II27II ++

89.1K 1.6K 2
                                    

Selamat Membaca sayang-sayangku

__________

"Saya tidak mau merusak kamu" Ucap Kevanno berusaha mencegah Violyn yang berusaha ingin menciumnya. Gadis itu terlihat seperti cacing kepanasan.

Ya, Pria yang mendobrak pintu itu adalah Kevanno. Ntah bagaimana pria itu bisa berada di hotel tempat Violyn berada.

Violyn menggeleng lemah menatap Kevanno, "..Aku gak kuat ini..bener-bener panas!"

"Tahan Vio, Kita akan kembali ke mansion" Kevanno berusaha membawa Violyn keluar. Namun sialnya kamar itu malah terkunci.

Violyn terus menggeliat kepanasan di pelukan Kevanno. Gadis yang setengah sadar itu terus berusaha mencium Kevanno yang berusaha menolaknya.

"Jang-"

Cup

Kevanno terdiam saat Violyn mencium bibirnya. Gadis itu sudah mengalungkan tangannya leher Kevanno. Kevanno, Pria itu masih terdiam merasakan benda kenyal dan lembut menempel di bibirnya.

"Kamu yang memaksa sayang, maka jangan salah saya" Kevanno membalas Ciuman itu dan menggendong Violyn menuju kasur.

"Emppph~" Tubuh Violyn terhempas ke atas kasur dan langsung ditindih Kevanno.

Posisinya Violyn berada di bawah Kevanno di atas dengan bibir yang masih menyatu. Bahkan Ciuman Kevanno menjadi lebih bringas. Ia sengaja menahan lengan Violyn di sisi kepala Violyn.

"Eenghh..." Erang Violyn saat Kevanno mulai menciumi lehernya.

Kevanno mulai meremas dua daging kenyal milik gadisnya.

"Ahh~" Desah Violyn membuat Kevanno segera bangkit dan melepas seluruh pakaiannya yang melekat di tubuhnya.

Ntah sadar atau tidak Violyn juga ikut melepas pakaiannya dan mencampakkannya ke sembarang arah.

Kevanno yang sudah lupa diri langsung memposisikan miliknya yang sudah sangat keras. Apalagi milik Violyn yang sangat basah membuatnya terlihat sangat menggiurkan.

Jleb

"Aarghhh"

__________

"Gimana?" Tanya Rose menatap Clara.

"Beres. Sesuai rencana, dia udah dibawa sama orang gue" Jawab Clara tersenyum. Rose membalas senyuman itu tak kalah lebar.

"Lo gak lupa kesepakatan kita kan?" Tanya Clara. Wajah Rose langsung berubah masam mendengarnya. Ia tentu tau kesepakatan yang dimaksud Clara. Gadis itu mengepalkan tangannya menahan gejolak arah pada dirinya.

"Engga dong! Arvan milik lo sekarang" Rose berusaha tersenyum menutupi kekesalannya.

"Thanks" Ujar Clara tersenyum lebar.

"Sial! Gue gak akan biarin itu terjadi. Arvan tetap milik gue!"

"Jangan lupa rekam jalang itu" Kata Rose kemudian pergi dari sana meninggalkan Clara yang tersenyum miring menatapnya.

"Lo terlalu serakah Rose" Gumam Clara menatap punggung Rose yang mulai menghilang dari pandangannya.

Clara meninggalkan ruangan itu dan kembali ke tempat teman-temannya. Dari tempatnya ia dapat melihat Maggie dan Bella yang terlihat panik bukan main.

"Permainan yang cukup seru" Clara meneguk segelas Wine kemudian kembali bergabung dengan teman-temannya.

__________

Plok

Plok

Plok

"Ahh~Ahh Om Kevan Ahh~" Desah Violyn keras. Ini sudah hampir dua jam dan tiak ada tanda-tanda kegiatan panas mereka akan berakhir.

Kevanno sendiri sudah beberapa kali mengeluarkan cairannya di dalam tubuh violyn. Pikirannya seolah tidak berfungsi. Yang ada hanya ada rasa nikmat bercinta. Apalagi ia melakukannya dengan Violyn, gadis yang cintai. Violyn benar-benar membuatnya lupa diri.

Violyn yang memang sudah lupa diri ditambah pengaruh obat perangsang membuatnya kehilangan akal. Tubuhnya terasa nikmat dan terus meminta lebih. Seperti saat ini, ia melenguh kencang dna terus meminta tusukan yang lebih cepat dan dalam.

"Ahh~Om Faster Ahh~" Desah Violyn kencang dan dibalas tusukan keras dari Kevanno.

plok

Plok

Plok

Tubuh Violyn bergerak kencang seiring hujanan kasar dari pria di atasnya. Kevanno terus saja menghujam kesetanan. Ia hampir sampai lagi.

"Ahhh~Ahh" Tubuh Violyn mengejang. Kakinya bergetar dengan wajah yang memerah penuh keringat.

Kevanno yang juga merasa akan kembali mendapat pelepasannya memegang pinggang Violyn lalu bergerak semakin menggila.

Plok

Plok

Plok

"Akhh~Aahk" Tubuh Violyn bergetar namun Kevanno memilih terus menghentak cepat.

Beberapa detik kemudian, Kevanno melesatkan kejantannya sedalam yang ia bisa dan menembakkan cairan cintanya.

Crott crott

Tubuh Violyn melemas dengan napas berat lalu menutup mata. Sedangkan Kevanno masih mengatur napasnya lalu melihat kepunyaan mereka yang menyatu.

Kevanno menghela napas berat, kemudian menarik miliknya keluar. Cairan pelepasan mereka membanjiri daerah kewanitaan Violyn. Kevanno lalu menatap Violyn yang sudah tertidur. Pingsan atau tertidur, Kevanno tidak tau. Dilihat dari napas Violyn yang teratur, sepertinya gadis itu tertidur karena kelelahan.

Ia segera menyelimuti tubuh Violyn. Pria itu memakai boxer miliknya lalu berbaring di samping Violyn. Kemudian memeluk Violyn dari belakang dan ikut menyusul Violyn ke dalam mimpi.

Di sisi lain, Maggie dan Bella kini berada di mobil. Kedua gadis itu memutuskan untuk pulang setelah tidak menemukan Violyn dimanapun. Maggie yang menyetir dan Bella yang masih berusaha menghubungi Kevanno.

"Ngga bisa juga?" Tanya Maggie melihat Bella yang berdecak berkali-kali.

"Ngga" Wajah Bella tampak kesal saat tidak berhasil menghubungi Kevanno. Teleponnya berkali-kali diabaikan.

Maggie menghela napas Pelan, "Yaudahla, yang penting sekarang gue nganterin lo pulang dulu. Ntar gue juga bantu tanya sama Opa gue" Bella mengangguk pelan dan menyimpan HP di Slingbag miliknya.

Dua puluh menit kemudian, akhirnya mobil mewah itu sampai di Mansion Marquez. Dikarenakan Maggie yang sangat kencang membawa mobil, mereka pun cepat sampai Ke mansion Bella. Bella pun turun dan melambaikan tangannya ke Maggie.

"Gue masuk, Lo hati-hati"

Maggie mengangguk dan menjalankan mobilnya setelah memastikan Bella masuk Ke dalam mansion.

Bella yang sudah berada di dalam Mansion tak sengaja melihat Tamara yang berjalan menuruni tangga. Segera Bella menghampiri tantenya itu.

Tamara yang menyadari Bella menghampirinya tersenyum tipis. Keduanya saling bertatapan dan melempar senyum.

"Langsung istirahat" Ucap Tamara mengelus kepala Bella yang dibalas senyum oleh gadis itu.

Bella berjalan menuju kamarnya. Setelah sampai gadis itu langsung membanting tubuhnya di atas kasur. Lama kelamaan Mata gadis itu tertutup sempurna bersama senyuman tipis yang tidak hilang dari wajahnya.

__________

Makasiii udah bacaaa cerita ini...

Makasiii buat kalian yang udah Vote dan komen di setiap babnya...Karena itu ngebuat aku jadi tambah semangat buat nulis.

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang