Part 20 - He Called Me Stupid!?

2.9K 219 24
                                    

DUA PULUH - HE CALLED ME STUPID!?

SEKALI lagi aku melihat pantulan diriku di depan cermin dan merapihkan seragamku yang sedikit kusut.

"Keira!? Lo lama banget, sih!" Seru seseorang dibalik pintu kamarku.

Aku mendengus,
"Iya! Iya! Bentar!" Seruku dan langsung berjalan keluar kamar.

"Lo bawel banget." Gerutuku dan melewati lelaki itu, Austin.

Austin terkekeh dan merangkulku sampai di ruang makan.

"Lepasin tangan lo itu dari bahu gue."

"Apa? Gue gak denger." Ucapan Austin membuatku kesal.

"Lo--" aku menunjuk wajahnya dengan jari telunjukku, belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Austin sudah memotongnya.

Austin langsung memegang jari telunjukku,
"Jangan nunjuk-nunjuk gue kayak gitu. Lo tanggung jawab gue sekarang, anak kecil." Jelas Austin yang langsung saja mengacak-acak rambutku.

Aku langsung menepis tangannya,
"Lo ngerusak tatanan rambut gue!" Ucapku kesal dan membenarkan tatanan rambutku.

Austin hanya menampilkan cengiran bodohnya itu,
"Cepetan makan, kita udah telat!"

Aku hanya mendengus dan memakan sarapan roti dengan susu. Tidak lama, aku dan Austin pun keluar dari rumah. Dan disambut dengan Justin dengan mobil sport-nya di depan rumahku. Aku membulatkan mataku, melihat laki-laki itu begitu tampan dan keren pagi ini.

"Lo berangkat sama dia?" Pertanyaan Austin membuyarkan lamunanku.

"Ah? G--gue?" Aku jadi kalap seperti ini.

Austin menaruh telunjuknya di keningku,
"Bodoh. Kenapa gue harus punya sepupu bodoh kayak lo, sih, huh?"

Dehaman seseorang membuat aku dan Austin menoleh dan menatap sumber suara. Justin.

"Jadi? Lo bareng dia--Justin--atau gue?" Tanya Austin lagi.

"Dia bareng gue." Ucap Justin yang ternyata sudah berada di hadapanku.

"Ayo," ucapnya tersenyum.

Apa!?

Dia tersenyum!?

Apa aku tidak salah lihat?

Aku semakin membulatkan mataku saat jemari Justin menggenggam jemariku erat. Dan akhirnya aku tersadar saat suara dingin Justin masuk ke dalam indera pendengaranku.

"Masuk, Kei." Ucapnya dingin.

Aku hanya bisa mendengus dan tidak membantah perkataan lelaki dingin ini. Selama perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti mobil Justin, aku takut jika mengajaknya berbicara terlebih dulu, ditambah lagi dengan tatapan tajam dan dingin andalan lelaki itu. Sampai pada saat aku tersadar saat Justin membuka pintu mobilnya. Aku pun langsung ikut membuka pintu mobil dan turun dari mobil Justin.

Aku menatapnya dengan tatapan bingung, karena lelaki ini tidak kunjung pergi. Biasanya dia akan berjalan pergi terlebih dulu dan tidak mempedulikanku. Tapi, kenapa hari ini dia berbeda?

"Mau sampai kapan kamu diem aja disitu?" Pertanyaan Justin langsung membuatku tersentak.

"A--apa?"

"Bodoh! Kenapa aku harus bertemu dengan gadis bodoh sepertimu!" Maki Justin.

"Dan mengapa aku harus bertemu dengan cowok dingin dan gak punya perasaan sepertimu, huh!?" Ucapku kesal.

Justin hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh dan menatapku tajam,
"Kamu jalan duluan."

My Cold BoyfriendWhere stories live. Discover now