KSB | 30 • Masih Hidup??

115 14 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM GESS
KSB KEMBALIIIII!!

AKU HARAP KALIAN BACA ULANG DARI PART 29 YAAA, MENTEMENN... ADA YANG AKU UBAH DIKIT😁

Aku lanjutin KSB nya di sini aja yaa... Jadi, KSB masih berlanjut😘 PASTINYA bakal LEBIH SERU😋

Mungkin di sini ada yang udah baca KSB 2: My Love Will Never Die? NAHHH!! YANG DI SITU SAMA DI SINI AKU BUAT BEDA! KSB2 juga udah aku unpub gess,kalian baca nya di sini aja yaaa😚

Aku harap kalian bisa maklumin aku yang plin-plan, hehe😁,tapi aku juga minta maaf yaaa😊

Yaudah dehh, SELAMAT KEMBALI MEMBACA KISAH FALZAN NAURA!❤️❤️

AKU GAK MAU ADA SIDERS LAGI! MINIMAL SIDERS NYA 2 AJA😠

JANGAN LUPA VOTMEN!!
kalau suka




[Maap kalau ada typo]




^^




Malam ini, malam ke-7 seorang wanita yang di sayangi semua orang telah berpulang. Pikir mereka.
Dan malam ini juga acara tahlil ke-7 sedang dilaksanakan, dengan menghadirkan beberapa ustadz dan ustadzah, juga mengundang beberapa warga komplek untuk ikut serta, dan tidak lupa juga sahabat dekat sang mendiang.

Dari banyaknya orang yang sudah percaya bahwa sang mendiang—Naura— telah berpulang, ada satu orang yang tidak percaya akan hal itu. Dia Falzan, suami dari Naura itu masih tidak percaya bahwa sang istri sudah tiada, rasanya suara dan kehangatan pelukannya masih terasa.

Lama termenung di tengah ramainya acara tahlilan malam ini, Falzan tidak sadar jika acaranya sudah selesai.

"Udah selesai?" Tanya nya.

Bintang yang duduk di samping Falzan menjawab, "emang dari tadi lu ngapain? Bengong?"

Falzan tidak mengelak, karna memang sedari tadi ia hanya bengong memikirkan bagaimana keadaan Naura jika istri nya masih hidup.

Seperti malam-malam sebelumnya, Falzan akan izin keluar sebentar untuk mencari angin, nyatanya nanti ia akan pulang larut malam dengan mata yang sembab. Membuat orang tua dan mertuanya khawatir.

Saat ini Falzan sudah di luar rumah lebih tepatnya di samping rumah nya, di sana ada lahan kosong yang memiliki kursi, ia pun duduk di sana menikmati semilir angin tanpa memikirkan hal apapun. Namun nyatanya, ia tetap memikirkan keadaan dan keberadaan istrinya.

Apakah Naura baik-baik saja? Apa Naura terluka? Apa Naura kelaparan? Ataukah Naura sudah termakan ikan?

Ah, pertanyaan-pertanyaan itu selalu berputar di kepalanya setiap malam. Falzan sungguh sangat khawatir. Mau seberapa banyak orang bilang jika istrinya sudah tiada, namun di dalam hatinya ia masih percaya jika istrinya itu masih bernafas dan masih ada di bumi ini.

Untuk tidak terus memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya, Falzan menutup matanya dengan hati yang terus beristighfar dan memanjatkan do'a keselamatan untuk sang istri.

Namun, bukannya merasa tenang, Falzan malah seperti terlempar ke sebuah ruangan yang di dalamnya full dengan warna hitam, Falzan membuka matanya, ia masih duduk di bangku tersebut namun di sekitar nya bukan lagi lahan kosong, hanya ada warna hitam saja, dari ujung sana ia melihat kilauan cahaya yang tidak lama munculah seorang kakek tua dengan baju serba putih dan tongkat kayu yang ia pegang untuk membantu nya berjalan.

Falzan kaget, itu ... Kakeknya! Falzan langsung berdiri dengan mata yang sudah memerah menahan tangis, ini kali keduanya bertemu dengan sang kakek yang sudah tiada. Sebelumnya ia bertemu saat ia ada di danau.

Biar aku kenalkan .... Hj. Ahmad Fahrezi, kakek dari Arkana Falzan Althara, ia adalah orang yang membangun perusahaan F.A GROUP. ya, Falzan adalah generasi penerus yang memegang kendali perusahaan itu. Pak Fahrezi dikenal sebagai seorang yang baik akhlaknya, baik, dan tidak pernah berbangga diri walau dirinya adalah salah satu orang terkaya pada masanya. Pak Fahrezi—kakek Falzan— meninggal karena terlibat kecelakaan beruntun saat dirinya pulang dari kantor, Pak Fahrezi meninggal saat Falzan berusia 8 tahun. Dan entah kenapa ia bisa datang menemui cucunya di masa ini.

"Kakek?" Falzan berdiri dari duduknya.

"Bagaimana kabar mu, cucu ku?" Tanya nya

"Falzan baik, tapi, hati Falzan tidak, kek." Falzan menunduk dalam. Kakeknya duduk di sebelah Falzan dan menepuk pelan pundak Falzan

"Kakek tahu kamu kenapa, tidak usah bersedih, fokus saja pada tanggungjawab kamu, jaga perusahaan itu dengan baik, kembangkan terus," Falzan hanya mendengarkan tanpa bereaksi apapun.

"Ingat pesan kakek, ya, Zan. Fokus pada tanggungjawab kamu, kembalilah menjadi Falzan yang kuat dan tidak lemah. Istri mu masih menunggu mu, Zan," ucap Kakek Falzan dengan senyum khasnya.

"Maksud kakek? Istri Falzan masih hidup?" Falzan menatap dalam mata kakeknya, mencari kebenaran di sana, namun nyatanya....

"Kakek tidak bisa berlama-lama, ingat pesan kakek tadi, Zan. Jangan jadi laki-laki lemah!" Tegas Kakek Falzan, lalu ia berjalan kembali menuju kilauan cahaya yang tadi membawanya menemui cucunya itu.

"Kakek!" Panggil Falzan, namun tidak digubris oleh kakeknya, hingga akhirnya ia tersadar saat mendengar suara seseorang yang memanggil-manggil namanya.

"Zan, Falzan!" Panggil Bintang pada Falzan yang masih menutup mata, hingga ia terus mengguncangkan tubuh sahabatnya sampai terbangun.

Saat sudah membuka mata, Falzan langsung memijat keningnya yang terasa berdenyut nyeri.

"Lo kenapa di sini? Udah kaya orang kesurupan aja, manggil-manggil kakek. Kenapa sama kakek lo?" Tanya Bintang

Falzan kaget saat Bintang bisa mendengar teriakannya. "Engga, ngga kenapa-kenapa, kangen aja sama kakek." Bohong Falzan, dan Bintang hanya bisa mempercayai nya.

Falzan bingung, apa yang dimaksud kakeknya tadi? Naura masih menunggunya? Apa benar Naura masih hidup?

Saat ini Falzan hanya bisa berdo'a untuk keselamatan istri nya, dan semoga istri nya itu tidak kekurangan apapun di luar sana.

"Bin, kalau gue bilang Naura masih hidup, lo percaya?"





[TO BE CONTINUE]






SUKAA?! KEPO SAMA LANJUTANNYA?!
VOTE DAN KOMEN LAAH!!😜

Makasih yang udah Votmen, mwah mewah❤️







Kasih aku kritik dan saran👉

Ngobrol santuy?👉👉


IG: @wpbyvyy_wlndari

Follow yaa mentemen❤️💥







SEE U❤️

Kau Sang BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang