Ch.35 Abuya Minta Pijat

6.7K 229 41
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.35

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.35

Sore hari ini seperti biasa aku sedang memijat kaki Abuya di ruang tengah, ia baru saja pulang kerja, tidak lembur, katanya sih hari kemarin adalah meeting terakhir dengan tingkat pembahasaan agenda yang paling rumit, setelah semua clear, meeting meeting selanjutnya tidak akan memakan banyak waktu, ah, siapa yang tahu, problems itu selalu muncul tidak disangka sangka, kita berfikir ketika menyelesaikan suatu masalah besar, rasa lega dan tenang selalu muncul, padahal biasanya didepan selalu saja ada masalah yang lebih besar, berdiri dan menanti untuk ditemukan, ahh, semoga saya project besar Abuya kali ini berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan atau problem yang luar biasa rumitnya, kasian Abuya jika harus bekerja lebih keras dari biasanya, meskipun itu sudah diharapkan bagi setiap pemimpin, setiap hari selalu harus ada improvement, setiap hari harus lebih productive dari hari sebelumnya.

“Brahim, bisa tolong buatkan saya teh hangat? Kali ini jangan tambahkan apapun, cukup teh saja.” 

“Baik Abuya.” 

Air panas yang mengalir kedalam gelas, hanya wangi teh yang kental menguap, tidak ada wangi mint atau hint wangi manis, tumben sekali Abuya, hanya teh plain saja, mungkin sudah bosan.

“Ini Abuya teh nya.” Ucapku sambil menyerahkan gelas.

“Hmm, terimakasih.” 

“Sama-sama Abuya, mau saya lanjut pijatkan kakinya Abuya?.” 

“Tidak usah Brahim, saya akan menghabiskan teh ini dan langsung mandi saja, tapi jika kamu bersedia, saya ingin meminta tolong untuk pijatkan badan saya nanti malam.” 

“Tentu saja Abuya.” Jawabku dengan senyum.

“Badan saya pegal sekali dan satu lagi, jika kamu akan berbelanja, tolong saya titip suplemen magnesium dan penambah darah, dua hari ini saya mudah pusing dan lemas.” 

“Baik Abuya, saran saya anda jangan terlalu berlebihan dalam bekerja Abuya.” Ucapku sambil memijat bahu Abuya pelan.

“Ahh, nyaman sekali tanganmu memijat bahu saya Brahim.”

“Anda mendengar saran saya Abuya?.” Tanyaku.

“Ya, ya, Brahim, saya mendengarnya, dan tidak, minggu minggu yang berat telah saya lewati, dan tolong, jangan terlalu begitu kepada saya, saya sedikit kurang suka, jangan perlakukan saya seperti tua bangka, saya masih di usia prima saya, banyak target yang harus saya kejar, and im still fit.” Ucap Abuya sambil memejamkan mata, aku hanya menarik nafas panjang dan menghembuskannya sedikit keras.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang