Married 1

444K 13.1K 634
                                    

"Heh.. Siapa suruh duduk disini!!! Lo tau kan ini tempat gue, lo mau cari mati ya?!!" Bentak Jonathan kepada anak lelaki yang duduk di meja tengah. Aku hanya menutup telinga dan tidak menghiraukan kekacauan yang sudah mereka buat.

"Zollaaaa..."

"Apaan sih Fan, kenapa teriak teriak gitu, ntar lo kena semprot sama Jonathan and the geng baru tau rasa ya..."

"Sorry..." Katanya dengan muka menyesal.

"Untung mereka di tengah kita di paling pojok kantin, kalo gak pasti lo kedengeran."

"Yaudah lah, lagian kenapa sih tuh anak hobi banget nge-bully anak sekolahan? Padahal dia bisa punya pamor yang bagus kalo jadi anak baik baik." Kata Fanya lagi.

"Ga tau deh Fan, bukan hidup gue. Ayo ke kelas." kataku.

Fanya adalah sahabatku dan teman sekelasku sejak kita kelas 6 SD. Gadis berkulit putih dengan rambut coklat sebahu berponi itu memang baik tapi cerewet dan suka teriak teriak, dia selalu membuat telingaku berdenging.

★★★★★★★★

Kami masuk ke kelas 11A, kelas kami tentu saja. Saat masuk kelas banyak perempuan yang menggosip tentang kejadian di kantin tadi. Dasar cewek cewek rumpi...

"Eh Zoll, itu si Jonathan bukan?" Aku menoleh saat mendengar perkataan Fanya.

"Iya, kayaknya korban selanjutnya dari 11A deh." Kataku.

Korban, ya korban. Jonathan suka mencari perempuan untuk errmm... ya kalian tau lahh... make out. Walaupun dia masih SMA, udah banyak cewek yang make out sama dia. Ingat, make out bukan have sex. Untunglah aku bukan salah satu perempuan yang sudah pernah disentuhnya.

"Lo belum pernah ya Zoll, ati ati..." Kata Fanya.

"Emangnya lo pernah?" Dia menggeleng. "Gue kan kembarannya Cleo, jadi gue ga mungkin jadi mainan dia."

Cleo adalah salah satu anggota Jonathan. Jonathan, Cleo, Dio, dan Steven, atau yang lebih dikenal The Bullying oleh anak SMA Zerain. Hampir semua cewek senang kalau mereka ajak make out. Karena cewek cewek itu punya kesempatan untuk melihat tubuh mereka yang katanya indah. Tapi bukan aku. Aku malah sangat jijik melihat mereka menjadikan cewek cewek seperti mainan mereka.

"Emang tubuh mereka bagus bagus ya?" Tanyaku pada Fanya.

"Gue gak tau lahh... tapi katanya sih gitu." Sahut Fanya.

"Emang lo gak pernah liat badan kembaran lo?"

"Tiap hari juga liat..." Kata Fanya sambil memutar bola matanya. Aku membelalakkan mata.

"Hahhh???? kok bisa?" Tanyaku. Pikiran buruk mulai muncul di pikiranku.

"Gausah mikir yang enggak enggak deh. Papa mama gue nempatin gue sama Cleo sekamar. Gatau tuh... masih disuruh sekamar aja. Dan gue tau soalnya setiap habis mandi sore dia shirtless. Tidur malemnya juga shirtless. Jadi jangan heran deh."

"Mmm... badannya gue akuin bagus sih... six pack. Tapi gue bosen liatnya." Lanjutnya. Aku tertawa pelan mendengar kata bosan yang keluar dari mulut sahabatku ini.

"Eh... dia udah dapet tuh." Katanya. Aku menoleh dan melihat salah satu teman kelasku, Michelle, sedang berciuman. Tanda bahwa dialah korban selanjutnya.

"Apa bagusnya Michelle sih... Dia tuh sok cantik banget. Bagusan juga lo Zoll, Rambut panjang coklat sepunggung, kulit putih bersih tanpa jerawat, langsing pinter, polos, baik lagi." Kata Fanya sambil menatapku dari atas sampai bawah.

"Apaan sih lo... gue juga gak mau kali make out sama orang kayak gitu. Amit amit deh..." kataku menggidikkan bahu. Jonathan pun kembali ke kelasnya. 11B.

★★★★★★★★

Sepulang sekolah...

"Gue pulang dulu ya Zoll. Ntar dimarahin Cleo. Dia serem kalo marah." Kata Fanya sambil melambai dan langsung keluar kelas. Aku hanya geleng geleng melihat dua anak kembar yang sangat aneh.

Aku keluar dari kelas dan hendak berjalan menuju mobil. Hei, ini gak jadi masalah kan, aku udah 17 tahun. Jadi boleh boleh aja.

Aku pun mengemudi sampai rumahku. Rumahku berlantai 3 dengan halaman yang luas dan warna hijau mendominasi tembok rumah. Aku segera memasukkan mobil saat pak Heru, satpamku, sudah membukakan pagar.

"Kamu udah pulang nak." Kata Mama menyambut kedatanganku. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

"Kok sibuk banget ma? Ada acara ya?" Tanyaku. Karena aku melihat pembantuku yang berjumlah 2 orang sedang sibuk memasak, mama juga tampak baru saja memasak.

"Nanti malam rekan bisnis papamu dan keluarganya mau datang. Katanya ada perjanjian yang harus mereka selesaikan. Jadi kita masak karena mereka mau makan malam disini. Kamu juga harus aiap siap ya. Bajunya udah ada di kamar. Kamu istirahat sampe jam setengah lima, terus mandi sama siap siap ya." kata mama. Aku hanya mengangguk lalu pergi ke kemarku yang ada di lantai 3.

Di rumahku, lantai 1 untuk ruang tamu, ruang makan, dan ruang keluarga. Lantai 2 untuk belajar dan ruang kerja serta perpustakaan kecil karena seluruh keluargaku suka membaca. Lantai 3 untuk kamar tidur dan ruang musik karena seluruh keluargaku suka bermain musik juga.

★★★★★★★★

Pukul setengah lima aku bangun lalu langsung mandi. Setelah mandi, aku langsung membuka lemari pakaianku dan melihat dress selutut dengan lengan panjang berwarna biru gelap dan flat shoes mengkilap dengan warna yang sama dengan dressku.

Aku segera memakainya. Rambutku digerai dengan hiasan bando berwarna biru gelap. Aku memakai polesan make up natural dan segera turun ke lantai bawah.

Di lantai bawah aku melihat papa sudah rapi dengan kemeja lengan panjang berwarna biru gelap, celana panjang hitam, sabuk, dan sepatu. Kak Hans memakai style yang sama seperti papa tetapi kemejanya berlengan pendek. Mom memakai dress bawah lutut dengan lengan dari broklat berwarna biru gelap.

"Ayo Zolla... mereka sudah mau datang." Kata Papa saat aku menuruni tangga.

"Iya pa..." Aku pun mempercepat turunku.

"Lo cantik banget deh. Kalo bukan adik gue udah gue pacarin lo." Gurau Kak Hans.

"Thanks, lo juga ganteng kok."

Beberapa saat kemudian, keluarga rekan kerja papa datang. Kami semua menyambutnya di pintu depan.

Whattt???!!!!

★★★★★★★★

Hai hai.... aku bawa cerita baru nih... Gimana suka gak?

Vomment yaaa....

Callista

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang