II32II

42.8K 1.4K 6
                                    

Selamat membaca....

__________

Violyn keluar ruangan itu dengan wajah dingin. Ia berjalan tanpa menghiraukan tatapan bingung dari para anggota.

Violyn bahkan tidak menemui Kevanno di ruangannya. Ia terus berjalan keluar markas the Devil. Wajahnya terlihat merah menahan amarah yang ditahannya. Ia keluar dari bangunan itu dan langsung menuju ke mobil tanpa sepatah kata pun.

Violyn mengendarai mobil itu begitu kencang. Didukung dengan jalanan sepi yang ia lewati membuatnya semakin menjadi. Mobil mewah itu melesat begitu cepat.

Setetes air mata jatuh di pipi Violyn. Ia memejamkan matanya menahan emosi yang hampir meledak. Tangannya mencengkram stir mobil dengan kuat.

20 menit perjalanan, akhirnya Violyn sampai di tujuannya. Mansion Marquez.
Ia keluar dan menutup pintu mobil dengan sangat kuat. Membuat para penjaga yang melihatnya kebingungan.

Violyn masuk ke dalam dengan wajah datarnya. Tidak ada senyuman yang seperti biasa ia tunjukkan.

Violyn berhenti tepat saat melewati ruang keluarga. Semuanya sedang berkumpul kecuali Alvaro dan Gion. Hanya ada Bella, Tamara, dan Giana. Mereka semua sedang bersantai tanpa menyadari keberadaan Violyn.

Tamara yang tak sengaja menoleh, tersenyum ketika menyadari Violyn. "Eh.. Vi. Sini-sini gabung sama kita"

Violyn, gadis itu tak menjawab. Ia berjalan dengan wajah dinginnya ke arah Bella. Bella sendiri menatap bingung ke arah Violyn. Gadis itu berdiri sehingga sekarang posisi mereka berhadapan satu sama lain.

"Ada apa bun? Kok ngeliatin aku gitu banget?" Tanya Bella kebingungan.

"Gue mau nanya sama lo, Tapi tolong jawab pertanyaan gue dengan jujur" Ucap Violyn datar.

Bella mengangguk, "Oke. Bunda mau tanya apa? Tanya aja, aku bakal jawab jujur kok"

"Kejadian waktu di club dan Hotel. Itu ulah kalian?" Tanya Violyn menatap Bella.

"Nggak! Aku gak mungkin ngelakuin itu sama bunda" Tegas Bella yakin.

"Oiya? Terus gimana sama ini?" Violyn memutar sebuah rekaman suara.

__

"Lo seneng?"

"Gue seneng. Jalang itu hancur dan sebentar lagi gue yakin Violyn bakal nikah sama bokap gue"

"Hahahaha.. lo gak takut Violyn tau dan marah sama lo"

"Dia gak bakal marah kalau dia gak tau"

"Lo licik juga ya"

"Bukan licik, tapi cerdas"

"jangan lupa bayaran gue"

"Ck.. nggak ikhlas banget bantuin sepupu sendiri"

"Gak ada yang gratis di dunia ini Bell. Rencana lo itu cukup berat, Untuk aja semuanya lancar. Gue gak kebayang kalau bokap dan grandma lo tahu apa yang kita lakuin. apalagi tante marah juga ikut"

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang