II4II

72.6K 2.4K 7
                                    

Selamat Membaca

~0~

Setelah memastikan semua kebutuhan sudah terbeli, Mereka memutuskan kembali ke apartement. Kevanno memasukkan barang belanjaan ke bagasi mobil dan Vio yang langsung naik ke mobil.

Setelah itu Kevanno naik dan mulai menjalankan mobilnya. Cukup lama mobil itu berjalan, Vio menutup matanya karena merasa mengantuk, namun tak lama kemudian ia membuka matanya karena merasakan mobil mereka berhenti.

Vio menoleh ke sebelah kanan, dan kosong. Kevanno tidak ada di sampingnya. Belum selesai dengan kebingungannya, Tiba-tiba kaca jendela mobilnya diketuk begitu keras yang membuat Vio terperanjat kaget.

TOK!!

TOK!!

Dari luar tampak seorang pria urakan yang menggedor-gedor kaca jendela.

"Anjing!! " Vio baru sadar ketika melihat ke depan. Kevanno sedang bertarung dengan beberapa orang berbaju hitam.

Sejenak Vio mencari sesuatu, senyum terbit ketika melihat sesuatu yang menguntungkan. Ia menyelipkan benda itu di saku dressnya tepat bersamaan dengan itu pintu mobil terbuka dan seseorang menariknya kasar.

"Menyerah atau gadis ini akan kami habisi" Ucap seorang lelaki yang menodongkan pisau di leher Violyn.

Spontan Kevanno menoleh. Seketika wajahnya menggelap dan matanya memandang tajam lelaki yang menodongkan pisaunya ke leher Vio

"Jangan sentuh dia bajingan! " Kevanno memandang dingin ke arah lelaki itu.

"Hahahahaha.. Tenanglah Kevanno, aku tak akan menyakitinya jika kau menyerah! "

"Sialan!! LEPASKAN DIA BRENGSEK!! Urusan kalian dengan ku! Tidak ada hubungannya dengan dia! "

Lelaki itu menuntun Violyn berjalan mendekat ke hadapan Kevanno. Tampak urat-urat di leher Kevanno menonjol menahan amarah.

"Auh.. " Ringis Violyn kala pisau itu menyayat sedikit leher putihnya.

Mendengar Ringisan Violyn membuat amarah Kevanno semakin memuncak, apalagi darah pekat itu sedikit keluar.

"Lepaskan dia" Ucap Kevanno dengan nada rendah.

Violyn sendiri menatap kesal lelaki yang memegangnya, sesekali meringis karena rasa perih di lehernya.

"Anjing leher mulus gue jadi luka! Bajingan sialan! "

Tidak bisa menahan lebih lama, dengan sekejap Violyn membanting tubuh lelaki itu ke tanah.

BRAAK..

Violyn mengibas-ngibaskan tangannya seolah ada kuman yang menempel disana. Dengan santai ia menginjak tangan pria yang berani menyentuhnya tadi.

"Ini tangan yang nyentuh gue kan?! " Bahkan tak segan gadis itu menendang tubuh pria itu beberapa kali.

Sementara Kevanno menatap aksi Violyn dengan kekehan kecil khasnya.

"Gue paling benci disentuh orang asing! Apalagi manusia bajingan kaya lo. Brengsek!!! Mati lo sialan! " Violyn terus melampiaskan kemarahannya pada pria itu. Bahkan ia sudah mengeluarkan sebilah pisau yang diselipkannya tadi dan menodongkannya ke arah Pria itu, Tapi untung saja Kevanno langsung mencegahnya dengan memeluk gadis itu dari belakang.

"LEPAS! LEPASIN AKU OM! BIAR BAJINGAN INI MATI!"

Kevanno semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping milik Violyn, "Keep Calm baby girl, biar dia jadi urusan saya" Bisik Kevanno tepat ditelinga Violyn.

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang