Part 27 - Games

1.5K 146 21
                                    


DUA PULUH TUJUH - GAMES

INI saatnya.

"Ah! Itu Jai!" Teriak Caitlin heboh saat melihat kekasihnya itu melalui balkon kamarku.

Aku hanya meliriknya dan langsung mengambil clutch bag yang biasa aku pakai untuk ke acara-acara penting itu, lalu melihat sekali lagi pantulan diriku di depan cermin.

"Udah kali, udah cantik kok, gak usah diliatin mulu." Ledek Caitlin saat melihat pantulanku di depan cermin.

"Apaan sih, udah yuk, ke bawah." Seruku dan langsung menarik Caitlin keluar dari kamarku.

Kami berdua melangkah dengan hati-hati karena memakai heels yang lumayan tinggi. Disana. Tepat di ruang tamuku terdapat dua orang lelaki tampan yang sudah memakai tuxedo mereka sedang mengobrol dengan kedua orang tuaku.

Suara heels kami--Aku dan Caitlin--yang menggema di ruangan itu, membuat mereka semua berhenti berbicara dan menoleh menatap kami dengan raut wajah yang berbeda-beda.

"Ya ampun! Kalian cantik-cantik sekali." Sapa Mama yang kemudian menghampiri kami.

"Mama lebay, deh."

"Makasih, Tante." Berbeda denganku, Caitlin malah mengucapkan terimakasih ke Mama.

"Wah, anak Papa udah gede ya sekarang."

"Iyalah, Pa. Masa kecil mulu." Balasku terkekeh.

Mataku langsung tertuju pada lelaki yang sedaritadi hanya diam dan memandangiku dengan tatapan yang tidak bisa aku tebak sama sekali.

"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu? Gue tau, gue cantik, tapi ngeliatinnya biasa aja kali!" Ledekku pada lelaki yang sudah rapih memakai tuxedo-nya yang membuatnya sangat tampan.

"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu? Gue tau, gue cantik, tapi ngeliatinnya biasa aja kali!" Ledekku pada lelaki yang sudah rapih memakai tuxedo-nya yang membuatnya sangat tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"E--eh, siapa juga yang ngeliatin lo! Orang gue lagi ngeliatin Caitlin!" Bantah lelaki itu yang langsung saja mendapat pukulan telak di sebelah lelaki itu.

"Apaan? Coba ulangin lagi?" Tanya Jai pada Austin.

Austin hanya menampilkan senyuman bodohnya itu,
"Hehehe, nggak kok, Bro. Bercanda doang."

Dan tepat setelah Austin mengatakan itu satu ruangan kini dipenuhi gelak tawa untuk menertawai sikap Austin.

"Yaudah yuk, berangkat."

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang