Ch.5 Legit gak Pak ?

22.8K 307 0
                                    

Aku membangunkam pak Damar tepat diwaktu setelah maghrib, mengoyangkan badanya, namun dia tidur lelap sekali, dan susah untuk bangun, entah karena capek atau malam sebelumnya ia bergadang, tapi ini pak damar susah sekali untuk dibangunkan, dengan nakal ku pegang kontol pak Damar dari balik celanaya sambil menggoyangkan badannya, kontol kenyal pak Damar dengan lembut kuremas dan pegang sambil memangil namanya, hingga akhirnya pak Damar membuka matanya, melihat tanganku hang berada dikontolnya namun dja hanya diam tak mengeluarkan suara apapun

"Udah maghrib ?." Tanyanya.

"Udah barusan, sana bangun pak, nanti Abuya marah."

Pak Damar bangun kemudian berjalan ke kamar mandi, mencuci mukanya lalu mengganti baju santainya dengan seragam sopirnya, kemudian keluar menuju garasi, aku mengikutinya keluar, langit masih terlihat terang meskipun sudah masuk maghrib, sebuah mobil mewah keluar dari garasi menuju tepat depan tangga pintu rumah, pak Damar kemudian masuk kedalam lalu beberapa menit kemudian keluar diikuti oleh Abuya, terlihat Abuya dengan pakaian rapi, kali ini tidak menggunakan pakaian tradisional khas Arab, melainkan Abuya memakai kemeja putih dengan celana bahan katun, terlihat gagah, menawan dan berkharisma, kali ini juga tampilanya berbeda, tidak lagi memakai sorban dikepalanya, terlihat rambutnya pendek cepak, rapi, sungguh sangat terlihat berbeda dari penampilanya tadi siang, pak Damar membukakan pintu mobil untuk Abuya kemudian pak Damar  masuk ke pintu depan mobil, dan mereka pergi keluar dari gerbang besar, aku berjalan masuk kembali masuk kedalam kamar.

Membereskan pakaianku dari dalam lemari untuk besok dipindahkan ke kamar dalam, aku rebahan sebentar hingga ternyata tak terasa aku ketiduran, kurasakan sebuah tangan menepuk pipiku pelan, membangunkanku, kubuka mataku, terlihat didepanku, pak Damar, masih memakai seragam supir nya, kulihat jam dinding menunjukan pukul 11.30 malam, lama sekali aku tertidur fikirku.

"Ketiduran tah ?."

"Iya pak aduh, lagi beresin baju kok ngantuk banget."

"Tuh, dimeja ada makanan, dibeliin sama Abuya, katanya buat kamu."

"Bapak dikasih juga ?." Tanyaku.

"Banyak makanan mah, jadi bapak minta uang nya saja haha." Begitu kata pam Damar sambil membuka baju dan celana supir nya, dia kemudian mengunci pintu kamar dan menutup jendela yang gordengnya yang masih terbuka.

"Sana makan dulu!." Ujar pak Damar.

"Nggak ah, buat besok aja, masih kenyang aku." Jawabku.

"Mau langsung aja ?." Tanya pak Damar tiba tiba.

"Langsung aja apa pak ?." Tanyaku pura pura polos.

"Hmmm, tadi awal ketemu udah nanya nanya istri, trus pas bapak tidur bangunin bapak sambil pegang pegang kontol bapak, apalagi kalo bukan mau ya kan ?." Tanyanya sambil duduk disebelahku, aku hanya diam tak menjawab, masih pura pura polos padahal diotak ku fikiran fikiran kotor sudah penuh.

"Jadi gimana ? Mau gak bantuan bapak ?." Tanya pak Damar lagi sambil tanganya merangkul bahuku dan mengusapnya pelan, aku mengangguk pelan mengiyakan, melihat itu pak Damar yang hanya memakai celana dalam memeluku dan menidurkanku dikasurnya, pak Damar menindih badanku kemudian membuka bajuku, tanganya yang kasar dengan keras meremas remas susuku, membuatku menjerit pelan, pak Damar reflek membekap mulutku.

"Jangan jerit jerit, nanti ada yang denger!!." Perintah pak Damar, aku melepaskan tangan pak Damar dari mulutku.

"Lagian bapak, keras banget ngeremes tetek aku, sakit kan." Jawabku merajuk, pak Damar tertawa sambil meminta maaf, lalu kembali meremas tetek ku, kali ini lebih lembut dan pelan, pak Damar kemudian menciumi tetek ku bergantian kiri dan kanan.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang