Part 15 - He Hates Me

2.8K 214 11
                                    


LIMA BELAS - HE HATES ME

KEMUDIAN dia melihat pergelangan tanganku yang memerah akibat genggamannya yang begitu kuat saat menarikku ke taman ini. Lalu, ia mencium pergelangan tanganku yang masih terasa sakit itu.

"Maafkan aku soal ini." Ucap Justin yang kemudian berdiri dan pergi meninggalkanku sendiri.

Aku melongo menatap punggung lelaki itu.

Kenapa sikapnya berbeda setiap saat?

Aku benar-benar tidak bisa menebak tindakan-tindakan Justin yang berubah sangat cepat.

Apa maksud dari sikapnya hari ini?

Aku langsung mengusap lembut pergelangan tanganku yang dicium oleh Justin.

"Dia benar-benar aneh." Ucapku pada diriku sendiri dan menghela napas berat.

Aku pun bangkit berdiri, merapihkan seragamku yang sedikit kusut. Aku mulai melangkahkan kakiku menunju kelas dengan perasaan yang benar-benar kacau.

***

"Kenapa lo diem?"

Aku langsung menoleh saat seseorang bertanya padaku. Aku mengembuskan napas berat dan memijit-mijit pelipisku.

"Gapapa."

Austin langsung menghempaskan punggungnya ke kepala kursi.

"Apa yang Justin bilang sama lo sampe ngebuat lo lesu kayak gini?"

Aku menoleh menatapnya,
"Lo--"

"Pagi." Sapa mr. Deo selaku guru Matematikaku yang memasuki kelas.

Aku dan Austin langsung terdiam dan membalas sapaan mr. Deo.

"Saya akan menjelaskan sedikit tentang materi trigonometri. Jadi kalian harus mendengarkan saya."

Terdengar sedikit umpatan-umpatan para murid dan mr. Deo tidak mempedulikan itu semua. Dia masih melanjutkan ucapannya yang terpotong.

"Coba kalian buka halaman 128."

Aku pun langsung merogoh tasku dan mengambil buku matematika yang luar biasa tebalnya. Aku sesekali mengumpat karena melihat banyaknya terdapat angka-angka yang dapat membuat sakit kepala. Aku menghela napas berat saat mr. Deo sudah mulai menjelaskan materinya.

Aku menopang daguku dengan sebelah telapak tanganku. Entah kenapa, tatapanku tertuju pada punggung laki-laki yang berada di pojok depan yang sedang mendengarkan guru itu. Dia terlihat tampan dengan wajah yang serius seperti itu. Sayang, wajah tampannya dilapisi wajah datar dan dingin.

Aku jadi ingat saat aku pertama kali pindah di sekolah ini. Justin terus mendatangiku seolah-olah dia mempedulikanku padahal tidak. Berlaku menyebalkan di hadapanku, seolah-olah aku adalah musuh terbesarnya. Dan sekarang? Lelaki itu menyatakan cintanya padaku, dan ternyata dia menyukaiku. Selama ini aku mengira dia membenciku sama seperti aku membenci sikapnya, ternyata aku salah.

"Keira!"

Aku tersentak dengan teriakan yang memanggil namaku dengan keras sampai-sampai aku bisa mati terkena serangan jantung sekarang juga. Aku melihat semua mata tertuju padaku, termasuk lelaki dingin itu, Justin.

Sial, ada apa ini?

"Y--yes, Sir?" Tanyaku saat aku sadar mr. Deo yang meneriaki namaku.

My Cold BoyfriendWhere stories live. Discover now