I'm holding on to what I believe - 14

1.3K 8 0
                                    

aku merasakan sesuatu mengalir di pipiku. aku bahkan menangis. yeah. aku tidak pernah secengeng ini sebelumnya.

kau tahu? sakit sekali rasanya. sangat sakit. tapi aku menyayangi mereka..

" wonnie! kau menangis??"

heechul hyung memegang kedua pipiku, membuat kepalaku terdongak. mau tidak mau, jejak aliran air mata yang belum sempat kuhapus pasti terlihat.

aku malu, aku malu pada diriku sendiri. aku tidak menyangka aku secengeng ini.

" apa yang terjadi? ceritakan padaku!" desak heechul hyung. dia yang satu-satunya masih terjaga dimalam selarut ini.

" hyung...................." tenggorokanku tercekat. aku tidak bisa menceritakannya. mengingatnya saja membuat dadaku sesak. apalagi menceritakannya.

heechul hyung langsung memelukku yang masih terduduk kaku di kasur rumah sakit ini. aku mengalungkan kedua belah tanganku di bahu heechul hyung. memeluknya erat. aku berharap rasa sakit ini bisa sedikit berkurang. aku harap... walaupun cuma sedikit.

" sudahlah, jangan katakan jika kau tidak ingin mengatakannya. aku akan menunggumu sampai kau siap mengatakannya. tenanglah, tenang." heechul hyung mengusap punggungku. Tuhan.. aku bersyukur mempunyai hyung sebaik dia.

heechul hyung melepas pelukannya dan menepuk bahuku.

" jantanlah. hey! aku baru kali ini lihat kau meneteskan air mata! hahaha"

heechul hyung tertawa sambil memegang mulutnya. mau tidak mau aku ikut tertawa. aku tahu heechul hyung sedang berusaha menghiburku. aku tahu. dan aku sangat senang dengan perlakuan itu.

---

* Nada POV *

JDUKK

aku sempat menghentikan tangisku dan yesung oppa melepaskan tangannya dari bahuku. aku mengadahkan kepalaku dan... astagfirullahaldzim!

kalian percaya kalau aku bilang siwon oppa yang menimbulkan suara itu?

otakku lambat sekali berproses. aku hanya bisa memanggil "Oppa?" dengan wajah bingung dan sedikit panik.

apa siwon oppa melihatku dan yesung oppa tadi? bagaimana kalau ya?

aku melihat yesung oppa langsung menghampiri siwon oppa dan mengatakan sesuatu yang nggak kudengar. sampai aku lihat yesung oppa memeluk siwon oppa lalu melepasnya. lalu siwon oppa keluar kamar, tidak mengindahkan teriakan yesung oppa yang terdengar nyaring sekali. mustahil kalau siwon oppa tidak mendengarnya.

lalu yesung oppa menggenggam tanganku singkat, membelai rambutku lalu berlari keluar kamar. beruntung beberapa menit kemudian syara masuk ke kamarku dan memelukku.

 " nada.... kau sudah bangun :)" syara memelukku erat. ah, syara... aku kangen kamu banget.

" syaraaaa.. aku kangen kamuuuuu" aku membalas pelukan syara dan tersenyum. terima kasih ya Allah, Kau masih memberiku kesempatan untuk kembali bersama orang-orang yang aku sayang..

 " aku juga! jahat ih kamu koma lama-lama banget. asem nih mulutku kalo kita ngga ngobrol! huu" cibir syara sambil manyun. aku tertawa melihat tingkahnya itu.

 " hehehe, jeongmal mianhae (i'm so sorry) sya... aku jug ga pengen koma lama-lama gitu. dan.. aduh!"

aku mencengkeram dada kiriku yang tiba-tiba terasa sakit. sakit sekali!!! rongga leherku terasa terbakar. ya Allah, apa lagi ini??

 " nada! nada! kamu kenapaa?" syara memegang bahuku panik.

aku menggeleng dengan susah payah.

 " gwenchana (i'm ok)" ucapku lirih. tidak, aku berbohong. bahkan aku berani bersumpah kalau keadaan seperti ini tidak baik-baik saja sama sekali

 " kojimal (bohong)! kamu tunggu disini, aku panggil dokter dulu" syara menggenggam tanganku singkat lalu berlari keluar kamar. aku berusaha membaringkan tubuhku, semoga ini bisa mengurangi rasa sakit yang menyerang dadaku

 " adoh!"

aku melihat syara jatuh terduduk di depan pintu. ia meringis kesakitan sambil bangkit dan mengusap pantatnya pelan

 " ah, syara. mianhae."

aku mendengar suara siwon oppa. eh? siwon oppa ada disana?

rasa sakit masih menguasaiku. aku merasa sangat lelah untuk menahannya, tapi suara syara dan siwon oppa masih bisa aku dengar.

 " ok. oppa permisi aku mau panggil dokter"

lalu aku mendengar suara sepatu teplek syara memenuhi lorong rumah sakit. pandanganku memburam, tapi samar-samar aku masih bisa lihat siwon oppa datang dengan kursi rodanya, di belakangnya ada heechul oppa.

 " nada.. gwenchanayo??" wajah siwon oppa terlihat sangat khawatir sekali. ia meraihtanganku dengan wajah panik.

 " anni"

lalu tiba-tiba pandanganku gelap.

---

* Siwon POV *

aku melihat rasa sakit tercetak jelas di wajahnya. omo, nada, kau itu kenapa lagi? apa yang terjadi padamu nada?

 " anni"

lalu mata nada tertutup. aku sempat berteriak memanggil namanya tapi tidak ada jawaban dari nada.

 " permisi" aku menoleh kebelakang dan melihat syara dengan seorang dokter dan beberapa orang suster. heechul hyung menarik kursi rodaku untuk memberi jalan pada dokter itu.

dokter itu menghampiri ranjang nada. ia memeriksa detak jantung dan tensi nada. sementara beberapa suster memeriksa kadar oksigen di tabung oksigen di samping ranjang nada.

 " dok, oksigen menipis." ucap salah seorang suster. aku tidak mengerti arti dari kata-kata itu apakah baik atau tidak, yang pasti perasaanku tidak enak sekarang.

 " lekas ganti dengan tabung baru. bawa cadangan juga. pasien belum dapat bernafas secara mandiri."

dua orang suster perempuan langsung keluar begitu mendengar perintah dari dokter itu. lalu beberapa menit kemudian datang dua suster laki-laki yang mendorong tabung oksigen ukuran jumbo dan satu lagi berukuran sedang

 " tadi pasien menangis?" tanya dokter itu. syara menautkan alisnya karena memang ia tidak tahu.. tapi aku tahu kalau tadi nada memang menangis

 " iya" jawabku singkat

syara langsung menoleh kearahku dan aku juga melihat kearah dia.

 " nah. aku peringatkan kalian, tolong jaga perasaan dan mood pasien. jangan sampai ia menangis karena itu akan memboroskan oksigen. makanya ia bisa kekurangan oksigen seperti ini"

syara menunduk. aku menegang. ini... salahku?

 " ba...baik dokter" jawab syara akhirnya.

 " ya. sekarang nada tertidur. tolong, sekali lagi, jangan sampai nada menangis atau marah. jaga moodnya baik-baik. sugesti dari dirinya sendiri yang akan membuat keadaannya membaik"

aku dan syara mengangguk bersamaan.

lalu dokter dan suster suster itu melangkah keluar. syara sempat mengucapkan gomawo dan membungkukkan badannya.

 " oppa. kau tahu nada menangis?"

mata syara menyerang mataku. aku tertunduk. sudahlah, aku tidak ingin membahas hal itu..

 " ne"

 " oppa! cerita"

aku menatap syara dengan tatapan iba dan mengisyaratkan kalau aku sedang tidak ingin membahasnya.

"  cerita!" pintanya lagi

aku menghela nafas panjang

 " syara jebal.. jangan sekarang"

syara melembutkan tatapannya lalu mengangguk.

 " annyeong"

aku langsung menoleh kearah pintu kamar. lalu emosiku tiba-tiba naik

 " YA! KAU!"

---

To be continue

I'm holding on to what I believe (Korean Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang