Part 10 - Crazy

2.8K 218 6
                                    

Just info aja nih. Sorry banget banget banget gue lanjutnya lamaaaa bat sampe kalian nunggunya lumutan. Soalnya berhubung hp gue rusak secara tiba-tiba dan diharuskan memo di hp gue mendadak hilang gitu aja. Jadi gue harus mikir alur ceritanya lagi, bikin ulang lagi jadi lama... Sebenernya bisa aja cepet tapi gue sekolah, lo tau sendiri kan kurkul 2013 gilanya kayak apa?

Sorry gue jadi curhat gini wkwk. Jadi gue cuma mau ngasih tau alesan gue kenapa updatenya lama yaa. Dan gue mau minta maaf banget buat readers yang udah lumutan buat nungguin kelanjutannyaaa.

Happy reading guys!




SEPULUH - CRAZY

APA Justin ingin menciumku?

Hanya itu yang ada di benakku saat ini. Kalau memang benar Justin ingin menciumku dan mengambil first kiss-ku, aku rela. Wajahku dengan Justin pun hanya ada jarak sekitar lima senti saja, napas Justin bisa aku rasakan. Napasnya yang wangi mint, aku sudah siap-siap menutup kedua mataku. Akhirnya aku bisa merasakan first kiss-ku dan itu aku lakukan dengan Justin.

With someone who I love and my dream will come true(?)




Dan akhirnya...




"Ngapain kamu nutup mata gitu?" Pertanyaan Justin membuatku membuka mataku.

Saat aku membuka mataku, tubuh Justin sudah tidak sedekat tadi. Sial, lagi-lagi dia mempermainkan perasaanku.

"Nggak. Aku cuma--"

"Kamu buat fantasi apalagi? Kamu gak berpikiran mesum, kan?" Pertanyaan Justin membuatku membulatkan kedua mataku.

"Ng--nggak! Kamu jangan nuduh aku kayak gitu." Bantahku sebal.

"Terserah. Aku lagi gak mau berdebat denganmu." Ucap Justin yang menatap lurus ke danau di depannya.

"Nyebelin." Umpatku.

"Ayo pulang. Kamu udah ngebuat aku bolos di jam pelajaran yang gak pernah aku lakuin selama ini."

Aku langsung menoleh kearahnya,
"Aku gak nyuruh kamu buat bolos di jam pelajaran." Ucapku kesal. Laki-laki ini bukannya menghiburku malah menyalahkanku.

Benar-benar menyebalkan!

Justin hanya mengembuskan napas berat,
"Udahlah, aku lagi gak mau berdebat denganmu. Ayo pulang."

"Kamu pulang aja duluan. Aku masih mau disini." Ketusku.

"Nggak. Kamu harus pulang denganku. Aku gak mau orang tuamu mengkhawatirkanmu, dan akhirnya mereka--"

"Enough! Baiklah, aku pulang denganmu." Potongku yang langsung berjalan duluan.

Aku hanya mendengar kekehan Justin dari belakang.

Sial, apa-apaan lelaki itu?

Kenapa dia malah menertawaiku?




***

"Keira? Lo udah pulang?"

Baru saja aku membuka pintu depan rumahku, aku sudah disambut pertanyaan oleh Austin. Aku hanya memutarkan bola mataku malas. Aku benar-benar malas bertemu dengan sepupuku itu saat ini.

"Keira? Lo masih marah sama gue?" Tanya Austin yang kali ini memegang kedua pundakku.

"Udahlah. Gue capek, jangan ganggu gue."

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang