II28II

68K 1.8K 65
                                    

Selamat membaca ges..

Oiya..jangan lupa Follow aku ig aku@puutrh_. 

__________

"AAAAAAAAAA" 

Kevanno yang sedang tertidur terpaksa harus membuka matanya mendengar teriakan yang menggema di kamar itu. Ia melihat ke samping dimana Violyn sudah duduk dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Terlihat gadis itu menggeleng kecil sambil bergumam pelan.

"Ada apa sayang?" Tanya Kevanno dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Violyn yang mendengar pertanyaan itu seketika menatap tajam pria di sampingnya. "Ada apa?! Om bilang ada apa?! Apa yang udah om lakuin sama aku?!" Tersirat nada kekecewaan pada nada bicara Violyn.

"Tenang. Kamu tenang dulu! saya akan jelaskan semuanya" Ucapa Kevanno.

Kevanno yang tadinya berbaring kini duduk di sebelah Violyn. Ia menghela napas pelan melihat Violyn yang enggan menatapnya.

Kevanno mulai menceritakan semuanya pada Violyn. Dimana saat Bella menghubunginya karena Violyn hilang. Lalu saat di tengah perjalanan menuju Club tempat mereka party, Kevanno mendapat pesan dari seseorang yang mengatakan jika Violyn berada di Hotel ini. Maka secepat kilat Kevanno menuju Hotel ini dan menemukan Violyn dalam keadaan terpengaruh obat perangsang. Kevanno juga menjelaskan bagaimana ia menolak saat Violyn ingin menciumnya. Namun apalah daya, ia juga laki-laki normal.

"Siapa?" Tanya Violyn dengan suara paraunya. Kevanno dapat melihat jika Violyn menangis.

"Siapa yang mengirim pesan itu?" Tanya Violyn sekali lagi.

Kevanno menggeleng pertanda tidak tahu. Pria itu menghela napas berat kemudian menatap intens Violyn. "Saya gak tau"

Violyn menundukkan kepalanya dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Gadis itu, ralat wanita itu menangis pelan membuat Kevanno tidak tahan untuk tidak memeluknya. Berulang kali Kevanno membisikkan kata maaf di telinga Violyn.

Lima menit Violyn menangis, akhirnya berhenti juga. Ia melepas pelukan Kevanno dan menatap wajah pria itu.

"Kita benar-benar melakukannya?" Tanya Violyn pelan. Ntahlah, rasanya ia masih belum percaya dengan apa yang terjadi.

Kevanno hanya mengangguk kemudian mengucapkan kata maaf lagi. "Saya minta maaf"

Violyn menghela napas kasar, "Om gak sepenuhnya salah. Ini juga salah aku yang bisa-bisanya lengah sama mereka" Violyn mulai menceritakan awal mula ia terkena obat perangsang.

"Harusnya aku gak minum, harusnya aku gak pergi ke party itu" Sesal Violyn mengusap rambutnya kasar.

"Kamu gak salah, yang salah adalah mereka yang berani menyentuh kamu" Ucap Kevanno berwajah  dingin. Tapi tatapan itu kembali melembut saat melihat Violyn. 

Kevanno mengambil Hpnya yang berada di atas nakas, "Bawakan satu set pakaian pria dan wanita ke hotel xxx sekarang! Ingat, pakaian yang tertutup!"

Setelahnya hanya ada keheningan di atara mereka. Violyn yang merasa canggung pada Kevanno. 

"Saya akan menikahi kamu"

Deg

Spontan Violyn menoleh dengan wajah terkejutnya. "Ni-nikah?"

Kevanno mengangguk, "Saat Vian sampai di indonesia, saya akan langsung bicara sama papi kamu"

Violyn menggeleng kaku. "Nggak usah om! Om nggak perlu nikahin aku. Ini kecelakaan! Anggap aja kejadian ini gak per-"

"Kalau kamu hamil?"

Damn! Ucapan Kevanno berhasil membungkam Violyn. Ia terlihat berpikir dan membuang napas berkali-kali.

"Belum tentu aku hamil"

"Jangan pernah berpikir untuk meminum obat pencegah kehamilan" Ucap Kevanno seakan tahu apa yang dipikirkan Violyn.

"Terus gue bakal nurut gitu? Yakali! Gue belum siap hamil!" Batin Violyn menatap ke arah lain. 

Keduanya kembali terdiam sampai orang suruhan Kevanno datang membawa sebuah totebag yang berisi dua set baju. Kevanno pun beranjak dan membuka pintu. Keningnya mengerut ketika dengan mudahnya ia membuka pintu. 

"Bukannya semalam pintu ini terkunci? Siapa yang membukanya?"

Setelah mengambil totebag berisi pakaian itu, Kevanno memberikan satu set pakaian wanita pada Violyn.

"Mandilah lebih dulu" 

Violyn mengangguk pelan. Dengan susah payah ia berjalan dengan tubuh berbalut selimut. Kevanno yang melihat itu terkekeh kecil. Sungguh menggemaskan! Violyn terlihat seperti kepompong.

"Perlu bantuan sayang?" Tanya Kevanno yang langsung mendapat lirikan tajam dari Violyn.

"Nggak usah! Makasih" Ketus Violyn. "Fuck! Punya gue perih banget anjing!"

Kevanno terkekeh kecil melihatnya. Dasar keras kepala! Biarpun begitu diam-diam Kevanno berjalan ke arah Violyn dan menggendongnya.

"Diam dan menurutlah" Titah Kevanno sebelum Violyn kembali protes.

Kevanno meletakkan Violyn ke dalam bathub secara perlahan-lahan. Kemudian mengacak pelan rambutnya dan mengecup keningnya. Lalu meninggalkan Violyn yang mencak-mencak kesal karena ulahnhya.

__________

Saat ini keduanya sedang berada di mobil Kevanno. Setelah membersihkan tubuh, mereka pun memutuskan pulang. Terlebih Violyn yang belum memberitahu Maggie dan Bella sejak tadi. pasti kedua sahabatnya itu mencarinya.

"Mau makan dulu?" Tanya Kevanno yang dibalas gelengan oleh Violyn. Tiba-tiba wajah Violyn berubah masam. Padahal sebelumnya ia tidak seperti itu.

"Punya kamu masih sakit?"

Plaak

Tamparan keras Kevanno dapatkan di bibirnya. Ia melihat Violyn yang menatapnya dengan sangat tajam. "Frontal banget! Aku tuh lagi badmood! Mending Om diem!"

Kevanno mendatarkan wajahnya. "Dasar perempuan! perasaan tadi gak kenapa-kenapa" Ucap Kevanno yang tentu hanya ia ucapkan dalam hati.

Sedangkan Violyn, Gadis yang kini menjadi wanita itu hanya menatap pemandangan dari jendela mobil. Menatap bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Bahkan ia tak sadar jika mobilnya berhenti dan Kevanno sudah tidak ada di tempatnya.

"Ntah gue harus bersyukur atau sedih setelah ini" Violyn menyenderkan kepalanya. Jujur ia bingung. Sedih karena hal yang paling ia jaga kini hilang begitu saja. Bersenyukur karena yang mengambil mahkotanya bukan orang asing. Violyn tahu, bukan berarti ia harus senang mengetahui jika Kevanno yang tidur dengannya. Tapi tak dipungkiri ada sedikit perasaan lega ketika mengetahui jika Kevanno yang tidur bersamanya.

"AAArgh! Fuck!...ini semua pasti ulah cewek sialan itu! Gara-gara dia gue kehilangan mahkota gue!Liat apa yang gue lakuin sama lo!" Gumam Violyn dengan penuh kebencian. Kedua tangannya mengepal kuat membuat kuku panjangnya hampir menusuk kulit. Sampai kepalan itu mengendur merasakan genggaman hangat dari Kevanno yang ternyata sudah kembali.

"Tangan kamu bisa luka" Ucap Kevanno lembut lalu meletakkan sebuket bunga, satu es krim dan sekotak Coklat di atas paha violyn.

"Jangan Badmood lagi. Saya gak suka liat wajah kamu cemberut" Setelah itu Kevanno kembali menjalan mobilnya. 

Ia hanya tersenyum tipis tanpa menoleh walau tahu jika Violyn menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Orang yang berani menyentuh kamu, akan saya pastikan mendapat balasannya" 

Violyn tertegun mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Kevanno. Benarkah pria ini akan membantunya?

"Gunakan saya sebagai senjata kamu" 

__________

Makasiii udah bacaaa cerita ini...

Makasiii buat kalian yang udah Vote dan komen di setiap babnya...Karena itu ngebuat aku jadi tambah semangat buat nulis.

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Where stories live. Discover now