Aldi baru menyadari betapa sempurnanya wajah gadis di hadapannya ini.
♯
Siang ini, Raka menghabiskan waktu istirahatnya di kantin bersama Kevin dan beberapa temannya.
Pandangannya mengedari suasana kantin yang ramai. Hingga tanpa sadar, ia beradu pandang dengan gadis yang duduk dua meja di depannya. Hanya beberapa detik, namun cukup membuat seluruh pikiran Raka teralih pada gadis itu. Kontak mata mereka terputus, gadis itu kini tertunduk menatap layar handphone miliknya. Itu 'kan cewek yang kemarin, pikirnya.
Kevin yang berada di sebelah Raka menyadari pandangan cowok itu ke arah Letta. Kevin terkekeh. "Letta ya? Gue pernah ketemu dia di Exodus. Ditampar pula," kata Kevin setengah kesal.
Raka tertawa. "Kok bisa?"
"Gara-gara gue ngerjain si Kezia. Belom apa-apa udah kena tampar. Sial!" Kevin bercerita dengan semangat. "Oh iya, gue pernah cerita 'kan kalo anaknya Tommy Hardjojo sekolah di Trandana juga? Itu loh, pengusaha kaya yang usaha propertinya baru-baru ini naik daun di Indonesia. Nah! Yang gue maksud itu Letta. Arletta Hardjojo."
Kevin menyeruput milkshake vanilanya sebelum akhirnya berkata, "Dia juga sering duduk-duduk di lapangan kalau kita lagi latihan basket, Rak."
Raka terdiam. Kembali teringat perkenalan singkatnya seminggu lalu dengan Letta. Sebenarnya ia juga sering melihat gadis itu saat sedang latihan basket. Letta hanya duduk diam memperhatikan, lalu ketika latihan selesai, gadis itu pun ikut pergi meninggalkan lapangan. Tapi sejak hari itu, Raka tak pernah lagi mendapati Letta duduk di pinggir lapangan. Gadis itu tiba-tiba saja menghilang—nggak! Letta seakan menghindarinya. Padahal Raka ingin sekali mengembalikan tas yang cewek itu tinggalkan tempo hari. Tapi Letta terlalu sulit untuk ditemui.
"Eh, ada apaan tuh?" Kevin tiba-tiba saja bangkit dari tempatnya duduk.
Raka menoleh. Perhatiannya teralih pada suara ribut-ribut di sekitarnya. Ia tidak dapat melihat jelas karena anak-anak sudah berkerumun di meja yang tadi diduduki oleh Letta. Merasa penasaran, akhirnya ia berdiri. Barulah terlihat jelas bahwa si biang keributan itu adalah Letta. Raka menganga ketika melihat gadis itu dengan garangnya memaki dan berteriak di depan Aldi. Raka tersenyum. Boleh juga.
***
Letta baru saja selesai dengan makan siangnya. Ketika bangun dan membalikkan badan, tiba-tiba Aldi dengan nampan penuh makanan menabraknya. Sedetik kemudian, es cincau milik Aldi langsung berpindah ke seragamnya dan sisanya jatuh berhamburan ke lantai. Termasuk nasi goreng, ayam bakar, dan sepiring kue bolu yang di belinya beberapa menit yang lalu.
"What?!" Letta histeris melihat seragam yang dikenakannya kini basah dengan beberapa cincau yang menempel di sana.
"Sorry ya, Let," ujar Aldi enteng. Aldi tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Letta yang lucu menahan marah.
"Lo emang ya selalu nyari gara-gara ya sama gue. Pokoknya gue nggak mau tau, bagaimana pun caranya lo harus ganti rugi! Baju gue jadi kotor nih ah! Makanya kalau jalan tuh pake mata!" teriak Letta. Semua yang ada di kantin pun langsung mengerumuni mereka berdua. Penasaran dengan apa yang sedang terjadi.
"Ya elah, Let. Nggak usah dibawa ribet deh." Aldi melepas seragam sekolah yang dikenakannya hingga menyisakan T-shirt putih yang menempel dengan sempurna pada tubuhnya. Letta yakin Aldi sengaja menggunakan ukuran medium agar otot-ototnya yang sedang dalam masa pembentukan itu tercetak jelas. Tukang pamer!
YOU ARE READING
I'm Yours
RomanceLetta sangat membenci Aldi, cowok mesum, manipulative, dan sok keren di sekolah, yang jelas bukan tipikal cowok impian Letta. Tapi berbeda dengan Aldi, Letta adalah impiannya. Perjodohan paksanya dengan Letta menjadi rumit ketika Letta mulai berpac...