Part 6 - He's Jealous

3.4K 273 0
                                    



ENAM - HE'S JEALOUS

BEL sekolah pun berbunyi, tanda kebebasan para siswa-siswi untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Aku berjalan gontai kearah lokerku untuk memasukkan buku-buku tidak penting ini.

Saat menutup loker aku tersentak,

"Woi," sapa Austin tanpa dosa.

Aku hanya mendengus sebal dan memutar bola mataku jengah, dan berjalan mendahului Austin.

"Woi, Keira!" Seru Austin sambil berlari-lari kecil menghampiriku hingga akhirnya kita berjalan sejajar.

Lama tidak memberikan respon, lalu aku meresponnya,
"Apa?" Sautku.

"Um, itu..." Ucap Austin menggantungkan kata-katanya membuatku mendongak ke depan dan melihat apa yang sedang Austin lihat.

Ternyata itu...

Justin yang sudah berdiri di depan gerbang sekolah memakai headphone dan lagi-lagi menatap Austin tajam.


Cool!

Satu kata yang bisa aku simpulkan saat melihat Justin. Aku memang benar-benar gadis yang beruntung. Andai saja Justin itu murah senyum dan tertawa selayaknya seorang lelaki pada umumnya... Sampai pada di hadapan Justin, aku berhenti.

"Hey," sapaku tersenyum kearah Justin.

"Auw!" Rintihku beberapa detik kemudian karena aku merasakan ada sesuatu yang menabrakku.

"Ups, sorry, sorry!" Seru Austin dari belakangku.

Aku hanya menatap Austin tajam. Justin langsung menggenggam tanganku dan menarikku berjalan ke parkiran.

"Eh, Keira!" Austin langsung menarik sebelah tanganku, yang membuatku tertahan dan berhenti. Justin yang menarik sebelah tanganku pun ikut berhenti.

"Kenapa sih, Tin?" Tanyaku ke Austin.

"Tin siapa, nih? Ada dua Tin, disini. Lo manggil gue atau Justin?" Tanya Austin dengan bodohnya.

"Elo," jawabku dengan memutar bola mataku malas.

"Lo mau kemana? Pulang sama gue aja." Tawar Austin.

Aku langsung mendelik kearah Justin. Wajah Justin lagi benar-benar membuat perasaanku tidak enak.

"Umm, g--gue pulang sama Justin." Tukasku.

Austin memasang wajah menyelidik menatapku dan Justin bergantian.

"Eh, u--udah, ya! Gue duluan, bye!" Pamitku langsung menarik lengan Justin untuk menjauh dari Austin.

Sampai di range over-nya Justin, aku langsung melepas genggamanku dari lengan Justin.

"Sorry."

Justin yang mendengar ucapanku langsung mengangkat sebelah alis tebalnya itu,
"Sorry?" Beo Justin.

"Sorry, tadi gue main pegang tangan lo aja." Jelasku sambil menggaruk tengkuk yang sama sekali tidak gatal.

"Gue - elo?" Tanya Justin lagi.

Aduh! Keceplosan!

"E--eh.. Itu... Maksudnya..." Aku jadi kalap seperti ini.

"Ssttt, udahlah, masuk." Suruh Justin yang sebelumnya sudah membukakan pintu mobilnya untukku.

Aku hanya menurut saja dan masuk ke dalam range over-nya Justin. Hanya keheningan yang menyelimuti kita--Aku dan Justin--tidak ada yang membuka suara. Aku hanya sibuk dengan ponselku saat ini dan Justin fokus ke jalan.

My Cold BoyfriendDonde viven las historias. Descúbrelo ahora