Ch.44 Ternyata Malapetaka

4.2K 179 40
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.44

THIRD P.O.V

Ibrahim bangun dari tidur siangnya bersama Abuya, angin yang masuk dari jendela kamar Abuya yang membangunkannya, ia terduduk diatas kasur, menatap ke arah jam dinding, pukul dua sore, Ibrahim menggoyangkan badan Abuya, berusaha membangunkan Abuya, dan benar saja, Abuya membuka matanya perlahan kemudian menatap ke wajah Ibrahim.

“Pukul berapa?.” Tanya Abuya.

“Pukul dua sore Abuya.” Jawab Ibrahim, Abuya mengikuti Ibrahim, duduk diatas kasur, Abuya menggosok matanya, mungkin penglihatannya sedikit blurry, Ibrahim turun dari kasur kemudian menutup jendela kamar Abuya.

“Dingin sekali angin sore ini Abuya, tidak seperti biasanya.” Ucap Ibrahim.

“Pantas saja, biasanya saya jika tidur siang selalu berkeringat, kali ini tidak sama sekali, apa sedang terjadi perubahan cuaca ya?.” Tanya Abuya, ia kemudian turun lalu masuk ke dalam kamar mandi, Abuya tidak menutup kamar mandinya, ia berdiri didepan closet, kemudian terdengar gemercik air dari dalam kamar mandi, Abuya sedang kencing, ada sekitar satu menit Abuya kencing, banyak sekali sepertinya, setelah selesai, Abuya memakai baju lagi, kali ini ia memakai long sleeves shirt, lalu ia mengganti celana pendeknya dengan celana jogger panjang, udara sore ini memang sangat begitu berbeda, seperti terasa lebih dingin.

“Mau makan sekarang Abuya?.” Tanya Ibrahim, Abuya menggelengkan kepala.

“Tidak dulu, nanti saja, perut saya masih kenyang.” Jawab Abuya, Ibrahim mengangguk kemudian izin untuk keluar dari kamar Abuya.

“Brahim!.” Ujar Abuya, Ibrahim menghentikan langkahnya kemudian berbalik.

“Iya Abuya?.” Abuya diam sejenak, seperti hendak mengatakan sesuatu, namun tidak ada kata yang keluar dari mulut Abuya.

“Abuya?.” Tanya Ibrahim kembali.

“Ah, saya mau minta tolong buatkan susu hangat dan bawa ke ruang tengah ya.” Jawab Abuya cepat, tapi wajah Abuya seperti terlihat berbeda, seperti bukan itu yang akan ia ucapkan, Ibrahim mengangguk pelan kemudian keluar dari kamar Abuya.

Ibrahim mencuci wajahnya, menghilangkan sisa sisa kantuknya, membuatnya kembali segar, ia berjalan kedapur.

“Masak apa?.” Tanya Ibrahim kepada Amihan.

“Daging kambing kecap, daging sapi panggang, lalu, tuan Emir request untuk dibuatkan samosas, roti tamis dengan saus dippingnya.” Jawab Amihan sambil mencicipi saus buatannya.

“Hmmmm, wanginya lezat sekali Amihan, dan kelihatannya benar benar menggugah selera.” 

“Mau makan sekarang Brahim?, Sudah ada yang matang kok.” Ucap Amihan, Ibrahim menggelengkan kepala menolak.

“Nanti saja Amihan, bersama Abuya.” Jawab Ibrahim, Amihan mengangguk.

“Chocolat milk powder dimana ya Amihan?.” Tanya Ibrahim.

“Mau buat susu?.” 

“Bukan untukku, Abuya yang tumben sekali minta dibuatkan susu coklat panas, aku tidak pernah membuat itu sebelumnya, jadi aku tidak tahu apakah ada susu nya?.” Jawab Ibrahim.

“Ada, diatas lemari sana, belum terbuka, karena tidak ada yang suka susu panas disini.” Jawab Amihan, Ibrahim mengangguk kemudian mengambil milk powder didalam lemari, benar saja, masih tersegel, belum dibuka sama sekali, ia membuat susu coklat panas itu kemudian membawanya ke ruang tengah, disana sudah ada Abuya sedang duduk sambil menonton televisi.

“Abuya, ini susu panasnya.” Ucap Ibrahim sambil menyimpan gelas susu itu diatas meja depan Abuya.

“Terimakasih Brahim.” Ucap Abuya.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang