Ch.14 Tuan Emirhhhhh

14.4K 288 18
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.14

Sudah enam bulan aku bekerja di rumah Abuya  Hussein, dan sudah 2 bulan sejak kejadian aku membasuh tubuh Abuya yang sedang sakit, selama 2 bulan itu juga Abuya menjadi lebih perhatian kepadaku, masih tetap dingin, namun perlakuanya kepadaku memang sedikit berubah sejak pertama kali kami bertemu, seperti contohnya jika dia pulang kerja lebih awal, dia pasti pergi ke kamarku jika dia tidak menemukanku ditempat cuci baju atau tempat menyetrika, memberikanku bingkisan makanan, entah itu snack dari meetingnya, atau sengaja dia berhenti dijalan dan membeli snack denganku, sembunyi sembunyi memberikanya kepadaku, agar tidak diketahui Amihan dan Nala.

Pak Damar sudah mengetahui, dan sedikit curiga, bahkan sempat menginterogasiku tentang hubunganku dengan Abuya, memaksaku mengaku apa yang telah aku lakukan kepada Abuya, bertanya apakah aku telah memberikan pantat legitku kepada Abuya, mungkin pak Damar sedikit cemburu haha, tetapi setelah itu aku meyakinkanya bahwa pantat favoritnya ini belum Abuya sentuh sedikitpun, meskipun aku berharap Abuya menyentuhnya.

Seperti siang ini, pak Damar izin pulang dulu dari kantor Abuya, beralasan ingin beristirahat dirumah, padahal aslinya pak Damar sedang sange berat dan tidak tahan menunggu Abuya lama di kantor, apalagi dengan penis yang sedang tegang keras, rasanya sakit kata pak Damar, bahkan menyetir saja dia sambil membayangkan penisnya sedang aku hisap.

Pak Damar sedang melap bibirku yang sebelumnya telah selesai melahap cairan spermanya, mengambil sisa sisa sperma dipipiku dan memasukanya kemulutku, badan pak Damar berkeringat, wajahnya tersenyum setelah mendapatkan hisapan maut dari mulutku.

“Enak gak pak ?.” Tanyaku.

“Beuhh, jangan ditanya Ra, mulut kamu mah kayak vaccum cleaner, nyedot banget, bapak suka.” 

“Masa kayak vaccum cleaner sih, emang pernah make ?.” 

“Hahaha, ya enggak pernah lah Ra, masa bapak masukin burung bapak ke vaccum cleaner, kalo nggak bisa dicopot gimana nanti ?.” 

“Makanya, masa mulut aku dibandingin sama Vaccum cleaner.” 

“Ya maksud bapak kekuatan hisapanya itu lho.”

“Bapak kayaknya lagi sange banget ya tadi, sampe bela belain pulang dulu dari kantor Abuya.” Tanyaku.

“Iya Ra, kepala bapak pusing nahan nafsu, kamu ngasih bapak jatah cuma sebulan sekali sih.” 

“Lahh, tapi kan mulut aku siap kapan aja pak, tapi kalo pantat emang harus diatur jadwal “ jawabku sambil tertawa.

“Kamu bisa aja deh, nih bapak tadi mampir ke toko, beli coklat buat kamu.” Ujar pak Damar sambil memberikanku sebatang coklat panjang dan besar, pasti lumayan harganya, size nya saja besar sekali.

“Ihhh, gede banget pakk.” Ucapku.

“Iyalah, barusan dikasih penis gede, sekarang bayaranya coklat gede juga.” Ujarnya sambil mengusap rambutku, aku mengucapkan terimakasih.

“Pak, udah mau sore ini, sana jemput Abuya!.” 

“Hmmm ? Nggak kerasa ya udah mau sore aja, padahal bapak masih mau manja manja sama kamu.” Jawabnya.

“Iya nanti aja manja manjanya.” Pak Damar kemudian mengangguk, aku keluar dari kamar pam Damar, beberapa saat kemudian mobil Abuya keluar dari gerbang rumah, pak Damar berangkat menuju kantor untuk menjemput Abuya Hussein.

_______

Sore sudah tiba, namun pak Damar dan Abuya belum kunjung pulang, mungkin lembur, Emir juga kali ini sudah pulang, ia tidak menyapaku, Emir langsung saja masuk kedalam kamarnya, terlihat terburu buru.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang