I'm holding on to what I believe - 17 (4-final)

1.5K 14 19
                                    

*Yesung POV*

“ Yaaaaaaaaaaaaaa!!!”

Damn! Apa itu tadi? Apa?? Apa yang menggangguku??

“ oppa?”

Ah! Siwon! Sialan, apa-apaan bocah ini?

“ halooo hyung! Halo nada! Maaf mengganggu.. hehehe” katanya cengengesan. Aku pengen marah.. mukaku pasti udah demek banget sangking gondoknya.

“ yaa oppa? Mengganggu apa? Tidak kok.. hahahha” tawa nada. Nada ngga marah? Oke, aku juga ngga bisa marah!

“ benarkah? Hyung?”

“ ne”

Nada malah menggeser badannya untuk memberi ruang pada siwon untuk duduk. Siwon duduk diantara kami!! Aish.. jadi dia yang duduk deket nada gitu? Aku dipojok sendirian gitu? Sumpah anak ini……

“ kak jungwoon kenapa? Nggak keberatan kan kalau siwon oppa bergabung?” Tanya nada kelewat innocent. Mau nggak mau aku mengangguk.

“ ah iya, baiklah.. eung, kalian sedang membicarakan apa?” Tanya siwon setelah beberapa detik lalu meletakkan pantatnya di kursi.

“ tidak kok, hhaha..” kata nada. Salah tingkah dia. Iyalah, gimana enggak. Tadi kan kita lagi ngomongin si siwon, eh ujug-ujug orangnya dateng.

Neo gatteun saram tto eopseo..

“ah, hpku..” siwon berdiri sambil ngerogoh-rogoh kantong mantelnya. Hempong (aku nyebut hp dengan hempong… jangan protes ke aku! Protes ke si author gilak itu aja) dia bunyi ternyata. Baguslah, seenggaknya ga ada lagi tembok pembatas antar kota antar provinsi eeeh maksudku antar aku dan nada.

“ yeoboseyo.. ne, hyung? Apa? Di tempat tadi.. eung! Aku akan segera kesana ppali.. ne, nada dan yehyung sedang bersamaku juga.. ne. iyaaa hyung sabar!!! Oke.. annyeong”

Suara siwon masih aja kedengeran padahal dia berdiri rada jauh dari sini. Dasar itu anak.

“ nada, yesung hyung, ppali.. eteuk hyung dan yang lain udah nunggu di bis” kata siwon. Taelah, baru mau mulai ngobrol lagi sama nada.

“ ah, ne.. ayo oppa..” aku mengangguk dan bangkit dan LANGSUNG MERAIH TANGAN NADA! Bodo amat ah si siwon mau ngeliatin kek, orang tadi aku duluan yang sama-sama nada.

Aku jalan sama nada di depan siwon. Semept ngelirik, tapi biarin deh ah.. emang enak :p

Sampai di bus, aku langsung menarik nada naik. Nada duduk di tempatnya. Aku baru saja ingin duduk di samping nada tapi siwon menahan bahuku.

“ apa?” tanyaku jutek

Siwon menggunakan bahasa isyarat dengan tangannya. Si gesture man ini... matanya memohon, wajahnya memelas.

“ tidak!” kataku ketus

“ya, ch’ingu chodaneun ge mwoya? ” (ayolah, kita teman kan?)

“ kurae! Damn.. I jit I jigeowo jugetseo” (baiklah! sial.. ini sangat menyebalkan..)

Aku mendengus kesal dan meninggalkan siwon dengan nada. Sumpah, aku kepengen banget ngabisin waktu lebih banyak sama nada. Pengeeen banget! Tapi sifat dewasaku selalu bisa ngalahin sifat egoisku! Aku bahkan ngga bisa kalau ngga ngalah sama siwon, dongsaengku. Aku saying semua dongsaengku..

---

*Nada POV*

Setelah berbenah, semua koper dimasukkan ke dalam bagasi bus. Waktu menunjukkan pukul 18.00 waktu bagian Jeju dan ini saatnya kami untuk pulang ke Seoul dan kembali dengan rutinitas sehari-hari.

I'm holding on to what I believe (Korean Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang