Married 5

192K 8.5K 107
                                    

Dia melihat ke arahku, firasatku mulai tidak enak.

Ini buruk.

Tapi ternyata dia malah mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju lemari. Mau apa dia?

Dia mengambil sebuah kaos dan melemparkannya kepadaku.

"Pake tuh. Dingin disini."

"Kalo dingin kenapa lo gak pake kaos?" Tanyaku.

"Gue pake." Dia langsung mengambil kaos lagi dan memakainya. Akupun memakai kaosnya. Kebesaran, ini menutupi setengah pahaku.

"Udah ayo tidur. Besok lusa masih sekolah." Kataku. Ya, ini memang hanya libur karena ada rapat guru di luar sekolah kami selama seminggu. Huh, mama papa pinter banget menentukan tanggal pernikahannya.

Dia hanya berjalan menuju kasur dan melanjutkan berkutat dengan HP.

"Dasar manusia es, keras kepala lagi." Gerutuku saat aku sudah masuk ke dalam selimut.

Aku mendengar dia meletakkan HP nya di nakas, lalu lampu tidurnya dia matikan.

"Gue bisa denger itu, Mrs. Christian." Katanya pelan.

Apa tadi? Mrs. Christian? Entah kenapa jantungku langsung berdebar saat mendengarnya, dan tubuhku menegang. Tapi segera kunormalkan kembali. Yah, mungkin dia hanya bercanda. Setidaknya dia menurutiku.

"Good night Mr. Christian." Bisikku. Dan dia tidak menjawabnya. Mungkin sudah tidur.

★★★★★★★★

Keesokan siangnya kami langsung menuju ke rumah kami.Kata papa mama, barang barangku sudah ada di rumah itu.

Setengah jam perjalanan, kami sudah sampai di rumah yang akan kami tempati.

Aku keluar dari mobil dan melihat bagian depan rumah itu. Tidak jauh berbeda besarnya dari rumahku, kurasa ini juga 3 lantai.

"Lo masuk aja." Katanya sambil melempar kunci -yang aku kira adalah kunci rumah- kepadaku.

"Lo mau kemana?" Tanyaku saat dia masuk ke mobil lagi.

"Having fun." Dia langsung pergi. Huh, suami macam apa itu.

Cklek... aku memutar kunci pintu. Dan tampaklah interior yang sangat indah. Rumah ini di desaign berwarna putih biru juga ternyata. Semuanya sudah rapi. Hanya tinggal menata barang barangku dan Jonathan saja.

Aku berkeliling dan membuka setiap ruangan. Ada taman belakang berisi tanaman dan kursi kayu, dapur, kamar mandi, 2 kamar tamu, ruang tamu, dan ruang makan di lantai pertama.

Ada ruang baca, ruang yang berisi peralatan olahraga, kamar mandi, ruang keluarga, dan ruang home theater di lantai kedua.

Ada kamar kami -sepertinya-, ruang untuk mencuci dan menjemur baju, balkon, dan tentunya kamar mandi di lantai ketiga. Rumah ini benar benar sempurna. Aku langsung menata pakaian kami di kamar karena hari sudah menjadi sore.

Setelah itu aku memasak makan malam. Mmm... sepertinya nasi goreng cukup. Karena belum ada bahan bahan yang diperlukan untuk membuat makanan yang rumit.

Setelah memasak aku mandi dan berganti baju. Aku menunggu Jonathan pulang sambil memakan nasi gorengku.

Cklek... suara pintu rumah dibuka mengagetkanku. Aku langsung meletakkan piringku ke tempat cuci piring dan keluar.

"Huh... malem amat pulangnya, sana mandi, gue udah siapin makanan buat lo." Kataku.

Dia hanya mengangguk lalu naik ke lantai atas. Huh, dasar manusia es.

Selesai makan malam, aku mencuci semua peralatan makan serta memasak tadi, lalu pergi ke kamar. Aku belajar, yah... besok ada ulangan. Aku juga belum kerja PR sama sekali. Walaupun aku ranking 8 di kelasku, tapi tetap saja PR Matematika ini sangat rumit. Ada PR Fisika yang belum kukerjakan lagi. Sementara Jonathan sudah berkutat dengan HP nya lagi. Ah biarlah, apa peduliku.

"Duhh... ini apaan coba maksudnya? Susah amat..." Gerutuku.

"Lo tuh 10 besar tapi ngitung x+x aja hasilnya x². Dasar..." Katanya tiba tiba di belakangku. Aku yang kaget langsung refleks menoleh, dan mukaku sangat dekat dengan Jonathan. Hidung kami pun bersentuhan. Kami diam beberapa saat hingga Jonathan menjauhkan wajahnya.

"Sorry.." Kataku.

"Gakpapa, benerin tuh. Cara lo udah bener tapi ngitungnya yang salah. Dasar tolol." Tadi dia bilang gue tolol? Dasar cowok sialan.

"Iya iya..."

Selesai juga ini PR. Aku menuju ke tempat tidur dan melihat Jonathan sudah tidur. Dia tampan juga, harus kuakui, kalau sifatnya gak berandal, mungkin aku bisa suka sama dia.
Aku langsung naik ke tempat tidur dan menyelimutinya juga menyelimuti tubuhku.

★★★★★★★★

"Jon... bangun... ihh... kebo amat sih..." Dengusku, dia emang kebo. Susah amat bangunnya.

"Udah ah... aku mau mandi... awas ya kamu gak bangun..." Aku langsung ke kamar mandi.

Selesai mandi aku membuka pintu dan terkejut,"Aakkkhhh... iihh apaan sih, rese amat lo. Gue suruh lo bangun tapi gak nunggu di depan pintu juga."

Dia tidak menjawabku, malah tertawa kecil dan masuk ke kamar mandi.

"Dasar manusia es!" Gerutuku. Aku sengaja berteriak supaya dia dengar.

"Lo diem aja deh... berisik!!!" Huh, aku lagi yang salah.

"Serah lo..."

Saat aku hendak berangkat ke sekolah, aku menemui satu masalah lagi. Kalian tau apa? Mobilku tidak boleh kugunakan lagi. Masa minta anter sama Jonathan? Kan gak banget. Aku melangkah dan mulai berjalan kaki ke sekolah. Aku rasa 30 menit akan sampai.

Baru 5 menit berjalan, ada suara klakson mobil di belakangku, aku menoleh ke belakang.

"Hai Zolla..." Kata orang itu sambil menurunkan kaca mobilnya.

"Oh, hai Nathan." Nathan adalah salah satu teman baikku di kelas.

"Rumah lo daerah sini? Kok gue gak pernah liat lo sih?" Katanya. Aduh... gawat.

"Mmm... iya, gue baru pindah." Kataku.

"Mau gue anter gak?" Tawarnya.

"Mmm... ya deh, daripada telat." Aku setuju.

"Ayo naik."

★★★★★★★★

Sampai di sekolah, aku sudah disambut oleh teriakan teman baikku. Eh, dia gak teriak ternyata.

"Hai Zoll." Katanya. Hah? kenapa sih dia? Tenang amat. Kulirik di sebelahnya ada seorang laki laki yang kurasa baik dan lumayan tampan.

"Tumben lo tenang amat? Aww... sakit bego..." Rintihku. Dia menginjak kakiku.

"Sorry sorry. Ini temen gue, Mikhael. Mikhael ini temen baik gue, Nathan sama Zolla." Kurasa mereka lebih dari teman, aku harus minta penjelasan nanti.

"Dia murid baru kelas 11B. Dia baru masuk seminggu lalu. Yaudah, kita pergi dulu." Kata Zolla.

"Lo harus jelasin ke gue nanti." Bisikku padanya. Dia hanya mengangguk.

★★★★★★★★

Hai hai... chapter baru nih, kalo kalian misalnya mau ngasih saran cerita kalian boleh ngasih saran di kolom comment atau bisa dari twitter @Callista_0902

Karena cerita ini dikit vote nya... aku mau 5 votes buat next chapter...

Sekian dulu cuap cuapnya.

Callista

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang