Zolla." Pekik Jonathan pelan. "Salah kamu sendiri." Sahut Zolla dengan cuek.

"Kak... perasaan dulu Kak Zolla sama Kak Jonathan ngomongnya lo gue deh... sekarang kok ganti jadi aku kamu?" Tanya Maria, saudara Jonathan yang berumur 14 tahun itu kepada Kakaknya, Ryan. Dia sedang berusaha menggoda kakaknya.

"Kalau udah cinta mati, harus pake aku kamu." Kata Ryan sambil memberikan pandangan menggoda pada pasangan itu. Wajah Zolla sudah memerah. Para orangtua hanya terkekeh melihatnya.

"Yaudah... ayo makan. Jangan bercanda terus." Kata Papa Mario. Mereka pun makan. Zolla punya firasat malam ini dia akan digoda mati matian oleh saudara saudaranya dan Jonathan juga.

★★★★★★★

Aku kasih keterangan ya, sebelum kalian bingung...
*Papa Mama itu panggilan Zolla dan Jonathan untuk Papa Mario dan Mama Chyntia, orangtua dari Zolla.
*Papi Mami itu panggilan Zolla dan Jonathan untuk Papi Charles dan Mami Della, orangtua dari Jonathan.

Aku rasa cuma segitu deh... Vomment nya ya... biar aku semangat nulis :))

Callista

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang