Ch.42 Damai?

4.6K 185 38
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.42

“Abuya, kapan kita pulang?.” Tanyaku, Abuya yang sedang duduk disofa dalam tenda melirik ke arahku.

“Kamu sudah ingin pulang hm?.” 

“Bukan begitu Abuya, saya jadi tidak enak oleh pekerja yang lain, mereka nanti merasa bahwa saya lebih dispesialkan, terlebih lagi saya tidak enak kepada tuan Emir, kita berangkat tanpa pamit kepadanya, apa sekarang dia sedang khawatir ya?.” Tanyaku, Abuya turun dari sofa dan berjalan ke arah kota minuman, ia mengambil sebotol soft drink, membuka tutupnya kemudian menyerahkanya kepadaku, aku tersenyum sambil mengambil softdrink itu.

“Terimakasih.” 

“Hm, tidak usah khawatir, sebelum kita pergi, saya sudah bicara dengan Emir, dan dia mengerti, tidak perlu khawatir tentang Emir, dia sudah tahu, dan dia mengizinkan, nikmati saja liburan ini Brahim, liburan kita.” Jawab Abuya sambil duduk disampingku, aku diam saja tidak menjawab Abuya.

“Mau pulang saja?.” Tanya Abuya.

“Boleh Abuya?.” 

“Tentu saja, tapi sebelum itu, kita makan siang dulu ya.” Ucap Abuya, aku mengangguk, Abuya membereskan tas kami, memasukannya kedalam bagasi mobil, lalu berangkat menuju gerbang camping ground.

“Hanya satu hari saja tuan?, Masih ada sisa satu hari lagi.” Tanya penjaga gerbang.

“Satu hari saja sudah cukup, kami hanya mencari suasana baru saja, dan ternyata memang tempatnya bagus dan nyaman, tidak sia sia saya datang dan berkemah disini.” Jawab Abuya.

“Semoga anda mendapatkan pengalaman yang menyenangkan disini, dan tidak ragu untuk kembali lain waktu.” 

“Terimakasih, ini tips untukmu.” Ucap Abuya sambil memberikan beberapa lembar uang kepada penjaga gerbang itu, dia berterimakasih kemudian membukakan gerbang, Abuya menjalankan mobilnya ke arah kota, kami berhenti dan singgah disebuah hotel mewah, parkir lalu Abuya menggandeng tanganku menuju resepsionis.

“Selamat datang tuan-tuan, ada yang bisa saya bantu?check in?.” Tanya resepsionis itu, resepsionis itu adalah seorang pria muda, ku tebak sekitar awal dua puluh lima tahun, tersenyum kepada Abuya.

“Tidak, kami hanya ingin pergi ke restaurant, lounge and bar saja.” Jawab Abuya, wajah pria itu sedikit berubah.

“Mohon maaf sekali, tetapi lounge and bar dan restaurant hanya terbuka bagi guest yang sudah check in saja.” Jawab receptionist.

“Lho?, Sudah berubah ya aturan nya?, Dua minggu yang lalu saya dengan client makan di restaurant didalam hotel dan bisa, kenapa sekarang tidak?.” Tanya Abuya heran.

“Ahh, iya kah?, Mungkin itu karena client anda sudah melakukan rsvp terlebih dahulu, atau mungkin client anda orang yang sangat penting?.” Jawab Receptionist, wajah Abuya sedikit masam, mungkin merasa tersinggung, tidak mungkin client nya saja yang orang sangat penting, apakah Abuya bukan orang yang penting? Ego Abuya sedikit tersentil, Abuya mengangguk kepada receptionist itu kemudian menyuruhku menunggu sebentar disini, ku lihat Abuya berjalan kebelakang, mengeluarkan handphonenya lalu menelpon seseorang, terlihat mengangguk beberapa kali, kemudian menutup telfonnya, belum sempat Abuya berjalan kemari, telfon di receptionist berbunyi, pria itu mengangkat telfon, berbicara dengan orang disebrang telfon, wajahnya sedikit memucat, bibirnya bergetar, kemudian mengangguk beberapa kali kemudian menutup telfonnya, tepat saat Abuya kembali berada didepan receptionist, pria itu dengan cepat menjabat tangan Abuya sambil tersenyum canggung.

“Selamat datang di Hilton Tower tuan Hussein, mari saya antar ke restaurant kami.” Ucapnya sambil berjalan keluar dari table receptionist, Abuya menatapku sambil tersenyum kemudian menyuruhku untuk mengikutinya.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang