#12 Love Sucks But

1.7K 105 0
                                    

Di jalanan sepi itu, tampaklah Nixie Fossil tengah berjalan lunglai sembari sesekali menendang batu kerikil di depannya. Bibirnya mencebik kesal. Sejak keluar—atau lebih tepatnya dipecat—dari pub tempat dia bekerja, dia kesulitan mencari pekerjaan lainnya. Dalam hatinya berulang kali dia mengutuk. Ya. Begitu kesal dan membenci siapapun yang membuat hidupnya kembali susah.

"Lihat saja nanti, Elsie," bisiknya disulut kemarahan. Tangannya mengepal sangat kuat. "Akan kuhancurkan hidupmu yang sudah hancur itu. Kau berhasil menghancurkanku sekarang."

Jalanan tampak lengang tanpa satu pun kendaraan. Langkah kaki Nixie terhenti tatkala melihat seseorang menghadangnya. Wajahnya yang kusut semakin menampilkan ekspresi kesal. Namun belum membuka mulut sedetik pun, lelaki yang menghadangnya mengulurkan tangannya, seperti mengajak bersalaman.

"Ikutlah denganku kalau kau ingin membalas kekesalanmu pada Elisabeth Cavren."

Dan Nixie membalasnya dengan senyum separo penuh makna.

***

Justin's Point of View

Beberapa menit yang lalu Cody menghubungiku kalau gadis yang diculiknya sudah dibawa dan diikat di dalam basecamp. Hanya ada dia dan beberapa anak saja yang bersantai sekaligus menjaga Cleopatra.

Aku harus melakukannya secara profesional. Seperti yang pernah kulakukan sebelum-sebelum ini. Bukankah hal itu mudah? Aku pernah membunuh orang sebelum ini.

Menyelipkan pistol di balik pinggang yang sudah kuisi peluru, aku bergegas keluar kamar, menuruni anak tangga dan berlari menuju garasi untuk mengambil mobil. Dalam keadaan seperti ini saja aku masih memikirkan ucapan Jeff tadi. Itu sedikit menggangguku. Sial, wanita memang merepotkan dan mengacaukan konsentrasi—seperti yang diucapkan Jo. Bayangan Elsie justru mengembara di dalam pikiranku.

Terakhir kali aku melihatnya adalah saat dia berada di rumahku. Aku membentak dan mencacinya. Sekarang mengapa aku justru merasa bersalah? Sekali lagi aku menarik napas dalam-dalam dan membuangnya pendek. Fokus. Fokus. Fokus. Jangan sampai hal itu mengacaukan setiap hal yang sudah direncanakan. Tujuanku bukanlah mencari pengganti Caitlin, melainkan membalaskan kematian kakekku.

Basecamp diisi tawa keras teman-temanku di ruang tengah. Di sofa, Austin dan Olivia duduk berdempetan sembari menghabiskan popcorn sedangkan di atas karpet beludru, Elias, Toby, Georgie, dan Jade tengah sibuk dengan gadget sambil menggoda satu sama lain. Kedatanganku sontak membuat mereka mengalihkan perhatian. Austin mengangkat tangannya tinggi sebagai sambutannya.

"Kemana Cody?" tanyaku clingukan.

"Baru saja dia pulang setelah membawa seseorang." Kening Austin berkerut. "Kau menculik anak orang, Just?"

Tanpa menjawab pertanyaan Austin, aku melenggang cepat meninggalkan ruang tengah. Menaiki anak tangga menimbulkan bunyi derap yang cepat dan gusar. Hanya ada satu kamar yang menarik perhatianku di lantai atas. Secepatnya aku membuka pintu kamar itu.

Mataku memicing membentuk garis simetris melihat seorang gadis tengah diikat di atas kursi. Hanya matanya yang ditutup dan mulut dibungkam lakban, sesuai permintaanku pada Cody. Kudekati gadis itu memastikan bahwa dia memang Cleopatra Cavren. Kepalanya tertunduk, entah tidur, entah kelelahan.

Ketika kakiku sampai di depannya, aku menarik dagunya. Lantas, membuka lakban itu. Belum sempat kuberikan waktu untuknya bicara atau memaki, sudah kubuka kasar penutup matanya. Dia menengadah.

"Incubus."

Jantungku seolah ditendang seseorang nyaris keluar dari rongganya melihat senyum mengejek Elsie di depan mataku. What. The. Fuck. Bagaimana bisa dia yang ada di sini, bukan Cleopatra??? Sial, sial, sungguh sial!!!

Perfect Revenge (by Loveyta Chen)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora